58 seperti tidak diizinkan oleh ayah balita untuk melakukan imunisasi, balita sering
sakit, keluarga balita yang baru pindah, dan ibu balita lupa membawa balitanya untuk diimunisasi.
5.1.5. Riwayat Penyakit Infeksi Anak Balita
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa anak balita yang memiliki riwayat penyakit infeksi selama satu bulan terakhir saat penelitian dilakukan lebih
besar 53 dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat infeksi 47. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ihsan 2010 dimana anak balita dengan
riwayat penyakit infeksi 55,7 lebih besar dibandingkan yang tidak memiliki riwayat penyakit infeksi 44,3. Seperti diketahui bahwa penyakit infeksi memiliki
hubungan yang saling terkait dengan masalah gizi pada anak balita. Keberadaan penyakit infeksi pada anak balita menyebabkan anak balita kekurangan nafsu makan
sehingga asupan gizi juga kurang. Padahal kebutuhan gizi saat anak balita sakit justru meningkat, hal ini dapat menyebabkan anak balita kurang gizi. Begitupun sebaliknya,
ketika anak balita tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang, daya tahan tubuhnya imunitas dapat melemah dan dalam keadaan demikian anak balita
mudah diserang infeksi.
5.1.6. Riwayat Penyakit ISPA Anak Balita
Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada 34 orang balita 34 memiliki riwayat ISPA. Proporsi ini lebih rendah dibandingkan dengan penelitian Marlina
Simbolon 2008 dimana proporsi balita ISPA sebesar 87, juga penelitian Lingga 2010 dimana proporsi balita ISPA sebesar 65,7. Ini bisa dikarenakan kekebalan
tubuh balita cukup bagus dilihat dari cakupan imunisasinya.
Universitas Sumatera Utara
59
5.1.7. Riwayat Penyakit Diare Anak Balita
Penyakit diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah TB dan Pneumonia. Diperkirakan lebih dari 1,3 milyar serangan dan 3,2 juta kematian per
tahun pada balita yang disebabkan oleh diare Widiyono, 2008. Menurut Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Triwulan II 2011 yang diterbitkan oleh
Kemenkes RI, bila dilihat per kelompok umur diare tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi pada anak balita yaitu 16,7. Sedangkan menurut
jenis kelamin hampir sama yaitu 8,9 pada laki-laki dan 9,1 pada perempuan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa proporsi anak balita yang
memiliki riwayat diare adalah 19. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan hasil penelitian Marliana Simbolon 2008 dimana proporsinya sebesar 47,8 dan juga
hasil penelitian Simarmata 2013 dimana proporsinya sebesar 36,5. Hal ini dapat disebabkan sudah baiknya higiene perorangan serta kondisi sanitasi dan lingkungan
responden. Namun hasil ini lebih besar dibandingkan dengan angka nasional insidens rate diare 6,7 dari hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 dimana juga dijelaskan
bahwa kelompok umur balita adalah kelompok umur penduduk yang paling tinggi menderita diare.
5.2. Karakteristik Ibu Balita