61 khususnya untuk pola asuh anak serta pemberian makanan atau asupan gizi anak
balita mereka sehingga anak balita dapat tumbuh dengan baik.
5.2.3. Jumlah Anak Ibu Balita
Berdasarkan hasil penelitian diketahui proporsi ibu balita yang memiliki jumlah anak balita 1 sampai 2 orang lebih besar 91 dibandingkan ibu balita yang
memiliki jumlah anak balita lebih dari 2 9. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ihsan 2012 dimana proporsi ibu dengan jumlah anak 2 lebih besar
68,9 dibandingkan dengan ibu dengan jumlah anak 1-2 orang 31,1. Hal ini dapat disebabkan oleh cakupan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu-ibu cukup baik.
Dan juga pada saat posyandu, para kader dan petugas kesehatan selalu mengingatkan untuk mengikuti program KB kepada ibu-ibu.
Jumlah anak balita dalam satu keluarga dapat mempengaruhi status gizi anak balita tersebut. Jika jumlah anak balita semakin besar tanpa diiringi dengan
penambahan pendapatan keluarga maka jumlah asupan gizi yang akan diberikan kepada anak balita dapat berkurang sehingga dapat mempengaruhi status gizi anak
balita. Kasus kurang gizi lebih banyak terdapat pada keluarga besar dibandingkan keluarga kecil. Jumlah anak yang kelaparan dari keluarga besar hamper 4 kali lebih
banyak dibandingkan jumlah anaj yang keluarga kecil. Sehingga anak-anak yang dihasilkan dari keluarga demikian lebih banyak yang kurus, punya daya piker yang
lemah, kurang darah dan terserang penyakit. Diharapkan dengan keluarga kecil selain kesejahteraan lebih terjamin, kebutuhan akan pangan juga akan lebih baik terpenuhi
daripada keluarga besar.
Universitas Sumatera Utara
62
5.2.4. Pengetahuan Ibu Balita
Berdasarkan hasil penelitian diketahui proporsi ibu balita dengan pengetahuan baik lebih besar 66 dibandingkan dengan ibu balita dengan pengetahuan kurang
34. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Ihsan 2012 dimana proporsi pengetahuan baik ibu 34 lebih kecil dibandingkan proporsi pengetahuan kurang
ibu 55,7. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pendidikan Ibu balita pada penelitian ini juga tergolong tinggi sehingga untuk mendapatkan dan menerima informasi gizi
lebih gampang. Dilihat dari tabel 4.15. mengenai distribusi pengetahuan ibu, diketahui bahwa banyak ibu balita yang tidak mengetahui guna KMS 53, tidak
mengetahui contoh makanan yang mengandung karbohidrat 48, tidak mengetahui contoh makanan yang mengandung protein 35, tidak mengetahui contoh makanan
yang mengandung vitamin dan mineral 42. Pengetahuan ibu memberikan pengaruh terhadap pola asuh ibu terhadap
balitanya. Pada keluarga yang tingkat pengetahuan ibunya rendah, seringkali anak harus puas dengan makan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi.
Pengetahuan gizi yang diperoleh oleh ibu sangat bermanfaat bagi balita apabila ibu berhasil mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan gizi ibu dan
sikap gizi ibu mempengaruhi status gizi anak balita dengan pengetahuan gizi ibu merupakan faktor paling kuat hubungannya dengan status gizi anak balita dilihat dari
nilai koefisien regresinya 0,22 Julita, 2011.
5.3. Status Gizi Anak Balita