1. H : b
j
= 0 tidak terdapat pengaruh X
1,
X
2,
X
3
terhadap Y H
1
: b
j
≠ 0 terdapat pengaruh X
1,
X
2,
X
3
terhadap Y Dimana j = 1, 2, 3, k : variabel ke j sampai ke k
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah variable
3. Dengan F hitung sebesar
2 2
1 1
hit
R k
F R
n k
− =
− −
Keterangan : F
hit
= F hasil perhitungan R
2
= koefisien variabel k = jumlah variabel
n = jumlah sampel 4. Kriteria pengujian sebagai berikut
a. Jika F
hitung
F
tabel
maka Ho di tolak dan Hi diterima berarti secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terkait.
b. Jika F
hitung
F
tabel
maka Ho di terima dan Hi ditolak berarti secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terkait.
3.4.3.2. Uji Parsial Uji t
Uji t adalah uji yang digunakan untuk melihat pengaruh masing- masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat Widarjono,
2005: 58.
Hipotesis dirumuskan sebagai berikut : 1. Ho = β
1
= 0, tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel Xi terhadap variabel Y.
Hi = β
1
≠ 0, ada pengaruh yang signifikan β dari variabel Xi terhadap
variabel Y. 2. Menentukan Level of Significant α
2
sebesar 0,025 atau 25 . 3. t
hitung
= β
i Se βi
Dimana: βi = koefisien regresi Se = Standar error
4. Kriteria pengujian sebagai berikut: Jika t
tabel
≥ t
hitung
, maka Ho diterima dan Hi ditolak Jika t
hitung
t
tabel,
maka Ho ditolak atau Hi diterima.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Pasar Modal Indonesia
Sejarah pasar modal di Indonesia mengungkapkan bahwa di Indonesia pernah dibentuk suatu Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek yaitu pada
tanggal 11 Januari 1925 atau tiga belas tahun setelah dibentuknya perserikatan yang sama di kota Jakarta 1912. Kemudian pada tahun 1927
dibentuk bursa-bursa efek di tiga kota besar di Indonesia yaitu di Jakarta, Semarang, Surabaya.
Pada masa revolusi kemerdekaan kegiatan perdagangan di bursa-bursa efek tersebut praktis terhenti karena situasi politik saat itu. Setelah proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia tepatnya tahun 1951, pemerintah memberlakukan Undang-Undang Darurat No.13 Tahun 1951 yang kemudian
disahkan sebagai Undang-Undang. Yaitu Undang-Undang No.15 Tahun 1952 tentang Bursa Efek.
Pasar Modal di Indonesia dari Tahun 1977 sampai Tahun 1987 kurang memberikan hasil seperti yang diharapkan meskipun pemerintah telah
memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang menarik dana dari pasar modal. Tersendat-sendatnya perkembangan pasar modal selama ini
disebabkan oleh beberapa hal antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat. Adanya batasan fluktuasi harga saham dan saham
campur tangan pemerintah dalam penetapan harga saham pada pasar perdana.
Untuk mengatasi permasalahan yang menghambat perkembangan pasar modal tersebut di atas,pemerintah mengeluarkan serangkaian deregulasi yang
berkaitan dengan perkembangan pasar modal yaitu Paket Kebijakan Desember 1987 Pakto 1988, Paket Kebijakan Desember 1988 Pakdes
1988.
4.1.2 Sejarah Singkat PT Bursa Efek Indonesia BEI
Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek Indonesia diswastakan dan mulai menjalankan pasar saham di Indonesia , sebuah awal pertumbuhan baru
setelah terhenti sejak didirikan pada awal abad ke – 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan Kolonial Belanda, Bursa Efek pertama di Indonesia didirikan
Batavia, pusat pemerintah colonial Belanda yang dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutup selama Perang Dunia pertama dan kemudian dibuka lagi pada tahun 1952. Selain Bursa Batavia, pemerintah
colonial juga mengkeuangkan bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa saham ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan
oleh tentara Jepang di Batavia Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan
kemerdekaan , bursa saham dibuka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang Dunia. Kegiatan bursa saham kemudian berhenti
lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisme pada tahun 1956. Sebelum tahun 1977, bursa saham dibuka kembali dan ditangani oleh
Badan Pelaksanaan Pasar Modal BAPEPAM, institusi baru di bawah