biasanya dapat menjadi sumber gora hal yang jelek, yang tidak diinginkan bagi orang tua. Dan anak perempuan biasanya menjadi sumber yang baik bagi orang tua.
Dengan kehadiran anak dalam keluarga, memberi kesempatan pada orang tua untuk menajarimendidik, membimbingmenasehati, mengendalikan anak, sehingga
anak dapat berperan melakukan cara hidup yang mempunyai arti. Hal ini akan dapat memberikan kesenangan, kebahagiaan, kepuasan dan kasih sayang dalam kehidupan
kepribadian orang tua. Dengan mempunyai anak orang tua merasa lebih aman terutama jika orang tua dalam kesusahan dimana anak dapat berperan membantu
mereka. Secara psikologis anak merupakan tempat pasangan suami-istri mencurahkan
kasih sayang selain pada pasangan hidupnya. Mulai dari kandungan anak telah memberikan peranan bagi orang tua dalam mencurahkan kasih sayang sehingga
mereka mendidik dan membesarkannya. Dalam membesarkan anak kadang kala memberikan tantangan, akan tetapi justru tantangan tersebut lebih mendewasakan
mereka sebagai orang tua dan memungkinkan mereka mengingat masa kecilnya.
5.1.3. Keikutsertaan Ibu PUS dalam Program KB
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar tidak menjadi akseptor KB yaitu sebanyak 53 orang 57,6. Hasil penelitian ini sesuai dengan data akseptor baru di
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan sejak tahun 2006- 2007 dapat dilihat dari hasil pendapatan Keluarga Sejahtera yang dilaksanakan setiap
tahunnya. Berdasarkan hasil pendataan dua tahun tersebut dapat dilihat bahwa pencapaian akseptor baru sangat rendah, yaitu hanya 14,25 pada Tahun 2009 dan
Universitas Sumatera Utara
13,43 tahun 2010 dengan pertumbuhan yang sangat rendah pula, yaitu hanya 0,73. Pencapaian ini masih dibawah target yang telah ditentukan oleh pemerintah
dan tidak sebanding dengan peningkatan jumlah pasangan usia subur yang ada di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara tersebut, yaitu 68,8
Dinkes Padangsidimpuan, 2010.
Rendahnya pencapaian realisasi persentase akseptor baru ini berhubungan dengan pengaruh nilai anak terhadap keikutsertaan keluarga berencana. Selain itu,
ibu-ibu yang mengikuti program KB khususnya di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara ditinjau dari kultur masyarakat masih memegang erat nilai-nilai budaya
yang dikaitkan dengan agama, sehingga program KB tidak mudah diterima oleh masyarakat tersebut. Ditinjau dari segi adat istiadat masyarakat Kecamatan
Padangsidimpuan Tenggara, khususnya dalam masalah program KB sangat sulit untuk disosialisasikan, dimana pada ibu-ibu yang mau program KB umumnya ada
rasa malu, takut pada suami, dan sebahagian masyarakat menganggap bahwa program KB itu adalah haram hukumnya membunuh bibit keturunan. Ada juga sebahagiaan
masyarakat beranggapan dan berpendapat bahwa banyak anak banyak rejeki, anak laki-laki lebih “berharga” dari anak perempuan, serta ajaran agama yang berpendapat
bahwa program KB haram, merupakan beberapa faktor kultural dan agama yang mempengaruhi persepsi pasangan usia subur terhadap program KB.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Analisis Bivariat 5.2.1 Hubungan Nilai Budaya Anak dengan Keikutsertaan Ibu PUS dalam