Penelitian Yang Relevan LANDASAN TEORI

c. Belajar adalah proses aktif mengkonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman alami maupun manusiawi, yang dilakukan secara pribadi dan sosial untuk mencari makna dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berfikir yang dimiliki. 2. Menemukan Inquiry Komponen kedua dalam CTL adalah inquiri, artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melaui proses berfikir secara sistematis. Secara umum, proses inquiry dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu merumuskan masalah, mengajukan hipotesa, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan Sanjaya, 2006: 265. Menemukan inquiry merupakan proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan. Kegiatan ini diawali dari pengalaman terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil megingat seperangkat fakta, tetapi hasil menemuakn sendiri dari fakta yang dihadapinya Muslich, 2007: 45. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan mengemukakan, apapun materi yang diajarkannya. Siklus inquiry terdiri atas berikut ini: Observasi, bertanya, mengajukan dugaan, mengimpulkan data dan penyimpulan. Langkah-langkah dalam kegiatan inquiry adalah sebagai berikut: a. Merumuskan masalah b. Mengamati atau melakukan observasi c. Menganalisis dan mengajukan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiensi yang lain. 3. Bertanya Quenstioning Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir Sanjaya, 2006: 266. Menurut Mulyasa dalam Hosnan, 2014: 271, ada enam keterampilan bertanya dalam kegiatan pembelajaran, yakni pertanyaan yang jelas dan singkat, memberi acuan, memusatkan perhatian, memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan, pemberian kesempatan berfikir, dan pemberian tuntunan. Dalam pembelajaran melalui CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Karena itu, peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan, guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya. Menurut Trianto 2009: 115, dalam sebuah pembelajaran produktif, kegiatan bertanya berguna untuk hal berikut ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Menggali informasi, baik administrasi maupun akademik b. Mengecek pemahaman siswa c. Membangkitkan respons terhadap siswa d. Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa e. Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa f. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru g. Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa h. Menyegarkan kembali pengetahuan siswa 4. Masyarakat Belajar Learning Community Didasarkan pada pendapat Vigotsky, bahwa pengetahuan dan pemahaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Konsep masyarakat belajar learning community dalam CTL adalah hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain, teman, antarkelompok, sumber lain dan bukan hanya guru Sanjaya, 2006: 267. Muslich 2007: 46 mengemukakan konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa hasil belajar bisa diperoleh dengan sharing antarteman, antarkelompok, dan antar yang tahu kepada yang tidak tahu, baik di dalam maupun di luar kelas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI