1. Rasio-rasio neraca balance sheet ratios, yaitu rasio-rasio yang
disusun dari data yang bersumber atau yang berasal dari neraca. 2.
Rasio-rasio laporan laba rugi income statement ratios, yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi.
3. Rasio-rasio antar laporan intern statement ratios, yaitu rasio-rasio
yamg disusun dari data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.
2.6 Kinerja Perusahaan
Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat melalui analisis laporan keuangannya. Analisis laporan keuangan adalah suatu perhitungan rasio-rasio
untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa depan. Rasio-rasio tersebut digunakan untuk menilai
kinerja perusahaan yang dilihat dari kondisi keuangan perusahaan tersebut antara lain: rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio leverage.
1. Rasio Profitabilitas X
1
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan mempergunakan penjualan, aset atau modal yang dimiliki perusahaan.
Profitabilitas merupakan hasil dari berbagai kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Weston dan Brigham 1993: 304 menyatakan
bahwa profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan.
Mengukur tingkat pengembalian atau hasil penjualan atau investasi yang ditanamkan. Menurut Satria 1994: 51 rasio profitabilitas dapat dihitung
dengan :
Sendiri Modal
Bersih Laba
ROE =
Pengukuran ini menggunakan skala rasio 2. Rasio Likuiditas X
2
Likuiditas adalah kemampauan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi. Jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar suatu perusahaan atas kewajiban yang harus segera dipenuhi. Perusahaan yang
mempunyai kekuatan membayar yang besar sehingga memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi dikatakan bahwa perusahaan tersebut dalam
keadaan likuid. Sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekuatan utuk membayar dikatakan ada pada kondisi tidak likuid.
Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek. Menurut Satria 1994: 51 rasio likuiditas dapat dihitung dengan :
Lancar g
Hu Lancar
Aktiva Ratio
Current tan
= Pengukuran ini menggunakan skala rasio
3. Rasio Aktivitas X
3
Mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Menurut Satria 1994: 51 rasio aktivitas dapat dihitung dengan:
Aktiva Total
Penjualan Over
Turn Sales
= Pengukuran ini menggunakan skala rasio
4. Rasio Leverage X
4
Leverage merupakan rasio yang memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Leverage
keuangan adalah penggunaan utang,apabila hasil pengembalian atas aktiva yang ditunjukkan oleh besarnya rentabilitas ekonomis lebih besar daripada
biaya utang maka leverage itu menguntungkan dan hasil pengembalian atas modal rentabilitas modal sendiri ini juga akan meningkat Sawir, 2005:
13. Menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001: 59,Rasio Leverage atau
rasio utang adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai utang atau oleh pihak luar. Rasio ini
menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai atau difinansir oleh pihak luar atau dengan kata lain finansial leverage menunjukkan proporsi atas
penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan. Menurut Satria 1994: 51 rasio leverage dapat dihitung dengan menggunakan:
Aktiva Total
g Hu
Ratio Debt
tan =
Pengukuran ini menggunakan skala rasio. Menurut Husnan 1992: 560 rasio leverage adalah mengukur seberapa jauh
perusahaan menggunakan hutang. Beberapa analisis menggunakan istilah rasio solvabilitas, yang berarti mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban keuangannya. Beberapa rasio yang mungkin dipergunakan diantaranya adalah :
1. Rasio Hutang
Rasio hutang dihitung berdasarkan atas hutang jangka panjang termasuk kewajiban membayar sewa guna atau leasing, dan total
hutang. Rasionya dinyatakan sebagai berikut : Rasio hutang =
alsendiri sewaguna
jang gjangkapan
Hu sewaguna
jang gjangkapan
Hu mod
tan tan
+ +
+
2. Debt to Equity Ratio
Rasio ini menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Dinyatakan dalam rasio ini :
Debt to Equity Ratio = ri
Modalsendi iban
Totalkewaj
3. Time Interest Earned
Rasio ini mengukur seberapa banyak laba operasi kadang juga ditambah dengan penyusutan mampu membayar bunga hutang.
Dinyatakan dalam rumus : Time Interest Earned =
bunga penyusu
i Labaoperas
tan +
4. Debt Service Coverage
Kewajiban finansial yang timbul karena menggunakan hutang tidak hanya karena membayar bunga dan sewa guna leasing. Ada juga
kewajiban dalam bentuk pembayaran angsuran pokok pinjaman. Debt Service Coverage di rumuskan :
DSC = 1
. tan
t man
pokokpinja angs
sewaguna bunga
penyusu i
Labaoperas −
+ +
+
Fluktuasi bisnis perusahaan berdampak besar terhadap pemilik
equitas bila sebagian modal perusahaan diungkit are leveraged oleh hutang.
Oleh karena itu leverage keuangan meningkatkan resiko pemilik modal. Beard dan Dess, 1979 didalam Martono, 2002 mengembangkan suatu
pendekatan lain dalam mengukur pendekatan lain dalam mengukur rasio leverage
keuangan. Perusahaan memasukan unsur leverage keuangan industri RL
t
sebagai penimbang dari rasio leverage keuangan tradisional. Selanjutnya rasio leverage keuangan tersebut dinamakan leverage keuangan
industri dijadikan sebagai penimbang rasio leverage keuangan tradisional. Konsep analisis rasio tertimbang ini sekaligus mencerminkan
bagaimana perusahaan melakukan benchmarking terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan. Wright et al 1996 didalam Martono, 2002
mengemukakan bahwa competitive benchmarking merupakan proses perbandingan kinerja perusahaan dengan pesaing utama atau industri.
Interprestasi rasio leverage keuangan tertimbang RL
T
pada dasarnya sama dengan rasio leverage keuangan perusahaan RL
P
, perbedaannya adalah bahwa rasio leverage keuangan tertimbang RL
T
telah memasukan unsur benchmarking
. Nilai rasio leverage keuangan tertimbang RL
T
lebih dari 1 menunjukkan bahwa rasio leverage keuangan industri RL
I
. Nilai rasio
leverage keuangan tertimbang RL
T
sama dengan 1 mencerminkan bahrasio leverage
keuangan perusahaan RL
P
sama dengan rasio leverage keuangan industri RL
I
, sedangkan nilai rasio leverage keuangan tertimbang RL
T
kurang dari 1 menunjukan bahwa rasio leverage keuangan perusahaan RL
P
kurang dari rasio leverage keuangan industri RL
I
. Leverage
keuangan tertimbang adalah perbandingan antara total hutang per modal sendiri dari perusahaan individual dengan total hutang per
modal sendiri dari perusahaan industri secara keseluruhan. Rachmanda, 2004.
Leverage Keuangan Tertimbang = I
ri Modalsendi
g TotalHu
P ri
Modalsendi g
TotalHu tan
tan
2.6 .1.Rasio Leverage Keuangan tertimbang