Pekerjaan Ibu Balita Pendidikan Ibu Balita

59

5.1.7. Riwayat Penyakit Diare Anak Balita

Penyakit diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah TB dan Pneumonia. Diperkirakan lebih dari 1,3 milyar serangan dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita yang disebabkan oleh diare Widiyono, 2008. Menurut Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Triwulan II 2011 yang diterbitkan oleh Kemenkes RI, bila dilihat per kelompok umur diare tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi pada anak balita yaitu 16,7. Sedangkan menurut jenis kelamin hampir sama yaitu 8,9 pada laki-laki dan 9,1 pada perempuan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa proporsi anak balita yang memiliki riwayat diare adalah 19. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan hasil penelitian Marliana Simbolon 2008 dimana proporsinya sebesar 47,8 dan juga hasil penelitian Simarmata 2013 dimana proporsinya sebesar 36,5. Hal ini dapat disebabkan sudah baiknya higiene perorangan serta kondisi sanitasi dan lingkungan responden. Namun hasil ini lebih besar dibandingkan dengan angka nasional insidens rate diare 6,7 dari hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 dimana juga dijelaskan bahwa kelompok umur balita adalah kelompok umur penduduk yang paling tinggi menderita diare.

5.2. Karakteristik Ibu Balita

5.2.1. Pekerjaan Ibu Balita

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa distribusi proporsi ibu balita yang tidak bekerja lebih besar 84 dibandingkan dengan proporsi ibu balita yang bekerja 16. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Marlina Simbolon 2008 Universitas Sumatera Utara 60 dimana proporsi ibu balita yang tidak bekerja lebih besar yaitu 91,3. Dan juga penelitian Ihsan 2012 dimana proporsi ibu balita yang tidak bekerja yaitu 90,6. Tidak bekerjanya ibu membuat ibu memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengasuh dan merawat anak balitanya, dan tetap harus diimbangi dengan pemberian makanan yang bergizi dan pola asuh yang benar karena tanpa diiringi dengan pemberian makanan yang bergizi dan pola asuh yang baik maka anak balita akan mengalami kekurangan gizi.

5.2.2. Pendidikan Ibu Balita

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa distribusi proporsi ibu balita yang berpendidikan tinggi lebih besar 75 dibandingkan pendidikan rendah 25. Berdasarkan penelitian ini proporsi ibu balita yang tidak tamat SDMI yaitu 1, tamat SDMI yaitu 7, tamat SLTPMTs yaitu 17, tamat SLTAMA yaitu 65 dan yang tamat AkademiPT yaitu 10. Dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi adalah pada ibu balita dengan pendidikan terakhir SLTAMA. Proporsi pendidikan rendah ibu pada penelitian ini 25 lebih besar dibandingkan proporsi pendidikan rendah ibu pada penelitian Rasastiti dan Syauqy di kecamatan Semarang Timur 2014 dengan desain cross sectional yaitu 19,3. Namun jauh lebih kecil dibandingkan dengan proporsi pendidikan rendah ibu balita pada penelitian Ihsan tahun 2012 yaitu 98. Jika proporsi pendidikan tinggi ibu balita lebih besar diharapkan dapat memberikan dampak yang positif terhadap pola asuh ibu terhadap balita mereka. Karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan ibu untuk menyerap informasi dan mengimplementasikan dalam prilaku hidup sehari-hari Universitas Sumatera Utara 61 khususnya untuk pola asuh anak serta pemberian makanan atau asupan gizi anak balita mereka sehingga anak balita dapat tumbuh dengan baik.

5.2.3. Jumlah Anak Ibu Balita