B. Hasil Belajar
Winkel 1984: 48 berpendapat bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan khas yang dihasilkan dari setiap macam kegiatan belajar.
Menurut Paul Suparno dalam Sardiman, 2008: 38, hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan
lingkungan, serta tergantung pada apa yang telah diketahui, subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang
sedang dipelajari. Menurut Hamzah B. Uno 2008: 17, berdasarkan pengertian Gagne
serta Jenkins dan Unwin, dapat diartikan bahwa hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk
kemampuan-kemampuan tertentu. Hasil belajar perlu diperlihatkan melalui suatu cara, agar guru dan
siswa itu sendiri dapat mengetahui apakah tujuan belajar telah tercapai. Untuk itu, sebaiknya guru tidak menunggu hingga seluruh pelajaran selesai.
Sebaiknya guru memberikan kesempatan sedini mungkin pada siswa untuk memperlihatkan hasil belajar mereka, agar dapat diberi umpan balik, sehingga
pelajaran selanjutnya berjalan dengan lancar. Cara-cara yang dapat digunakan guru ialah memberikan tes, atau dengan mengamati perilaku siswa. Ratna
Wilis Dahar, 1989: 146. Benjamin S. Bloom dalam taksonominya terhadap hasil belajar
Taksonomi Bloom mengkategorikan hasil belajar pada tiga ranah, yaitu ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan ranah
psikomotor motor skill domain. Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berpikir, termasuk kemampuan menghafal, memahami,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Ranah afektif mengacu pada respon sikap yang mencakup kepekaan dan
kesediaan, partisipasi, penentuan sikap, kemampuan pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup. Sedangkan ranah psikomotor adalah ranah yang
berhubungan aktivitas fisik dan dicapai melalui keterampilan yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai hasil belajar, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang telah
dicapai oleh siswa dari usaha yang telah dilakukan dalam kegiatan belajar yang menyebabkan perubahan baik dalam hal pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar siswa pada ranah kognitif, yaitu yang berhubungan erat dengan
kemampuan berpikir, termasuk kemampuan menghafal, memahami,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. C.
Motivasi Belajar
Motivasi merupakan daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
sangat dirasakandihayati. Motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu; maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai. Dikatakan
“keseluruhan”, karena biasanya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis,
yang bersifat nonintelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairahsemangat belajar; siswa yang bermotivasi kuat akan mempunyai
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Winkel, 1984: 27 Menurut Winkel 1984: 27-28, motivasi belajar terbagi atas dua
bentuk, yaitu: a.
Motivasi ekstrinsik adalah bentuk motivasi pada saat aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya anak rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan kepadanya oleh orang
tua. b.
Motivasi intrinsik adalah bentuk motivasi pada saat aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya anak belajar karena ingin mengetahui seluk-beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,
pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Hamzah B. Uno, 2008: 23 Menurut Mc. Donald dalam Sardiman, 2008: 73-74, motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen
penting, yaitu: 1 bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada
pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia, penampakannya
akan menyangkut kegiatan fisik manusia; 2 motivasi ditandai dengan munculnya rasafeeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan
dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia; 3 motivasi akan dirangsang karena
adanya tujuan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai motivasi belajar,
maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah daya pendorong dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar untuk mencapai
suatu tujuan yang diharapkan dan dorongan tersebut terbagi atas dua bentuk, yaitu dorongan internal dan dorongan eksternal. Dalam penelitian ini,
dorongan yang diberikan merupakan dorongan eksternal, yaitu berupa pemberian kuis dalam pembelajaran matematika. Peneliti akan melihat
bagaimana motivasi belajar siswa dengan memperhatikan aspek-aspek motivasi belajarnya. Setelah melakukan kajian teori mengenai motivasi
belajar, berikut ini peneliti menguraikan aspek-aspek dan indikator motivasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar siswa yang digunakan sebagai dasar dalam membuat instrumen untuk mengukur motivasi belajar siswa.
Tabel 2.1. Aspek-aspek dan Indikator Motivasi Belajar Siswa
Aspek yang Diukur Indikator
Kemauan siswa untuk belajar
Kemauan siswa mengerjakan PR Kemauan siswa mengerjakan latihan soal
Kesungguhan siswa dalam belajar
Kesadaran siswa untuk belajar matematika secara kontinu
Kesadaran siswa untuk mendalami materi pembelajaran
Kesungguhan siswa dalam menyelesaikan tugas
Kemandirian siswa dalam belajar
Kesadaran siswa untuk belajar secara mandiri
Kesadaran siswa untuk tidak mencontek
D. Limas