Evaluasi Tablet Likuisolid Formulasi sediaan tablet likuisolid glibenklamid dengan pelarut Propilen Glikol dan Amprotab sebagai carrier material.

C. Evaluasi Tablet Likuisolid

Tablet yang memiliki kualitas baik harus memenuhi persyaratan mutu yang sudah ditetapkan. Persyaratan ini meliputi keseragaman sediaan, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan kadar zat aktif Dirjen POM, 2014. 1. Keragaman bobot Keragaman bobot merupakan salah satu metode untuk menetapkan keseragaman sediaan. Keseragaman sediaan berguna untuk menjamin konsistensi satuan sediaan sehingga masing-masing bets mempunyai kandungan zat aktif dalam rentang sempit yang mendekati kadar yang tertera pada etiket. Keragaman bobot dilakukan dengan mengambil tidak kurang dari 30 satuan sediaan dan dipilih 10 tablet, ditimbang satu per satu. Dihitung jumlah zat aktif dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam persen dari jumlah yang tertera pada etiket dari hasil penetapan kadar masing-masing tablet dan dihitung nilai penerimaannya. Keragaman bobot dilakukan untuk sediaan tablet tidak bersalut dan salut dengan dengan zat aktif ≥25 mg dan ≥25 Dirjen POM, 2014. 2. Keseragaman kandungan Uji keseragaman kandungan berdasarkan pada penetapan kadar masing – masing kandungan zat aktif dalam satuan sediaan. Keseragaman kandungan untuk sediaan padat ditentukan dengan cara menetapkan kadar masing-masing 10 satuan menggunakan metode analisis yang sesuai dan kemudian dihitung nilai penerimaan. Secara umum, rumus perhitungan nilai penerimaan adalah: Np = |M − x͞ | + ks ........................................................................... 6 M merupakan nilai rujukan, �͞ merupakan rata-rata dari masing-masing kandungan X 1 , X 2 , X n yang dinyatakan dalam persentase, k merupakan konstanta penerimaan dan s merupakan simpangan baku sampel. Tabel III. Persyaratan uji keseragaman sediaan Bentuk sediaan Tipe Sub tipe Dosis dan perbandingan zat aktif Tablet ≥ 25 mg dan ≥ 25 25 mg atau 25 Tidak Keragaman bobot Keseragaman kandungan Bersalut Salut Selaput Keragaman bobot Keseragaman kandungan Lainnya Keseragaman kandungan Keseragaman kandungan Dirjen POM, 2014. 3. Kekerasan tablet Tablet harus cukup kuat untuk mempertahankan bentuk selama mengalami perlakuan mekanik pada saat proses pengemasan, transportasi, hingga pada saat pemakaian. Bila tablet tidak cukup kuat, hal ini akan merugikan konsumen. Akan tetapi tablet tidak boleh terlalu keras, karena hal ini dapat mempengaruhi waktu hancur sehingga mempengaruhi pelepasan obat di dalam tubuh. Kekerasan tablet berbeda-beda tergantung pada besarnya tekanan pada waktu pencetakan tablet, jumlah, dan jenis bahan pengikat yang dipakai, cara granulasi, jumlah serbuk, bentuk, ukuran serta bobot tablet. Pada umumnya variasi kekerasan tablet adalah 4 – 8 kg Parrott, 1971. 4. Kerapuhan tablet Uji kerapuhan tablet dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kerusakan tablet yang terjadi akibat goncangan atau gesekan selama pengangkutan. Tablet yang rapuh dapat mengakibatkan bobot tablet berkurang, sehingga kadar bahan aktif dalam tablet berkurang yang berakibat berkurangnya efektifitas obat dalam tubuh. Kerapuhan tablet dianggap cukup baik bila hasilnya kurang dari 1 United States Pharmacopeial Convention, 2014. 5. Waktu hancur tablet Waktu hancur tablet adalah waktu yang diperlukan tablet untuk pecah dan menjadi partikel-partikel penyusunnya, sehingga akan meningkatkan luas permukaan yang kontak dengan cairan dalam tubuh Banker dan Anderson, 1986. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur tablet antara lain faktor yang berhubungan dengan formulasi, yaitu bahan pengisi, bahan pelincin, bahan pengikat dan bahan penghancur. Tekanan kompresi juga mempengaruhi waktu hancur tablet, jika makin besar tekanan kompresinya pada saat pencetakan tablet maka waktu hancur tablet makin lama Duchene, 1983. Pada tablet konvensional, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet tidak lebih dari 15 menit Dirjen POM, 2014.

D. Disolusi

Dokumen yang terkait

Formulasi sediaan tablet liquisolid Glibenklamid dengan pelarut PEG 400 dan Laktosa sebagai Carrier Material.

22 119 160

Formulasi sediaan tablet liquisolid glibenklamid dengan pelarut gliserin dan amilum kentang sebagai carrier material.

30 170 144

FORMULASI TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN MENGGUNAKAN PROPILEN GLIKOL SEBAGAI PELARUT NON VOLATILE DAN PVP K-30 SEBAGAI POLIMER

0 0 15

Formulasi tablet likuisolid ibuprofen menggunakan polimer hidrofilik hpmc k4m dan polietilen glikol 400 sebagai pelarut non volatile - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 15

FORMULASI TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN MENGGUNAKAN GLISERIN SEBAGAI PELARUT NON VOLATILE DAN PVP K-30 SEBAGAI POLIMER

0 0 16

Formulasi tablet likuisolid ibuprofen menggunakan polimer hidrofilik PVP K-30 dan polietilen glikol 400 sebagai pelarut non volatile - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 15

Formulasi tablet likuisolid piroksikam menggunakan propilen glikol sebagai pelarut non volatile - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 13

Formulasi tablet likuisolid piroksikam menggunakan polietilen glikol 400 sebagai pelarut non volatile - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 15

Formulasi tablet likuisolid piroksikam menggunakan gliserin sebagai pelarut non volatile - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 13

FORMULASI TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN MENGGUNAKAN GLISERIN SEBAGAI PELARUT NON VOLATILE DAN HPMC K4M SEBAGAI POLIMER

0 0 15