Status Imunisasi Anak Balita

56 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa anak balita yang tidak diberikan kolostrum 66 lebih besar dibandingkan anak balita yang diberikan kolostrum 34. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Lingga 2010 dimana proporsi anak balita yang tidak mendapatkan kolostrum lebih besar dari yang mendapatkan kolostrum yaitu sebesar 52,4. Tidak diberikan kolostrum juga mempuanyai hubungan dengan status gizi kurang pada anak balita dengan Rasio Prevalensinya sebesar 3,838 Lingga, 2010. Rendahnya proporsi pemberian kolostrum ini dikarenakan masih banyak ibu yang tidak tahu manfaat kolostrum sehingga membuangnya, dan juga ada beberapa ibu yang pada saat melahirkan bayinya mendapatkan bayi mereka telah diberikan susu formula oleh petugas kesehatan terlebih dahulu. Rendahnya proporsi pemberian kolostrum ini tentu disayangkan mengingat bahwa kandungan tertinggi kolostrum adalah antibodi yang 10-17 kali lebih banyak dibandingkan ASI matur. Disamping itu kandungan protein kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan ASI matur dan kadar karbohidrat dan lemak kolostrum lebih rendah dibandingkan ASI matur.

5.1.4. Status Imunisasi Anak Balita

Tujuan imunisasi adalah mencegah penyakit dan kematian balita yang disebabkan oleh wabah yang sering terjangkit, artinya anak balita yang telah mendapatkan imnusasi sesuai umurnya otomatis sudah memiliki kekebalan terhadap penyakit seperti Tuberculosis, Difteri, Pertusis batuk rejan, Tetanus, Campak, Polio dan Hepatitis B. Universitas Sumatera Utara 57 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa balita dengan status imunisasi lengkap lebih besar 88 dibandingkan dengan anak balita dengan status imunisasi tidak lengkap 12. Imunisasi pada anak balita dilaksanakan setiap hari pada di posyandu dan juga ibu balita dapat datang ke Puskesmas jika tidak dapat datang pada saat pelaksanaan posyandu. Proporsi status imunisasi lengkap pada penelitian ini 88 lebih kecil dibandingkan dengan cakupan imunisasi Puskesmas Sentosa Baru tahun 2013 yaitu sebesar 92, dan cakupan imunisasi dari laporan Puskesmas Sentosa Baru dari bulan Januari – Juni tahun 2014 97,2. Hal ini dapat terjadi dikarenakan anak balita yang tidak lengkap imunisasi memang lebih banyak yang datang ke posyandu untuk menimbang berat badan dibandingkan yang lengkap imunisasinya. Proporsi anak balita dengan status imunisasi lengkap ini 88 lebih besar dibandingkan dengan proporsi anak balita dengan status imunisasi lengkap 40,6 pada penelitian Ihsan 2012, dan juga proporsi anak balita dengan status imunisasi lengkap 82,9 pada penelitian Lingga 2010. Angka ini juga lebih besar dari angka nasional cakupan imunisasi yaitu 58,9 Riskesda, 2013. Secara umum juga dapat dinyatakan bahwa ibu telah memiliki kesadaran untuk membawa anaknya ke posyandu maupun Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi. Hal ini terlihat pada tabel 4.15. dimana proporsi ibu yang mengetahui manfaat imunisasi untuk kekebalan tubuh bayi terhadap penyakit cukup besar yaitu sebesar 79. Didukung juga dengan pelaksanaan posyandu yang rutin disetiap kelurahan dan selalu didampingi petugas Puskesmas. Ada sebesar 12 anak balita yang tidak diimunisasi dengan lengkap, hal ini disebabkan karena berbagai alasan Universitas Sumatera Utara 58 seperti tidak diizinkan oleh ayah balita untuk melakukan imunisasi, balita sering sakit, keluarga balita yang baru pindah, dan ibu balita lupa membawa balitanya untuk diimunisasi.

5.1.5. Riwayat Penyakit Infeksi Anak Balita