Kategori Nilai Anak Tinjauan tentang Nilai Anak

Orang tua di desa lebih menitik beratkan manfaat ekonomi dan kegunaan praktis termasuk tunjangan hari tua dari anak malah sebesar 3,6. Selanjutnya, penduduk perkotaan mempunyai jumlah anak ideal lebih rendah daripada penduduk pedesaan dan pesisir Singarimbun, 1996. Orang tua di desa lebih menitikberatkan manfaat ekonomi dan kegunaan praktis termasuk tunjangan hari tua dari anakanak, sedangkan orang tua di kota terutama yang berpendidikan tinggi menekankan aspek emosional dan psikologisnya Bongaarts, 1983.

2.1.1 Kategori Nilai Anak

Hoffman 1973 mengatakan bahwa anak memiliki nilai psikologis, ekonomi dan sosial. Secara psikologis, dengan adanya anak dalam keluarga, muncul seseorang yang dapat disayangi dan dilindungi. Ada rasa bahagia dari orang tua melihat anak tumbuh dan berkembang. Dan secara sosial, anak merupakan penerusan nama keluarga dan peningkat reputasi. Operasionalisasi konsep nilai anak didasarkan pada rumusan yang diajukan oleh Arnold dan Fawcett dalam Lucas 1990. Menurut kedua ahli ini, dengan memiliki anak, orang tua akan memperoleh hal-hal yang menguntungkan atau hal-hal yang merugikan. Apa yang diperoleh tersebut dapat dikategorikan ke dalam empat kelompok nilai, yakni nilai positif, nilai negatif, nilai keluarga besar, dan nilai keluarga kecil. Keempat kategori nilai anak tersebut meliputi sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara A. Nilai Positif Umum Manfaat 1. Manfaat Emosional Anak membawa kegembiraan dan kebahagiaan ke dalam hidup orang tuanya. Anak adalah sasaran cinta kasih, dan sahabat bagi orang tuanya. 2. Manfaat Ekonomi dan Ketenangan Anak dapat membantu ekonomi orang tuanya dengan bekerja di sawah atau di perusahaan keluarga lainnya, atau dengan menyumbangkan upah yang mereka dapat di tempat lain. Mereka dapat mengerjakan banyak tugas di rumah sehingga ibu mereka dapat melakukan pekerjaan yang menghasilkan uang 3. Pengembangan Diri Memelihara anak adalah suatu ”pengalaman belajar” bagi orang tua. Anak membuat orang tuanya lebih matang, lebih bertanggung jawab. Tanpa anak, orang yang telah menikah tidak selalu dapat diterima sebagai orang dewasa dan anggota masyarakat sepenuhnya. 4. Mengenali Anak Orang tua memperoleh kebanggaan dan kegembiraan dari mengawasi anak- anak mereka tumbuh dan mengajari mereka hal- hal baru. Mereka bangga kalau bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya. 5. Kerukunan dan Penerus Keluarga Anak membantu memperkuat ikatan perkawinan antara suami istri dan mengisi kebutuhan suatu perkawinan. Mereka meneruskan garis keluarga, nama keluarga, dan tradisi keluarga. Universitas Sumatera Utara B. Nilai Negatif Umum Biaya 1. Biaya Emosional Orang tua sangat mengkhawatirkan anak-anaknya, terutama tentang perilaku anak-anaknya, keamanan dan kesehatan mereka. Dengan adanya anak-anak, rumah akan ramai dan kurang rapi. Kadang-kadang anak-anak itu menjengkelkan. 2. Biaya Ekonomi Ongkos yang harus dikeluarkan untuk memberi makan dan pakaian anak-anak dapat besar. 3. Keterbatasan dan Biaya Alternatif Setelah mempunyai anak, kebebasan orang tua berkurang. 4. Kebutuhan Fisik Begitu banyak pekerjaan rumah tambahan yang diperlukan untuk mengasuh anak. Orang tua mungkin lebih lelah. 5. Pengorbanan Kehidupan Pribadi Suami Istri Waktu untuk dinikmati oleh orang tua sendiri berkurang dan orang tua berdebat tentang pengasuhan anak. C. Nilai Keluarga Besar alasan mempunyai keluarga “Besar” 1. Hubungan Sanak Saudara Anak membutuhkan kakak dan adik sebaliknya anak tunggal dimanjakan dan kesepian. Universitas Sumatera Utara 2. Pilihan Jenis Kelamin Mungkin orang tua mempunyai keinginan khusus untuk seorang anak lelaki atau anak perempuan, atau suatu kombinasi tertentu. Orang tua ingin paling tidak mempunyai satu anak dari masing-masing jenis kelamin atau jumlah yang sama dari kedua jenis kelamin. 3. Kelangsungan Hidup Anak Orang tua membutuhkan banyak anak untuk menjamin agar beberapa akan hidup terus sampai dewasa dan membantu mereka pada masa tua. D. Nilai Keluarga Kecil alasan mempunyai keluarga “Kecil” 1. Kesehatan Ibu Terlalu sering hamil tidak baik untuk kesehatan ibu. 2. Beban Masyarakat 3. Dunia ini menjadi terlalu padat. Terlalu banyak anak sudah merupakan beban bagi masyarakat. Sebagai barang ekonomi, anak-anak mengandung suatu arus keuntungan atau utilitas bagi orang tua mereka. Orang tua juga mengeluarkan biaya dalam memiliki dan membesarkan anak-anak mereka. Dalam memutuskan untuk memiliki seorang anak, berapa jumlah anak yang diinginkan, orang tua diasumsikan mempertimbangkan keuntungan- keuntungan yang diharapkan dari memiliki anak-anak dibandingkan secara relatif dengan biaya-biaya yang diperkirakan akan dikeluarkan. Terutama sekali, keuntungan yang diberikan anak-anak telah menurun sedangkan biayanya telah meningkat. Universitas Sumatera Utara Pengambilan keputusan mengenai jumlah anak mencakup dan mempertimbangkan dua nilai anak positif dan negatif, walaupun anak merupakan buah kasih sayang dari dua orang laki-laki dan perempuan yang terkait dalam perkawinan yang sah. Robinson dan Hrbinson 1983 yang dikutip oleh Hajar 1992 mengaktegorikan nilai anak yaitu : 1 Nilai psikologis : anak sebagai sumber hiburan bagi orang tua 2 Nilai ekonomis : anak sebagai tenaga kerja atau sarana produksi untuk meningkatkan pendapatan keluarga. 3 Nilai sosial : anak sebagai sumber ketentraman, baik di hari tua dan sebaliknya.

