Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Umur Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Jenis Kelamin Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Status ASI Eksklusif

64 diketahui oleh masyarakat umum. Padahal, penderita gizi kurang yang jika tidak ditangani dengan baik pada gilirannya akan menjadi kandidat gizi buruk dan hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap kualitas hidup dan derajat kesehatan.

5.3.1. Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian diketahui proporsi anak balita dengan status gizi buruk dan gizi kurang berdasarkan umur terbesar pada umur 13 – 24 bulan yaitu 22,2 untuk gizi buruk, dan 33,3 untuk gizi kurang. Menurut penelitian Ihsan 2012, umur balita bukan merupakan faktor resiko gizi kurang pada anak balita. Namun demikian hal ini dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, mengingat bahwa periode emas tumbuh kembang anak adalah sampai umur 2 tahun dan otak mulai terbentuk saat masih janin berusia 2 minggu dan mencapai 90 tumbuh- kembang pada saat umur 3 tahun.

5.3.2. Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Jenis Kelamin

Anak balita dengan status gizi buruk terbanyak pada laki-laki 16,7, dan gizi kurang terbanyak pada perempuan 26,9. Dilihat dari jumlah balita dengan masalah gizi kurang dan gizi buruk, lebih banyak terjadi pada laki-laki. Hal ini dapat terjadi karena anak laki-laki lebih aktif dalam bermain namun asupan nutrisi cenderung kurang. Sedangkan untuk status gizi baik terbanyak pada perempuan 63,5, hal ini sejalan dengan penelitian Ihsan 2012 dimana status gizi baik juga lebih besar pada perempuan 73,8.

5.3.3. Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Status ASI Eksklusif

Proporsi anak balita gizi buruk dengan status tidak ASI Eksklusif lebih rendah 9,5 dibandingkan dengan status ASI Eksklusif 18,8. Seharusnya secara ilmu Universitas Sumatera Utara 65 gizi tentu dengan tidak ASI Eksklusifnya bayi dapat menyebabkan kekurangan gizi pada bayi atau tidak sesuainya kebutuhan gizi bayi dengan jumlah asupan zat gizi bayi. Penelitian ini mengindikasi adanya pemberian makanan pada anak balita yang tidak ASI eksklusif yang cenderung lebih banyak mengandung energi yaitu karbohidrat dan lemak dibandingkan protein, vitamin dan mineral. Indikasi ini didukung dengan hasil penelitian untuk 4 balita gizi lebih, dimana semua balita gizi lebih ini tidak ASI Eksklusif.

5.3.4. Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Status Imunisasi