Permodalan Capital Peringkat Komposit Tahun 2006

Berdasarkan peringkat faktor CAMEL yang diperoleh PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga disimpulkan bahwa peringkat komposit tahun 2005 adalah peringkat komposit 2 PK-2. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP, peringkat 2 yang telah diperoleh bank berarti bank tersebut memperoleh predikat tingkat kesehatan “Sehat”. Peringkat 2 mencerminkan bahwa bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin.

2. Peringkat Komposit Tahun 2006

a. Permodalan Capital

Kondisi permodalan PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga pada tahun 2006 sangat baik ditinjau dari kecukupan pemenuhan KPMM Kewajiban Penyediaan Modal Minimum, karena nilai CAR Capital Adequacy Ratio yang diperoleh PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga tiap triwulannya lebih tinggi sangat signifikan dari nilai CAR minimum yang diperbolehkan yaitu 8, sehingga besarnya modal yang tersedia dapat menutupi kerugian akibat kegagalan dalam pemberian kredit. Komposisi permodalan yang dimiliki PT. Bank Lippo pada tahun 2006 merupakan komposisi yang sangat baik karena rata-rata memperoleh peringkat 1 pada triwulan I sampai dengan triwulan III, tapi pada triwulan IV diperoleh peringkat 3. Sedangkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI komposisi permodalan yang dimiliki PT. Bank Niaga tiap triwulannya memperoleh peringkat 1 sehingga merupakan komposisi yang sangat baik, karena modal inti tier 1 yang dimiliki lebih besar dari modal pelengkap tier 2 dan modal pelengkap tambahan tier 3, yaitu tier 1 150 tier 2 + tier 3. Ditinjau dari komponen Trend ke depan proyeksi KPMM Kewajiban Penyediaan Modal Minimum PT. Bank Lippo pada triwulan I dan triwulan IV memperoleh peringkat 1 karena persentase pertumbuhan modal sangat tinggi dibandingkan dengan persentase pertumbuhan ATMR sedangkan pada triwulan II dan triwulan III memperoleh peringkat 4 karena persentase pertumbuhan modal lebih rendah dibandingkan dengan persentase pertumbuhan ATMR. Sedangkan komponen Trend ke depan proyeksi KPMM Kewajiban Penyediaan Modal Minimum PT. Bank Niaga diperoleh peringkat yang berbeda-beda di setiap triwulannya. Pada triwulan I diperoleh peringkat 2, karena persentase pertumbuhan modal lebih tinggi dibandingkan dengan persentase pertumbuhan ATMR. Pada triwulan II diperoleh peringkat 5, hal ini menunjukkan trend yang sangat buruk karena trend KPMM Kewajiban Penyediaan Modal Minimum secara signifikan negatif atau persentase pertumbuhan modal sangat rendah dibandingkan dengan persentase pertumbuhan ATMR. Pada triwulan III diperoleh peringkat 3 karena trend KPMM relatif stabil atau persentase pertumbuhan modal relatif sama dibandingkan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI persentase pertumbuhan ATMR. Pada triwulan IV diperoleh peringkat 4 karena trend KPMM cenderung menurun atau persentase pertumbuhan modal lebih rendah dibandingkan dengan persentase pertumbuhan ATMR. Ditinjau dari komponen APYD Aktiva Produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank pada PT. Bank Lippo menunjukkan hasil yang baik karena rata-rata memperoleh peringkat 2 pada triwulan I sampai dengan triwulan III dan pada triwulan IV memperoleh peringkat 1. Hal ini dikarenakan APYD yang diperoleh relatif kecil dibandingkan dengan modal bank sehingga besarnya modal yang tersedia dapat menutupi kerugian yang ditimbulkan oleh APYD. Sedangkan komponen APYD Aktiva Produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank pada PT. Bank Niaga menunjukkan hasil yang cukup baik setiap triwulannya. Hal ini dikarenakan besarnya APYD masih dapat dicover oleh modal bank. Berdasarkan peringkat yang diperoleh PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga dari masing-masing komponen pada tahun 2006, maka diperoleh peringkat faktor permodalan yaitu peringkat 2. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP, peringkat 2 berarti tingkat modal berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini selama 12 bulan mendatang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Kualitas Aset Asset Quality

Dokumen yang terkait

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT. Bank BJB Bandung Periode 2006-2009

8 23 72

PELAKSANAAN PENGGABUNGAN PT BANK NIAGA TBK DAN PT BANK LIPPO TBK MENJADI PT BANK CIMB NIAGA TBK

0 8 69

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT.BANK MANDIRI SYARIAH Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT.Bank Mandiri Syariah (Periode 2006-2010).

0 1 14

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT.Bank Mandiri Syariah (Periode 2006-2010).

0 1 13

“PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA Penilaian Tingkat Kesehatan Finansial Bank Dengan Menggunakan Rasio Camel Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) TBK Periode Tahun 2008-2011.

0 2 12

“PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA Penilaian Tingkat Kesehatan Finansial Bank Dengan Menggunakan Rasio Camel Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) TBK Periode Tahun 2008-2011.

0 1 16

MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Mengukur Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT. Bank Syariah Mandiri Periode 2008-2011.

0 1 15

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode Camel Di PT.Bank Lippo, Tbk.

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode Camel Di PT.Bank Lippo, Tbk - MCUrepository

0 0 7

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

0 0 178