1. Nilai psikologis

Keluarga akan mempunyai kebahagiaan tersendiri jika telah mempunyai anak. Seorang suami akan lebih pantas disebut bapak atau ayah apabila sudah mempunyai anak dan seorang istri juga akan sempurna sebagai stri jika telah mempunyai anak. Kehadiran anak dalam keluarga juga memberi kesempatan kepada siami-istri untuk mendidik dan membimbing anak-anaknya mulai dari bayi hingga dewasa kelak nantinya. Kehadiran anak juga sering kali mempertimbangkan jumlah dan kelengkapan jenis kelamin. Pada masyarakat dengan sistim kekerabatan patrilineal maka kehadiran anak laki-laki merupakan kebahagiaan yang “lebih” dibandingkan dengan anak perempuan. Sebaliknya pada masyarakat dengan sistim kekerabatan matrilineal maka kehadiran anak perempuanlah yang dinilai “lebih”. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Suami Dalam Program Keluarga Berencana di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2015

2 56 117

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUS MENGIKUTI KELUARGA BERENCANA (KB) DI WILAYAH Analisis Faktor Yang Mempengaruhi PUS Mengikuti Keluarga Berencana (KB) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sambirejo Kabupaten Sragen.

0 2 16

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUS MENGIKUTI KELUARGA BERENCANA (KB) DI WILAYAH Analisis Faktor Yang Mempengaruhi PUS Mengikuti Keluarga Berencana (KB) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sambirejo Kabupaten Sragen.

0 1 19

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Suami Dalam Program Keluarga Berencana di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2015

0 0 3

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Suami Dalam Program Keluarga Berencana di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2015

0 0 45

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Suami Dalam Program Keluarga Berencana di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2015

0 0 14

Pengaruh Nilai Anak terhadap Keikutsertaan Keluarga Berencana pada Ibu PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Tahun 2012

0 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan tentang Nilai Anak - Pengaruh Nilai Anak terhadap Keikutsertaan Keluarga Berencana pada Ibu PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Tahun 2012

0 0 43

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Nilai Anak terhadap Keikutsertaan Keluarga Berencana pada Ibu PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Tahun 2012

0 0 14

PENGARUH NILAI ANAK TERHADAP KEIKUTSERTAAN KELUARGA BERENCANA PADA IBU PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIJORKOLING PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

0 0 17