B. Tingkat Kesehatan Finansial Bank
Menurut Abdullah 2003:108, tingkat kesehatan finansial bank adalah “gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik
menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank”.
Sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pasal 29 ayat 2 bahwa Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai
dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank,
dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai
aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kuantitatif atau kualitatif terhadap faktor permodalan, kualitas aset,
manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan
proyeksi rasio-rasio keuangan bank, sedangkan penilaian kualitatif adalah penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil penilaian kuantitatif,
penerapan manajemen risiko, dan kepatuhan bank Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004: pasal 1.
Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank telah menetapkan ketentuan mengenai sistem penilaian tingkat kesehatan bank. Ketentuan
penilaian tingkat kesehatan bank dimaksudkan untuk dapat digunakan sebagai: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Standar untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank baik
secara individu maupun untuk industri perbankan secara keseluruhan. 2.
Standar bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah dilakukan sesuai dengan asas-asas perbankan yang sehat dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
C. Metode CAMELS
Metode penilaian kesehatan bank yang mendasarkan pada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30277KEPDIR tanggal 19 Maret
1998 tentang Perubahan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 3011KEPDIR tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum, dinyatakan tidak berlaku lagi bagi Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional sejak penilaian tingkat
kesehatan bank untuk posisi akhir bulan Desember 2004. Metode penilaian saat ini mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 mewajibkan bank melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan untuk posisi
bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Pelaksanaan sistem penilaian tingkat kesehatan bank sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank
Indonesia ini mulai diterapkan sejak posisi bulan Desember 2004. Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank diatur dalam Surat Edaran Nomor
623DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
1. Faktor Permodalan Capital
Penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank untuk meng-cover eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi
eksposur risiko di masa datang. Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian
terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a.
Kecukupan pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum KPMM terhadap ketentuan yang berlaku atau dikenal dengan Capital
Adequacy Ratio CAR; b.
Komposisi permodalan; c.
Trend ke depan proyeksi KPMM; d.
Aktiva produktif yang diklasifikasikan APYD dibandingkan dengan modal bank;
e. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang
berasal dari keuntungan laba ditahan; f.
Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha; g.
Akses kepada sumber permodalan; dan h.
Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank.
2. Faktor Kualitas Aset Asset Quality
Penilaian kualitas aset merupakan penilaian terhadap kondisi aset bank dan kecukupan manajemen risiko kredit. Kualitas aset merupakan aset
yang memiliki kualitas berdasarkan kelancaran pembayaran yang terdiri dari lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet.
Ketetapan penentuan kualitas aset tersebut adalah sebagai berikut: a.
Lancar, apabila debitur tidak ada tunggakkan kredit b.
Dalam perhatian khusus, apabila debitur menunggak sampai dengan 90 hari
c. Kurang lancar, apabila debitur menunggak 90 hari sampai dengan 180
hari d.
Diragukan, apabila debitur menunggak 180 hari sampai dengan 270 hari
e. Macet, apabila debitur menunggak lebih dari 270 hari
Aset merupakan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu Suwardjono, 2008:252. Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain
dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
a. Aktiva produktif yang diklasifikasikan APYD dibandingkan dengan
total aktiva produktif; b.
Debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit;
c. Perkembangan aktiva produktif bermasalah non performing asset
dibandingkan dengan aktiva produktif; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva
produktif PPAP; e.
Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif; f.
Sistem kaji ulang review internal terhadap aktiva produktif; g.
Dokumentasi aktiva produktif; dan h.
Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. 3.
Faktor Manajemen Management Penilaian manajemen merupakan penilaian terhadap kemampuan
manajerial pengurus bank untuk menjalankan usahanya, kecukupan manajemen risiko, dan kepatuhan bank dengan ketentuan yang berlaku
serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya. Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian
terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a.
Manajemen umum; b.
Penerapan sistem manajemen risiko; dan c.
Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.
4. Faktor Rentabilitas Earnings
Penilaian rentabilitas merupakan penilaian terhadap kondisi dan kemampuan rentabilitas bank untuk mendukung kegiatan operasional dan
permodalan. Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-
komponen sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Return on assets ROA;
b. Return on equity ROE;
c. Net interest margin NIM;
d. Biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional
BOPO; e.
Perkembangan laba operasional; f.
Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan; g.
Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya; h.
Prospek laba operasional. 5.
Faktor Likuiditas Liquidity Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank
untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. Penilaian terhadap faktor likuiditas antara
lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
a. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid
kurang dari 1 bulan; b.
One month maturity mismatch ratio; c.
Loan to Deposit Ratio LDR; d.
Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang; e.
Kebijakan dan pengelolaan likuiditas assets and liabilities management ALMA;
f. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar
modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya; dan g.
Stabilitas dana pihak ketiga DPK. 6.
Faktor Sensitivitas Terhadap Risiko Pasar Sensitivity to Market Risk Penilaian sensitivitas terhadap risiko pasar merupakan penilaian
terhadap kemampuan modal bank untuk mengcover akibat yang ditimbulkan oleh perubahan risiko pasar dan kecukupan manajemen risiko
pasar. Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut: a.
Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi
adverse movement suku bunga; b.
Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi
adverse movement nilai tukar; dan c.
Kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.
D. Unsur Judgement