Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN
madura. Kegiatan itu pun berlangsung setiap hari, hingga pada suatu saat Suhada berniat untuk menyekolahkan anak-anak itu namun terhalang
oleh orang tua mereka yang tidak mengijinkan anak-anaknya untuk bersekolah. Namun Suhada pantang menyerah, walaupun tidak mudah
mendapatkan izin dari orang tua mereka, Suhada tetap berusaha untuk menjelaskan kepada mereka. Pada suatu hari Suhada bertemu dengan pak
Lurah, yaitu salah satu orang yang menginginkan anak-anak di pulau Gilli untuk bersekolah kembali namun hingga sekarang ia belum
mendapatkan izin dari para orang tua di pulau Gilli. Pak Lurah mengenalkan Suhada kepada pak Karta yaitu Kepala Sekolah yang
merangkap menjadi guru, dan dia adalah satu-satunya guru yang masih bertahan di pulau Gilli.
d Bab Empat
Pada bab empat ini, menceritakan tentang perang carok yang sangat menyeramkan dan membuat masyarakat Gilli sangat ketakutan.
Carok adalah jalan terakhir untuk menyelesaikan sebuah masalah yang berkaitan dengan harga diri. Dan merupakan salah satu budaya yang telah
ditinggalkan oleh nenek moyang di Pulau Gilli. Di Pulau Gilli, para lelaki memiliki kepercayaan bahwa isteri, kekuasaan, hak, tanah kelahiran, dan
orang tua adalah lambang harga diri mereka. Orang Gilli memiliki sebuah keyakinan bahwa orang tua adalah Bengoa. Artinya, orang tua
ialah orang yang harus dipatuhi, yang harus dituahkan, dan tidak boleh dibantah. Bagi orang Gilli, guru-guru ialah tamu kehormatan mereka.
Setiap hari, mereka memasak dan mengambilkan air tawar dari kapal untuk para guru. Semua telah disediakan oleh masyarakat Gilli secara
bergantian. Namun pada suatu hari, sebuah gempa menyusul beberapa saat setelah selabung datang. Sebuah getaran atau goncangan pada
permukaan bumi yang disebabkan bergesernya masa karang sepanjang retakan atau patahan. Sejak saat itu, guru-guru mengambil keputusan
meninggalkan Pulau Gilli. Kepergian para guru membuat orang-orang Gilli kecewa, sehingga pada akhirnya bertunas ketidakpercayaan sampai
saat ini. Mereka tak memperkenankan anak-anaknya datang lagi ke sekolah dan juga belajar.
Satu minggu kemudian, atmosfer di sekitar Gilli berubah mencekam. Keresahan melanda penduduk Gilli. Sebuah kabar tentang
perang carok antar pulau Gilli dan pulau Setu, telah beredar ke seluruh masyarakat pulau Gilli. Konflik yang terjadi anatara kedua pulau ini
sebenarnya telah terawalisejak zaman pendahulunya. Penguasa kedua pulau ini memperebutkan batas wilayah perbatasan perairan yang
terbentang di bagian timur laut pulau Jawa dan sebelah barat selat Madura. Dan ketakutan mereka pun terjadi, para lelaki dan suami-suami
mereka disiapkan untuk menghadapi perang carok salah satunya adalah Suamar. Para istri menunggu di dalam rumah dengan penuh
kekhawatiran membayangkan apakah suaminya selamat atau tidak. Setelah perang carok selesai, tersebarlah berita bahwa dua orang
meninggal, tujuh orang Gilli yang membunuh, sudah menyerahkan diri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ke Polresta dan tiga orang lagi luka parah. Dan kabar yang paling ditunggu-tunggu Suhada adalah Suamar selamat dalam perang tersebut
tanpa kurang suatu apapun. Setelah beberapa hari, masyarakat melupakan tentang kejadian mengerikan itu, Suhada kembali melanjutkan
rutinitasnya yaitu mengajari anak-anak di pulau Gilli mengeja huruf- huruf dalam bahasa Indonesia. Rintangan pun terus menghadang Suhada,
ia kembali mendapat penolakan dari masyarakat Gilli dan melarangnya untuk mengajari anak-anak mereka lagi.
e Bab Lima
Pada bab lima ini, menceritakan tentang diterimanya Suhada oleh masyarakat Gilli untuk mengajari anak-anak mereka mengeja huruf-huruf
dalam bahasa Indonesia. Berawal dari perkenalannya dengan Lubna salah satu anak pulau Gilli yangpemberani dan hebat. Lubna sangat
bersemangat untuk bersekolah lagi walaupun niatnya itu dilarang oleh orang tuanya, namun ia tetap semangat untuk belajar mengeja hingga
pada suatu hati ia dipukul oleh ayahnya karena membantah orang tuanya. Suhada datang kerumah Lubna dan berbincang-bincang dengan ayahnya
dengan perasaan sedikit takut. Berbagai usaha telah dilakukan untuk menggerakan hati orang tua di Pulau Gilli namun tak mendapat hasil
juga. Pada suatu nari Suhada tersadar bahwa untuk dapat diterima oleh masyarakat Gilli ia harus mengenal lebih jauh tentang mereka serta adat
istiadatnya, tidak hanya anak-anak di paulau itu. Suhada pun memutuskan untuk mendekatkan diri dengan perempuan-perempuan