mereka telah diikutsertakan dalam membantu pekerjaan orang tua. Anak merupakan aset ekonomi yang tidak dibayar karena merupakan tenaga kerja keluarga.
Peranan anak juga penting disaat orang tua memasuki usia lanjut, dimana mereka tidak produktif lagi terhadap barang dan jasa sehingga anak merupakan
tempat pengaduan orang tuanya. Dalam hal ini anak dan segala biaya yang dikeluarkan untuk membesarkan dan menyekolahkan merupakan investasi orang tua
pada hari tuanya. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa nilai anak bagi responden masih
tinggi. Artinya, mereka masih memiliki harapan yang “tinggi” bagi anak-anaknya. Jika dahulu “Banyak Anak Banyak Rejeki”, anak dapat membantu pekerjaan orang
tua dan dapat membantu ekonomi keluarga. Sebagai aset tenaga kerja keluarga, anak tidak perlu digaji. Kehadiran anak dalam keluarga awalnya merepotkan keluarga,
akan tetapi di hari tua baik anak laki-laki maupun anak perempuan dapat membantu di hari tua serta menjadi jaminan hidup di hari tua.dari hasil penelitian ini, maka
anggapan tersebut tetap menjadi standar bagi masyarakat, terutama bagi wanita pasangan usia muda di Kota Padangsidimpuan.
c. Nilai Anak Berdasarkan Nilai Sosial
Pada penelitian ini didapat hasil mayoritas nilai sosial anak menurut Ibu PUS tentang keikutsertaan ber-KB adalah pada kategori buruk yaitu sebanyak 48 orang
52,2. Masih buruknya penilaian Ibu PUS terhadap nilai sosial anak dalam keukutsertaan program KB disebabkan karena masih tingginya harapan Ibu PUS
bahwa anak dapat menjadi tokoh sosial yang berharga di masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dapat terlihat berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.15 berdasarkan jawaban yang diberikan responden atas beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan nilai sosial anak terhadap keikutsertaan Ibu PUS dalam program KB. Adapaun alasan Ibu PUS tidak membatasi kelahiran anak karena mewajibkan
menjadi tokoh sosial di lingkungannya, banyak anak berarti memiliki banyak kesempatan untuk memiliki orang-orang yang bisa di banggakan di lingkungan sosial
atau salah satu diantaranya. Kemudian adanya anggapan bahwa memilih jenis kelamin anak yang berharga dalam kehidupan sosial baik laki-laki maupun
perempuan karena menggap anak adalah pewaris kehidupan sosial. Orang tua akan mempunyai kebahagiaan tersendiri jika dapat melihat anak-
anaknya hidup berkecukupan dan dapat mencapai cita-cita. Kebahagiaan tersebut akan lebih lengkap jika anak-anaknya melindungi dan memberi rasa aman bagi orang
tua pada usia lanjut dan mereka telah menjadi panutan bagi anak-anaknya. Kehadiran anak dalam keluarga dapat meningkatkan status bagi orang tuanya, sebagai penerus
keturunan dan merupakan pewaris harta pusaka. Anak laki-laki dapat meneruskan garis keturunanmarga orang tuanya sehingga akan lebih dihargai lagi setelah
mempunyai anak laki-laki. Harga diri merupakan bagian dari kehidupan yang diharapkan oleh seseorang. Demikian halnya dengan masyarakat Suku Angkola yang
mengharapkan status yang dihargai oleh masyarakat lainnya. Status yang dihargai tersebut dapat muncul melalui pendidikan, pekerjaan, keahlian khusus dan lain-lain.
Sihaloho, 2000.
Universitas Sumatera Utara
d. Nilai Anak Berdasarkan Nilai Psikologi