11. Formula tablet optimum merupakan formula yang memenuhi standar
penerimaan sediaan tablet yang ditetapkan, meliputi memiliki kandungan zat aktif sebesar 90 sampai 120,
kerapuhan 1, waktu hancur ≤15 menit dan terdisolusi sebesar 100 setelah 45 menit.
D. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat
Hardness tester Pharmatest-PTB 302, volumenometer Erweka-SVM 10, disintegrant tester ATMI, attrition tester ATMI, neraca analitik Ohaus,
cube mixer Erweka-AR 401, mesin cetak tablet single punch Korsch-EK0, statif, mortir dan stamper, alat uji disolusi tablet Guoming-RC-6 D,
spektrofotometer UV Schimadzu-1240 dan alat-alat gelas. 2.
Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah glibenklamid
kualitas farmasetik, PT. Pharpros, propilen glikol kualitas farmasetik, Bratachem, Amprotab
®
kualitas farmasetik, Bratachem, HDK Wacker
®
kualitas farmasetik, Bratachem, magnesium stearat kualitas farmasetik, Bratachem, Avicel
®
PH102 kualitas farmasetik, laboratorium farmasi dan tekonologi USD, sodium starch glycolate kualitas farmasetik, Asian
chemica.
E. Tata Cara Penelitian
Perbandingan komposisi pelarut propilen glikol dan Amprotab
®
sebagai carrier material ditentukan menggunakan software Design Expert
®
10. Formula
tablet likuisolid glibenklamid yang digunakan dapat dilihat pada tabel IV.
Tabel IV. Formula tablet likuisolid glibenklamid
Bahan Jumlah mg
R1 R2
R3 R4
R5 R6
R7 R8
Glibenklamid 5
5 5
5 5
5 5
5 Propilen glikol
5 10
15 20
25 5
15 25
Amprotab
®
307 302
297 292
287 307
297 287
Avicel
®
PH102 200
200 200
200 200
200 200
200 HDK
®
Wacker 20
20 20
20 20
20 20
20 SSG
17,5 17,5
17,5 17,5
17,5 17,5
17,5 17,5
Mg Stearat 3,5
3,5 3,5
3,5 3,5
3,5 3,5
3,5 Total
550 550
550 550
550 550
550 550
Keterangan: R1=Formula ke-1
R1, R6 : Propilen glikol 0 dan Amprotab
®
100 R2=Formula ke-2
R2 : Propilen glikol 25 dan Amprotab
®
75 R3=Formula ke-3
R3, R7 : Propilen glikol 50 dan Amprotab
®
50 R4=Formula ke-4
R4 : Propilen glikol 75 dan Amprotab
®
25 R5=Formula ke-5
R5, R8 : Propilen glikol 100 dan Amprotab
®
Rn=Formula ke-n
1. Pembuatan Sediaan Tablet Likuisolid
Masing-masing formula ditimbang sesuai dengan formula. Dibuat liquid medication dengan melarutkan glibenklamid dengan pelarut propilen glikol sesuai
dengan formula yang ditetapkan. Ditambahkan Amprotab
®
dalam mortir dan diaduk dengan kecepatan ±1 putaran perdetik selama satu menit, lalu didiamkan
selama 5 menit. Serbuk dalam mortir dikeruk dari dinding mortir dan ditambahkan HDK Wacker
®
sedikit demi sedikit dan dicampur sampai campuran menjadi massa serbuk kering hingga merata. Massa serbuk kering kemudian diayak dengan
pengayak mesh 20. Ditambahkan Avicel
®
PH 102, SSG dan mg stearat lalu dicampur didalam cube mixer dengan kecepatan sekitar 44 rpm selama 5 menit.
2. Evaluasi sifat alir serbuk likuisolid
a. Kecepatan alir dan sudut diam
Sebanyak 100 gram serbuk likuisolid dimasukkan ke dalam corong dengan bagian bawah lubang ditutup, kemudian tutup lubang
corong dibuka sehingga seluruh serbuk likuisolid keluar dari corong, waktu yang dibutuhkan untuk serbuk mengalir keluar dari corong dicatat.
Sudut diam dihitung dari tangen sudut dari perbandingan tinggi kerucut di bagi jari-jari kercut yang terbentuk Sulaiman, 2007.
b. Indeks pemampatan dan Hausner ratio
Sebanyak 100 gram serbuk dituang pelan-pelan ke dalam gelas ukur 250 mL dan volume dicatat sebagai Vo. Gelas ukur dipasang pada
alat dan dihidupkan. Volume serbuk pada pengetapan ke 10, 500 dan 1250 dicatat dan ditentukan volume setelah pengetapan setelah konstan Vt
Sulaiman, 2007.
c. Uji homogenitas serbuk
1 Pembuatan larutan induk
Larutan induk dibuat dengan menimbang 100,0 mg glibenklamid dan dilarutkan dengan metanol dalam labu takar 100 mL
hingga tanda batas Bilal et al., 2013.
