Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian
berhalaman besar, ia selalu merenung, setiap kali menatap Elang Noormas. Menurutnya, Elang bukanlah lelaki yang berbicara penuh
emosional. Elang telah memasukkan dirinya ke SMA Islam Darrussalam yaitu sebuah sekolah terbaik di kota itu. Beberapa bulan kemudian,
Suhada bertemu dengan Suamar, seorang lelaki berkulit legam, pembuat kapal. Lelaki beradan kekar itu, telah membuatnya terpesona. Hingga
pada akhirnya Suamar meminta izin kepada Elang untuk menikahi Suhada dan membawanya tinggal di pualu kelahirannya yaitu pulau Gilli.
Para tetua Gilli tidak setuju pada niat Suamar untuk menikahi gadis yang bukan berasal dari pulaunya, namun karena cinta Suamar yang besar
kepada Suhada ia akhirnya menikah dengan Suhada dan tinggal di pualu Gilli.
c Bab Tiga
Pada bab tiga ini, menceritakan tentang kehidupan sehari-hari Suhada di pulau Gilli salah satunya adalah mengajari anak-anak di pulau
ini mengenal huruf-huruf dalam bahasa Indonesia. Sejak ia datang di Gilli, ia tahu, bahwa Gilli ialah tempatnya satu-satunya di dunia. Ia
mempelajari lebih banyak tentang kehidupan orang-orang Gilli dengan seluruh perasaannya. Di sepanjang pantai itu, ia bertemu dengan anak-
anak Gilli, mereka pemberani dan pandai menyelam namun tak satupun dari mereka yang bisa berbahasa Indonesia. Dari situlah hati Suhada
tergerak untuk mengajari anak-anak itu membaca huruf sambil bermain- main pasir di pantai. Anak-anak itu juga mengajari Suhada berbahasa
madura. Kegiatan itu pun berlangsung setiap hari, hingga pada suatu saat Suhada berniat untuk menyekolahkan anak-anak itu namun terhalang
oleh orang tua mereka yang tidak mengijinkan anak-anaknya untuk bersekolah. Namun Suhada pantang menyerah, walaupun tidak mudah
mendapatkan izin dari orang tua mereka, Suhada tetap berusaha untuk menjelaskan kepada mereka. Pada suatu hari Suhada bertemu dengan pak
Lurah, yaitu salah satu orang yang menginginkan anak-anak di pulau Gilli untuk bersekolah kembali namun hingga sekarang ia belum
mendapatkan izin dari para orang tua di pulau Gilli. Pak Lurah mengenalkan Suhada kepada pak Karta yaitu Kepala Sekolah yang
merangkap menjadi guru, dan dia adalah satu-satunya guru yang masih bertahan di pulau Gilli.
d Bab Empat
Pada bab empat ini, menceritakan tentang perang carok yang sangat menyeramkan dan membuat masyarakat Gilli sangat ketakutan.
Carok adalah jalan terakhir untuk menyelesaikan sebuah masalah yang berkaitan dengan harga diri. Dan merupakan salah satu budaya yang telah
ditinggalkan oleh nenek moyang di Pulau Gilli. Di Pulau Gilli, para lelaki memiliki kepercayaan bahwa isteri, kekuasaan, hak, tanah kelahiran, dan
orang tua adalah lambang harga diri mereka. Orang Gilli memiliki sebuah keyakinan bahwa orang tua adalah Bengoa. Artinya, orang tua
ialah orang yang harus dipatuhi, yang harus dituahkan, dan tidak boleh dibantah. Bagi orang Gilli, guru-guru ialah tamu kehormatan mereka.