Metode Penelitian Data dan Sumber Data
bunga karang terdapat di Dhaja serta binatang-binatang laut yang tubuhnya terus bergerak tak pernah berhenti. Sementara ujung Dhelaok
ialah hamparan pasir putih yang luas, dan menawan, serupa padang pasir, namun selalu penuh dengan nyanyian angin. Cuaca di ujung
Dhelaok ini panas dan gersang, tak satupun tumbuhan dapat bertahan hidup di ujung Dhelaok ini karena daratannya tak dapat menyimpan air
dan unsur hara. b
Bab Dua Pada bab dua ini, menceritakan tentang kehidupan Suhada dan
orang-orang yang hadir dalam kehidupannya yang membuat hidupnya lebih berarti. Sejak kecil, Suhada tinggal di desa Baros, lima belas kilo
jaraknya dari Kota Sukabumi. Sebuah desa yang menjorok masuk dari keramaian, dan terletak pada hamparan hijau di lereng Gunung Gede.
Suhada tinggal bersana seorang perempuan setengan baya yang selalu ia panggil dengan sebutan Mamak. Mamak bekerja sebagai buruh tani di
sawah-sawah, miliki para juragan Baros. Pada suatu hari, Suhada melihat mamak sedang berbincang-bincang dengan sepasang suami istri. Mamak
berniat untuk memberikan hak asuh Suhada kepada mereka agar dapat melanjutkan sekolahnya di kota. Di dalam perbincangan itu Suhada
mengetahui bahwa ia bukan anak kandung dari mamak tetapi mamak mengambilnya dari Bu Bidan. Seiring berjalannya waktu, di kota
Cirebon, Suhada tinggal bersama keluarga Elag Noormas, yang menyambut dirinya dengan hangat. Di dalam rumah sederhana yang
berhalaman besar, ia selalu merenung, setiap kali menatap Elang Noormas. Menurutnya, Elang bukanlah lelaki yang berbicara penuh
emosional. Elang telah memasukkan dirinya ke SMA Islam Darrussalam yaitu sebuah sekolah terbaik di kota itu. Beberapa bulan kemudian,
Suhada bertemu dengan Suamar, seorang lelaki berkulit legam, pembuat kapal. Lelaki beradan kekar itu, telah membuatnya terpesona. Hingga
pada akhirnya Suamar meminta izin kepada Elang untuk menikahi Suhada dan membawanya tinggal di pualu kelahirannya yaitu pulau Gilli.
Para tetua Gilli tidak setuju pada niat Suamar untuk menikahi gadis yang bukan berasal dari pulaunya, namun karena cinta Suamar yang besar
kepada Suhada ia akhirnya menikah dengan Suhada dan tinggal di pualu Gilli.
c Bab Tiga
Pada bab tiga ini, menceritakan tentang kehidupan sehari-hari Suhada di pulau Gilli salah satunya adalah mengajari anak-anak di pulau
ini mengenal huruf-huruf dalam bahasa Indonesia. Sejak ia datang di Gilli, ia tahu, bahwa Gilli ialah tempatnya satu-satunya di dunia. Ia
mempelajari lebih banyak tentang kehidupan orang-orang Gilli dengan seluruh perasaannya. Di sepanjang pantai itu, ia bertemu dengan anak-
anak Gilli, mereka pemberani dan pandai menyelam namun tak satupun dari mereka yang bisa berbahasa Indonesia. Dari situlah hati Suhada
tergerak untuk mengajari anak-anak itu membaca huruf sambil bermain- main pasir di pantai. Anak-anak itu juga mengajari Suhada berbahasa