2 Penentuan panjang gelombang maksimum
Sebanyak 100 µL diambil dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL kemudian diencerkan dengan metanol sampai tanda batas.
Larutan dibaca dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 200-400 nm Bilal et al., 2013.
3 Pembuatan kurva baku
Larutan induk dibuat seri kadar dengan konsentrasi 3,98 µgmL; 5,97 µgmL; 7,96µgmL; 9,55 µgmL; 11,94 µgmL. Larutan
seri dibaca masing-masing dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimum. Serapan yang didapat dari
masing-masing pengenceran diplotkan dengan kadar dan dibuat kurva dengan persamaan garis dan regresi linier Bilal, et al., 2013.
4 Homogenitas serbuk
Pengujian dilakukan dengan mengambil 10 titik sampel serbuk yang sudah ditentukan. Sebanyak 44,0 mg sampel dilarutkan dalam
labu takar 50 mL dengan metanol hingga tanda batas. Disonifikasi selama 10 menit kemudian disaring. Serapan dibaca dengan
menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimum. Homogenitas serbuk harus memenuhi kriteria variasi CV
kurang dari 5 Pharmaceutical CGMPs, 2003.
3. Evaluasi Mutu Fisik Tablet likuisolid
a. Keseragaman kandungan
Masing-masing 10 tablet digerus satu per satu kemudian diambil sebanyak 44,0 mg kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL dan
ditambahkan metanol sampai batas tanda. Larutan disonifikasi selama 10 menit kemudian disaring. Serapan dibaca menggunakan spektrofotometer
UV pada panjang gelombang maksimum. Hasil serapan kemudian dihitung kadar tiap formula Run dengan menggunakan persamaan kurva
baku glibenklamid dalam metanol dan dihitung nilai penerimaan Dirjen POM, 2014.
b. Uji kekerasan tablet
Sebanyak 20 tablet yang diambil secara acak diletakkan satu per satu secara horizontal pada alat hardness tester, kemudian penjepit akan
bergerak menuju tablet dan menekan tablet hingga hancur dan alat akan menampilkan ukuran kekerasan pada display. Hasilnya kemudian dihitung
rata-rata Anilkumar, Arun, Amol dan Harinath, 2010.
c. Uji kerapuhan tablet
Sebanyak 20 tablet diambil secara acak, dibebas debukan dan ditimbang bersamaan sebagai bobot awal. Seluruh tablet dimasukkan ke
dalam alat attrition tester dan dijalankan dengan kecepatan 25 putaranmenit selama 4 menit. Tablet dibebas debukan dan ditimbang
kembali. Dihitung selisih dari penimbangan awal dengan penimbangan akhir dikalikan 100 persen, maka akan diperoleh nilai persen
kerapuhannya Arulkumaran et al., 2014.
d. Uji waktu hancur tablet
Sebanyak 6 tablet dipilih secara acak diletakkan di dalam disintegrant tester. Tabung dimasukkan ke dalam bejana yang telah diisi
air bersuhu 37
o
±0,2
o
C, tinggi air tidak kurang dari 15 cm sehingga tabung dapat naik turun dengan jarak 7,5 cm. Tablet dikatakan hancur apabila
tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas mesh Dirjen POM, 2014.
e. Penetapan kadar
Sebanyak 20 tablet ditimbang dan digerus, kemudian diambil 44,0 mg serbuk dan dilarutkan dengan metanol dalam labu takar 50 mL,
ad hingga batas tanda. Larutan disonifikasi selama 10 menit kemudian disaring. Serapan diukur pada panjang gelombang maksimum. Kadar
dihitung menggunakan persamaan kurva baku. Percobaan direplikasi sebanyak tiga kali tiap formula run dan dihitung rata-rata serta
simpangan deviasi SD Bilal et al., 2013.
f. Uji Disolusi Tablet
1 Pembuatan larutan buffer fosfat pH 8,5
Larutan buffer fosfat pH 8,5 sebagai medium disolusi dibuat dengan cara menimbang sebanyak 6,8 gram monobasic potassium
phosphat dan 1,99 gram NaOH, dimasukkan ke dalam labu takar 1000 mL dan ditambahkan akuades hingga tanda batas United States
Pharmacopeial Convention, 2014.
2 Pembuatan larutan induk
Larutan induk dibuat dengan cara menimbang 67,0 mg glibenklamid lalu dilarutkan dengan 40 mL metanol di dalam labu
takar 500 mL. Disonifikasi selama 5 menit lalu ditambahkan medium disolusi hingga tanda batas United States Pharmacopeial Convention,
2014.
