Pendidikan Responden Pekerjaan Responden

keturunan laki-laki ayah. Artinya, marga pihak laki-laki yang sudah berkeluarga akan diturunkan kepada anak, baik anak laki-laki yang disebut bayo, maupun anak perempuan yang disebut boru Fitrah 2008.

c. Pendidikan Responden

Berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak ditamatkan oleh responden yaitu pendidikan yang dikategorokan pendidikan SMP yaitu sebanyak 36 orang 39,1. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keikutsertaan dalam program KB. Semakin tinggi tingkat pendidikan diharapkan semakin tinggi pula pengetahuan dan kesadaran akan program KB. Kasarda dan Holsinger dalam Ediastuti, 1995 dalam penelitiannya menemukan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi tinggi rendahnya umur kawin pertama bagi wanita. Selain itu, tingkat pendidikan tersebut juga akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan usaha pemakaian kontrasepsi Lucas, dkk,1982. Hal ini dapat diartikan bahwa pengaruh pendidikan terhadap fertilitas terjadi melalui variabel lain yaitu umur kawin pertama serta tingkat pengetahuan dan usaha pemakaian kontrasepsi. Pendidikan dapat menunjukkan status sosial seseorang karena dengan pendidikan yang dimiliki seseorang dapat menentukan lapangan, jenis, atau status pekerjaan yang pada akhirnya akan menetukan besar kecilnya penghasilan. Berdasarkan penelitian Hastuti Sri 2003 yang mendapatkan hasil mayoritas istri PUS yang ikut ber-KB di SDIT IQRO Bekasi adalah pada kategori pendidikan Universitas Sumatera Utara tinggi. Pada analisis bivariat didapat hasil bahwa pendidikan ibu tidak berhubungan dengan keikutsertaan ber KB dengan nilai p = 0,150 Pendidikan ibu dapat mendukung perilaku ibu, sehingga diharapkan semakin tinggi pendidikan ibu semakin besar keinginan ibu untuk ber-KB, karena pendidikan menurut BkkbN 1980 merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya sesuatu hal, termasuk pentingnya keikutsertaan dalam ber-KB. Ini disebabkan seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangannya dan lebih mudah menerima ide dan tata cara kehidupan baru.

d. Pekerjaan Responden

Pekerjaan responden diperoleh berdasarkan jawaban kuesioner dengan jenis pekerjaan Petani, Wiraswasta dan PNS. Sebagian besar responden bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 47 orang 51,1. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa PUS memiliki pekerjaan atau kesibukan untuk membantu dalam mencari nafkah untuk keluarganya. Pekerjaan dapat mempengaruhi keikutsertaan ber-KB karena pekerjaan individu berhubungan dengan tingkat pendapatan. Menurut Ahmadi 2003 yang dikutip dalam Yusrizal 2008, bahwa memerangi kemiskinan hanya dapat berhasil kalau dilakukan dengan cara memberikan pendapatan yang layak kepada orang-orang miskin dan juga dengan lapangan pekerjaan yang dapat memberikan kesempatan masyarakat untuk bekerja dan merangsang berbagai kegiatan disektor-sektor ekonomi. Dalam hal ini termasuk sektor kesehatan yaitu keinginan PUS untuk Universitas Sumatera Utara menjadi peserta KB yang dalam hal ini kemungkinan membutuhkan dana untuk melakukannya. Masalah penting yang dihadapi wanita pekerja pada umumnya termasuk mereka yang melibatkan diri di sektor informal adalah peran ganda mereka yang satu sama lain harus berjalan serasi dan seimbang. Mereka diharapkan tetap dapat membagi waktu antara tugas sebagai pencari nafkah dengan tugas sebagai pengelola rumah tangga. Bagaimanapun syaratnya beban kerja di sektor ini, kegiatan tersebut tetap mereka tekuni, karena mutlak perlu di samping membantu suami menambah pendapatan juga sangat berarti bagi mempertahankan kelangsungan hidup mereka yang selalu berada di garis subsisitensi. Menurut Mayling Oey dalam Sihite 1995, fungsi produksi wanita yang menghasilkan imbalan baik berupa uang maupun bukan uang antara lain berorientasi pada pasar. Mereka yang berperan rangkap ini dalam kehidupannya menerapkan berbagai strategi hidup, misalnya, berjualan berdagang sambil mengasuh anak. Ketika anak-anak masih kecil, wanita cenderung terlibat dengan kegiatan produksi yang berlokasi dekat dengan Kondisi Pemukiman, sehingga mereka tetap dapat melaksanakan tugas rumah tangga. Para wanita petani ini sering melakukan fungsi produksinya dekat dengan rumah. Ini berarti dalam menjalankan aktivitas tersebut mobilitas fisik mereka terbatas. Jaringan sosial dan jangkauan pemasaran juga menjadi sempit. Kesempatan berhubungan dengan pedagang yang lebih besar yang mungkin dapat memberi Universitas Sumatera Utara pinjaman hampir tidak ada. Ini semua membawa implikasi sulitnya mereka mengembangkan usaha. Ruang gerak wanita yang terbatas bukan hanya karena keterkaitan mereka pada tugas rumah tangga, tetapi juga karena adanya norma dalam masyarakat yang menganggap pantang bagi mereka pergi jauh-jauh dari rumah tanpa pendamping. Mungkin norma dan nilai-nilai semacam ini tidak berlaku untuk semua wanita yang bekerja sebagai petani.

e. Penghasilan Responden

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Suami Dalam Program Keluarga Berencana di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2015

2 56 117

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUS MENGIKUTI KELUARGA BERENCANA (KB) DI WILAYAH Analisis Faktor Yang Mempengaruhi PUS Mengikuti Keluarga Berencana (KB) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sambirejo Kabupaten Sragen.

0 2 16

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUS MENGIKUTI KELUARGA BERENCANA (KB) DI WILAYAH Analisis Faktor Yang Mempengaruhi PUS Mengikuti Keluarga Berencana (KB) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sambirejo Kabupaten Sragen.

0 1 19

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Suami Dalam Program Keluarga Berencana di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2015

0 0 3

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Suami Dalam Program Keluarga Berencana di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2015

0 0 45

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Suami Dalam Program Keluarga Berencana di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2015

0 0 14

Pengaruh Nilai Anak terhadap Keikutsertaan Keluarga Berencana pada Ibu PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Tahun 2012

0 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan tentang Nilai Anak - Pengaruh Nilai Anak terhadap Keikutsertaan Keluarga Berencana pada Ibu PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Tahun 2012

0 0 43

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Nilai Anak terhadap Keikutsertaan Keluarga Berencana pada Ibu PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Tahun 2012

0 0 14

PENGARUH NILAI ANAK TERHADAP KEIKUTSERTAAN KELUARGA BERENCANA PADA IBU PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIJORKOLING PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

0 0 17