Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier

27 setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat esensial. Pertumbuhan bayi sangat cepat terlihat dari pertambahan berat badan bayi menjadi 2 kali lipat dari berat badan waktu lahir saat berumur 4-6 bulan, dan menjadi 3 kali lipat pada saat berumur 1 tahun, serta panjang badan bertambah 50 dari panjang saat lahir pada tahun pertama, dan menjadi 2 kali lipat pada waktu berumur 4 tahun. Kekurangan gizi adalah salah satu penyebab utama kematian bayi dan anak- anak, hal ini mengakibatkan berkurangnya kuantitas sumber daya manusia di masa depan. Secara kualitas keadaan gizi kurang juga mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan sehingga kemampuan anak-anak untuk belajar, beraktivitas dan bersikap akan lebih terbatas dibandingkan dengan anak yang normal.

2.10. Pencegahan Gizi Kurang

Tujuan dari pencegahan adalah menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum sempat berlanjut. Konsep pencegahan meluas, mencakup langkah- langkah untuk mengganggu atau memperlambat penyakit atau kelainan. Dari perluasan ide inilah tiga tahapan pencegahan dikembangkan Timreck, 2004.

2.10.1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan kejadian gizi kurang sebelum hal tersebut terjadi. Tiga aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan, pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam pencegahan primer: Universitas Sumatera Utara 28 a. Promosi kesehatan seperti penyuluhan tentang ASI Eksklusif, penyuluhan tentang prilaku hidup bersih dan sehat PHBS, pemantauan kadarzi keluarga sadar gizi, dan penyebarluasan pedoman umum gizi seimbang PUGS b. Proteksi spesifik seperti pemberian kapsul vitamin A untuh mencegah kekurangan vitamin A, pemberian tablet Fe, pemberian MP-ASI setelah umur 6 bulan, penggunan garam beriodium dan lain-lain.

2.10.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder lebih ditujukan pada skrining kesehatan dan deteksi untuk menentukan status patogenik setiap individu di dalam populasi. Jika status patogenik ditemukan lebih dini, diagnosis dan pengobatan dini yang dilakukan dapat mencegah kondisi untuk berkembang dan dapat menghentikan atau memperlambat perkembangan penyakit Timreck, 2004. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam pencegahan sekunder: a. Pendeteksian dini seperti pemantauan tumbuh kembang balita di Posyandu, pemantauan bayi dengan berat badan lahir rendah BBLR, pemantauan konsumsi pangan keluarga, dan pemantauan status gizi PSG. b. Pengobatan dini yang tepat seperti pemberian makanan untuk pemulihan gizi kepada keluarga dengan gizi kurang.

2.10.3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier mencakup kepada pembatasan terhadap segala ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi saat penyakit, cedera, atau ketidakmampuan sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan. Diagnosis dan pengobatan segera yang diikuti dengan rehabilitasi yang tepat dan pemulihan pasca Universitas Sumatera Utara 29 pengobatan, sekaligus pendidikan pasien yang sesuai, perubahan prilaku dan perubahan gaya hidup, semua diperlukan agar ketidakmampuan tidak terjadi lagi Timreck, 2004. Adapun hal yang dapat dilakukan dalam pencegahan tersier adalah melakukan pencegahan meluasnya kasus dengan koordinasi lintas program dan lintas sektor dengan cara memberikan bantuan pangan dan pengobatan penyakit.

2.11. Kerangka Konsep Penelitian Karakteristik Anak