3 Penentuan panjang gelombang maksimum
Sebanyak 900 µL larutan induk diambil dan diencerkan dengan larutan buffer fosfat pH 8,5 hingga 10,0 mL. Larutan dibaca
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 200-400 nm United States Pharmacopeial Convention, 2014.
4 Pembuatan kurva baku
Larutan induk dibuat seri kadar dengan konsentrasi 2,68 µgmL; 4,02 µgmL; 5,36 µgmL; 8,04 µgmL dalam labu takar 10 mL.
Larutan masing-masing dibaca dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimum. Serapan yang didapat dari masing-
masing konsentrasi diplotkan dengan kadar dan dibuat kurva dengan persamaan regresi linier United States Pharmacopeial Convention,
2014.
5 Uji disolusi tablet
Uji disolusi dari sediaan tablet likuisolid glibenklamid menggunakan model aparatus II sesuai yang tertera pada USP. Tablet
dimasukkan ke dalam labu yang berisi larutan buffer fosfat pH 8,5 yang berfungsi sebagai medium. Jarak pengaduk dayung dari dasar labu
adalah 2,5 ± 0,2 cm dan pengaduk dayung diputar pada kecepatan 50 rpm. Suhu medium dijaga konstan 37 ± 0,5º C dengan volume media
disolusi yang digunakan adalah 900 mL. Sampel obat yang terlepas ke medium diambil pada menit ke 5, 10, 20, 30 dan 45 menit sebanyak 5
mL. Jumlah media yang diambil digantikan dengan media baru dengan jumlah yang sama sehingga volume media selalu konstan. Sampel yang
diambil di add dengan media disolusi hingga 10,0 mL dan diamati dengan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang maksimum
United States Pharmacopeial Convention, 2014. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Analisis Data
Data yang diperoleh dari percobaan adalah data sifat alir serbuk, homogenitas serbuk, penetapan kadar, profil disolusi dan sifat fisik tablet meliputi
keseragaman kandungan, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet. Data sifat alir serbuk dan sifat fisik tablet yang diperoleh, dihitung rata-
rata dan standar deviasi. Data sudut diam, kesergaman kandungan, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan disolusi tablet dianalisis menggunakan Design
Expert
®
10 sehingga didapatkan interaksi dari kedua komponen untuk masing- masing respon dan formula optimum. Analisis statistik yang digunakan Design
Expert
®
10 dan R 3.2.3. Salah satu formula dengan proporsi optimum dipilih dan diuji kembali sifat fisiknya dan dibandingkan dengan menggunakan uji T tidak
berpasangan menggunakan R 3.2.3 dengan taraf kepercayaan 95 sebagai hasil verifikasi proporsi optimum yang didapatkan.
38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Serbuk Likuisolid
1. Hasil uji sifat alir
Hasil uji sifat alir serbuk likuisolid ditampilkan pada tabel V.
Tabel V. Hasil uji sifat alir
Formula Kecepatan alir
gdetik Sudut diam
o
Indeks kompresibilitas
Hausner ratio
R1 68,2 ± 11,2
11,1 ± 0,90 21,3±0,45
1,27±0,01 R2
77,3 ± 8,06 12,3 ± 0,43
19,0±0 1,24±0
R3 55,0 ± 3,64
12,5 ± 1,04 18,6±0,46
1,23±0,01 R4
55,1 ± 4,67 12,2 ± 0,34
19,3±0,75 1,24±0,01
R5 55,1 ± 5,20
12,2 ± 0,56 18,8±0,52
1,23±0,01 R6
67,6 ± 7,86 11,6 ± 0,46
21,3±0 1,27±0
R7 55,4 ± 3,96
12,6 ± 1,12 19,2±0,52
1,23±0,01 R8
54,8 ± 4,12 12,1 ± 0,23
18,8±0,52 1,23±0,01
Keterangan Baik
Sangat baik Cukup sampai cukup baik
Data pada tabel V menunjukkan sifat alir serbuk likuisolid glibenklamid
yang telah diformulasikan memiliki sifat alir yang dapat diterima. Data sudut diam kemudian dianalisis menggunakan software Design Expert
®
10 . Sudut diam dapat menggambarkan karakteristik kohesi serbuk, semakin
tinggi sudut diam maka semakin besar kohesi antar serbuk Chella, Narra, Rao, 2014. Persamaan respon sudut diam adalah sebagai berikut:
Y= -2,078 X
1
+ 0,033 X
2
+ 0,008 X
1
X
2
............................................................9
Keterangan: X
1
= komponen propilen glikol X
2
= komponen Amprotab
®
Model plot respon sudut diam ditunjukkan pada gambar 3. Keterangan:
Y = respon sudut diam A = komponen propilen glikol
B = komponen Amprotab
®
= Design point = Confidence interval
= Tolerance interval
Gambar 3. Model plot respon sudut diam serbuk
Persamaan 9 memiliki p-value model sebesar 0,0088 p0,05 dan p- value dari lack of fit-nya sebesar 0,3771 0,05 yang menunjukkan model yang
