Dalam artikelnya yang berjudul “Theories of fertility decline: a reappraisal” 1979 Freedman juga mengemukakan bahwa tingkat fertilitas yang cenderung terus
menurun di beberapa negara pada dasarnya bukan semata-mata akibat variabel- variabel pembangunan makro seperti urbanisasi dan industrialisasi sebagaimana
dikemukakan oleh model transisi demografi klasik tetapi berubahnya motivasi fertilitas akibat bertambahnya penduduk yang melek huruf serta berkembangnya
jaringan-jaringan komunikasi dan transportasi. Menurut Freedman, tingginya tingkat modernisasi tipe Barat bukan merupakan syarat yang penting terjadinya penurunan
fertilitas. Pernyataan yang paling ekstrim dari suatu teori sosiologi tentang fertilitas sudah dikemukakan oleh Judith Blake, Ia berpendapat bahwa “masalah ekonomi
adalah masalah sekunder bukan masalah normatif”; jika kaum miskin mempunyai anak lebih banyak daripada kaum kaya, hal ini disebabkan karena kaum miskin lebih
kuat dipengaruhi oleh norma-norma pro-natalis daripada kaum kaya.
5.2.4 Hubungan Nilai Psikologi Anak dengan Keikutsertaan Ibu PUS dalam Program KB
Berdasarkan hasil analisis univariat penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai nila psikologi anak berada pada kategori buruk
yaitu sebanyak 53,3. Buruknya nilai psikologi anak karena Ibu PUS tidak membatasi kelahiran anak dengan menganggap bahwa anak dapat mendatangkan
kebahagiaan bagi keluarga, pencegah utama terjadinya perceraian, sebagai pelindung dan pemberi rasa aman, pemberi kasih sayang. Kemudian adanya anggapan bahwa
Universitas Sumatera Utara
Ibu harus melahirkan banyak anak perempuan karena anak perempuan lebih perhatian kepada orangtua saat tua nanti.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara nilai psikologi anak dengan keikutsertaan Ibu PUS dalam program KB di peroleh data bahwa dari 43 responden
dengan nilai sosial anak baik sebanyak 24 responden 55,8 yang ikut KB dan 19 responden 44,2 yang tidak ikut KB. Sedangkan dari 49 responden dengan nilai
psokologi anak buruk sebanyak 15 responden 30,6 yang ikut KB dan 34 responden 69,4 yang tidak ikut KB. Hasil uji statistik chi-square didapat nilai p =
0,020, artinya ada hubungan yang signifikan antara nilai psikologi anak dengan keikutsertaan Ibu PUS dalam program KB.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa nilai psikologi anak memiliki hubungan terhadap keikutsertaan Ibu PUS dalam program KB. Alasan
mengapa Ibu PUS menganggap bahwa nilai psikologi anak penting karena dengan kehadiran anak dalam suatu keluarga, orang tua akan merasa senang karena sudah ada
yang akan meneruskan apa yang menjadi cita-cita dan harapan mereka. Curahan kasih sayang, orang tua akan merasa bahagia ketika sudah berada
dekat dengan anaknya, orang tua akan merasa senang dan rasa letih dan capek tidak akan terasa lagi ketika sudah berada dan bercanda bersama anak-anaknya. Anak akan
membuat hubungan antara suami istri akan terjalin erat, memperoleh rasa cinta dan juga mengurangi ketegangan, kelelahan setelah seharian bekerja di ladang serta
mengusir rasa sepi di rumah, karena dengan hadirnya anak-anak di rumah, perasaan gembira dan bahagia melihat segala tingkah laku, gaya bicara dan pembawaaan
Universitas Sumatera Utara
mereka yang kadang-kadang lucu dan menggelitik hati. Perasaan terhibur di rumah karena di rumah selalu ramai dan suasana rumah akan semakin semarak dengan suara
anak-anak. Adanya perasaan memiliki, perasaan mempunyai teman, senang melihat pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Membuat orang tua tersenyum dan
tertawa dengan melihat segala tingkah laku dan gaya mereka yang lucu-lucu, sehingga dapat melupakan untuk sementara kesusahan hidup mereka. Hidup akan
terasa berarti, keluarga menjadi lengkap dan tugas suami istri telah terpenuhi secara psikologis.
Nilai anak dari segi psikologis yaitu anak dapat lebih mengikat tali perkawinan. Pasangan suami istri merasa lebih puas dalam perkawinan dengan
melihat perkembangan emosi dan fisik anak. Kehadiran anak juga telah mendorong komunikasi antara suami istri karena mereka merasakan pengalaman bersama anak
mereka. Kehadiran anak akan menghangatkan suasana sepi di rumah serta akan mengurangi ketegangan dan kelelahan setelah seharian bekerja anak sebagai sumber
kasih sayang. Anak dapat menimbulkan rasa aman dan hal ini biasanya dialami oleh orang tua yang memiliki anak laki-laki karena mereka merasa bahwa mereka sudah
memiliki anak laki-laki yang nantinya akan menggantikannya kelak dalam melaksanakan kewajiban adat, di lingkungan kerabat maupun masyarakat. Selain itu
anak juga dirasakan dapat menghibur orang tuanya memberikan dorongan untuk lebih semangat lagi bekerja karena sudah memiliki tanggungan.
Menurut Arnold dan Fawcett 1990, dengan memiliki anak, orang tua akan memperoleh hal-hal yang menguntungkan atau hal-hal yang merugikan. Nilai anak
Universitas Sumatera Utara
yang menguntungkan manfaat yaitu, Manfaat Emosional di mana anak membawa kegembiraan dan kebahagiaan ke dalam hidup orang tuanya. Anak adalah sasaran
cinta kasih, dan sahabat bagi orang tuanya, artinya dengan anak orang tua akan merasakan kebahagiaan bagi orang tua. Dengan kehadiran anak orang tua mampu
mengubah sikap keras hati menjadi lemah lembut.
5.4 Analisis Multivariat 5.4.1 Faktor yang Paling Berpengaruh terhadap Keikutsertaan Ibu