1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses, yaitu proses pendewasaan anak didik dalam M. Dimyati Mahmud, 1990: 15. Proses
tersebut dilakukan oleh pendidik dengan sadar, penuh tanggung jawab, dan terencana agar siswa dapat mengembangkan potensi dalam dirinya serta
menjadi seseorang yang dewasa. Di dalam dunia pendidikan, khususnya jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama SMP, matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang banyak digunakan
dalam bidang apapun termasuk dalam kehidupan sehari-hari. Namun, hingga saat ini sebagian besar siswa mengganggap bahwa matematika merupakan
pelajaran yang sulit. Anggapan bahwa mempelajari matematika itu sulit dapat memberikan pengaruh yang buruk terhadap motivasi siswa untuk
mempelajari matematika dengan baik. Motivasi sangat berperan dalam proses belajar siswa. Dengan adanya motivasi, siswa menjadi lebih bersemangat dan
tekun dalam mengikuti proses pembelajaran. Apabila siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam proses pembelajaran, maka bukan hal yang tidak
mungkin bila siswa tersebut akan berhasil dalam belajarnya. Menurut Winkel 1984: 27-28, motivasi belajar terbagi atas dua macam, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mendorong siswa untuk
melakukan tindakan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mendorong siswa untuk
melakukan tindakan belajar. Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dapat dilihat dari perilaku siswa saat menerima pelajaran.
Pada saat peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan PPL di SMA Negeri 1 Depok, Sleman, peneliti mendapatkan berbagai
macam pengalaman saat melangsungkan proses pembelajaran di kelas. Beberapa di antara pengalaman tersebut ialah pada saat proses pembelajaran
berlangsung terdapat siswa yang membicarakan hal lain di luar topik pelajaran dengan siswa lain yang duduknya berdekatan, bercanda saat guru
sedang menjelaskan materi di depan kelas, tidak mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru, memainkan handphone secara sembunyi-sembunyi,
mengerjakan tugas mata pelajaran lain, dan bahkan ada siswa yang terlihat memperhatikan pelajaran akan tetapi ketika diberi pertanyaan oleh guru dia
tidak bisa menjawab. Kemudian, ketika guru memberikan tugas rumah, tidak jarang bahwa siswa tidak mengerjakannya di rumah, melainkan mengerjakan
tugas tersebut di sekolah dan hanya menyalin jawaban siswa lainnya. Berdasarkan observasi pembelajaran matematika yang telah peneliti
lakukan di kelas VIII E SMP Negeri 1 Bayat, Klaten, peneliti melihat beberapa permasalahan yang sama seperti saat peneliti melaksanakan PPL.
Beberapa permasalahan tersebut ialah pada saat proses pembelajaran berlangsung terdapat siswa yang membicarakan hal lain di luar topik
pelajaran dengan siswa lain yang duduknya berdekatan, bercanda saat guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sedang menjelaskan materi di depan kelas, tidak mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru, dan ada siswa yang terlihat memperhatikan
pelajaran akan tetapi ketika diberi pertanyaan oleh guru dia tidak bisa menjawab. Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda satu sama lain dalam
banyak hal, termasuk dalam mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, guru sebagai seorang pendidik harus mengetahui karakter siswa dan juga harus
mempunyai solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung. Guru juga dituntut untuk dapat memberikan hal
yang berkesan dalam melaksanakan pembelajaran agar siswa merasa senang dan terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika.
Selama peneliti melaksanakan PPL, pada beberapa kesempatan peneliti mengadakan kuis di akhir pembelajaran dengan tujuan untuk
mendorong kemauan siswa dalam berlatih soal. Pada saat itu, terlihat bahwa sebagian besar siswa bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal kuis.
Bahkan, beberapa siswa mengatakan bahwa dengan adanya kuis dalam pembelajaran matematika memberikan sarana bagi siswa untuk berlatih soal
dan mengukur kemampuan siswa sebelum ulangan harian dilaksanakan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri
1 Bayat, Klaten, diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak menyukai pelajaran matematika karena terlalu banyak rumus dan sulit untuk dipahami.
Guru matematika kelas VIII E SMP Negeri 1 Bayat mengatakan bahwa siswa terbiasa hanya menghafal rumus dan kurang berlatih soal secara
mandiri, sehingga siswa seringkali hanya berlatih soal dari latihan soal yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diberikan oleh guru. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap suatu materi pembelajaran, biasanya guru memberikan latihan soal,
tugas individu atau kelompok, pekerjaan rumah PR dan ulangan harian yang diadakan setiap satu atau beberapa kompetensi dasar telah selesai
disampaikan dalam pembelajaran di kelas. Dijelaskan juga bahwa pemberian kuis dalam pembelajaran matematika tidak biasa dilakukan oleh guru
matematika di SMP Negeri 1 Bayat, Klaten. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian pendidikan yang menerapkan pembelajaran matematika dengan pemberian kuis. Penelitian ini berjudul
“Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Pemberian Kuis pada Sub Pokok Bahasan Limas di
Kelas VIII E SMP Negeri 1 Bayat , Klaten Tahun Ajaran 20152016 ”.
B. Identifikasi Masalah