digunakan untuk analisis data tersebut valid. Nilai lack of fit yang tidak signifikan merupakan syarat untuk model yang baik karena menunjukkan adanya kesesuaian
data respon rendemen dengan model Keshani, Chuan, Nourouzi, Russly and Jamilah, 2010. Pada persamaan 9 dapat diketahui bahwa propilen glikol,
Amprotab
®
dan interaksi propilen glikol-Amprotab
®
memberikan pengaruh respon sudut diam. Propilen glikol memiliki pengaruh menurunkan sudut diam dengan
nilai negatif sebesar 2,078. Penurunan sudut diam oleh propilen glikol juga ditemukan oleh Kapure et al. 2012, dimana sediaan rosuvastatin dengan proporsi
propilen glikol lebih banyak, memiliki sudut diam yang lebih rendah. Komponen Amprotab
®
memiliki nilai sebesar +0,033 menunjukkan Amprotab
®
meningkatkan nilai sudut diam. Peningkatan tersebut dimungkinkan karena menurut beberapa
literatur amilum memiliki sifat alir yang tidak terlalu baik terutama memiliki serbuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berukuran kecil yang mana akan meningkatkan kohesi. Interaksi antara propilen glikol-Amprotab
®
memiliki nilai positif sebesar +0,007 sehingga menunjukkan interaksi keduanya menaikkan sudut diam. Hal tersebut dapat disebabkan karena
pada teknik likuisolid, pelarut akan diserap oleh carrier material Spireas et al., 1998 sehingga pengaruh Amprotab
®
dalam meningkatkan sudut diam lebih terlihat dalam interaksi keduanya. Dari tabel V diketahui hasil uji sifat alir dengan
menggunakan beberapa pengujian berbeda menunjukkan bahwa semua formula memiliki sifat alir yang baik yaitu berkisar pada kategori cukup hingga sangat baik.
Sifat alir yang baik ini menunjukkan kemudahan serbuk dalam mengalir mengisi alat cetak, sehingga diharapkan tablet yang dihasilkan seragam.
2. Uji homogenitas serbuk
Uji homogenitas serbuk dilakukan untuk mengetahui apakah campuran serbuk yang telah dibuat merupakan campuran yang homogen atau tidak. Campuran
yang homogen menunjukkan metode pembuatan yang telah dilakukan telah valid dan dapat menghasilkan sediaan yang memenuhi keseragaman sediaan.
Keseragaman sediaan merupakan suatu syarat dalam formulasi dimana dengan tercapainya keseragaman sediaan maka dapat dikatakan satuan sediaan yang
diformulasikan memiliki kandungan zat aktif dalam rentang yang kecil yang mendekati kadar yang tertera pada etiket Dirjen POM, 2014. Penetapan kadar
dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimal yang didapatkan dari penentuan panjang gelombang seperti pada gambar
4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4. Spektrum UV glibenklamid dalam metanol
Bilal et al. 2013 melaporkan panjang gelombang maksimum glibenklamid dalam metanol adalah 229,5 nm. Hasil yang didapat yaitu serapan
maksimum pada panjang gelombang 229,0 nm dapat diduga bahwa serapan tersebut adalah glibenklamid dalam pelarut metanol.
Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan persamaan kurva baku regresi linier glibenklamid dalam metanol yaitu y= 59,9x
– 0,0132 dengan nilai r = 0,995. Menurut Miller dan Miller 2010, nilai r yang dianjurkan untuk sebuah
analisis dengan menggunakan persamaan regresi linier adalah r dengan nilai mendekati 1 atau diatas 0,99. R coefficient correlation merupakan suatu nilai yang
menggambarkan seberapa lurus garis suatu garis kurva baku. Nilai r menunjukkan korelasi antara nilai x dan y pada kurva baku. Nilai r yang semakin mendekati +1
menunjukkan bahwa kenaikan nilai x akan diikuti kenaikan nilai y, sedangkan nilai r yang mendekati -1 menunjukkan bahwa kenaikan nilai x akan diikuti penurunan
nilai y. Garis kurva baku yang semakin lurus akan menghasilkan estimasi konsentrasi dari nilai absorbansi yang semakin tepat. Grafik kurva baku
glibenklamid ditunjukkan pada gambar 5. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 5. Grafik kurva baku glibenklamid dalam metanol n=1
Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil diperoleh dengan rata-rata kadar 99,4±2,59 dan koefisien variasi CV sebesar 2,6.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa campuran tercampur homogen karena memiliki CV kurang dari 5.
B. Hasil Uji Sifat Fisik Tablet Likuisolid