Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

d. Refleksi Kesulitan siswa pada siklus II sudah berkurang, siswa lebih terlihat antusias untuk mengikuti proses pembelajaran. Di dalam diskusi kelompok kecil siswa dapat saling berbagi pengetahuan. Berdasarkan hasil tes siswa pada akhir siklus kedua, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II, tetapi belum mencapai target sebesar 75. Peningkatan yang terjadi hanya mencapai 41.66. Adapun penyebab tidak tercapainya target hasil belajar adalah adanya gangguan eksternal dalam proses pembelajaran. Sedangkan hasil lembar kuisioner menunjukkan bahwa siswa memiliki minat terhadap materi sistem peredaran darah manusia yang menggunakan team games tournament. Penyebab meningkatnya minat serta hasil belajar siswa adalah karena rasa senang dan ketertarikan siswa terhadap permainan TGT. Siswa juga merasa terpancing untuk berusaha menjawab soal TGT dengan benar agar mendapatkan poin sebanyak-banyaknya, sehingga kelompok diskusinya dapat menang.

B. Hasil Penelitian

Hasil-hasil yang diperoleh di dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. hasil belajar siswa berupa hasil posttest siswa setelah pembelajaran siklus pertama dalam penelitian ini menunjukkan terjadinya perubahan pemahaman siswa tentang materi sistem peredaran manusia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament TGT. Peningkatan pemahaman dari 36 orang siswa di kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan memiliki tingkat yang bervariasi. Perhitungan penilaian untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa secara klasikal dapat diketahui dari persentase hasil posttest pada siklus I, yang dilakukan dengan menggunakan perbandingan jumlah siswa yang menjawab benarmencapai KKM X dengan jumlah siswa keseluruhan N dikalikan 100. Hasil peningkatan pemahaman konsep pada siklus I adalah 8.33. Sedangkan target peningkatan pemahaman konsep kelas yang telah ditentukan adalah sebesar 40. Sehingga, hasil pencapaian nilai rata-rata masih belum melebihi target yang telah ditetapkan karena rata-rata skor siswa setelah posttest adalah 4.38. Nilai tertinggi pada saat posttest adalah 9.44 dan nilai terendah adalah 0.33. Hasil perhitungan peningkatan pemahaman konsep diinterpretasikan dengan menggunakan indeks gaintingkat pemahaman siswa dengan hasil peningkatan pemahaman konsep siswa pada siklus I masih tergolong rendah. Sehingga jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 2 orang siswa dari 36 orang siswa, sedangkan nilai di bawah KKM sebanyak 34 orang siswa. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus pertama ini, peneliti memutuskan untuk melanjutkan pelaksanan tindakan pada siklus kedua. Hal ini disebabkan karena hasil yang dicapai belum memenuhi target. Berikut ini disajikan grafik nilai pretest dan posttest siswa dari hasil pembelajaran siklus pertama : Grafik 1. Hasil Penilaian Pretest Siklus I Grafik 2. Hasil Penilaian Posttest Siklus I Tabel 9. Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siklus I No. Interval Frekuensi Interpretasi 1 -0.5 – 0.29 17 Rendah 2 0.30 – 0.70 16 Sedang 3 0.70 2 Tinggi Sedangkan hasil posttest siswa setelah pembelajaran siklus kedua dalam penelitian ini menunjukkan perubahan pemahaman siswa tentang materi sistem peredaran manusia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament TGT. 5 10 15 0 - 0.9 1.0 – 1.9 2.0 – 2.9 3.0 – 3.9 4.0 – 4.9 5.0 – 5.9 6.0 – 6.9 J u m la h Interval Frekuensi Hasil Penskoran Pretest 2 4 6 8 10 12 0 - 0.9 1.0 – 1.9 2.0 – 2.9 3.0 – 3.9 4.0 – 4.9 5.0 – 5.9 6.0 – 6.9 7.0 – 7.9 8.0 – 8.9 9.0 – 9.9 Ju m la h Interval Frekuensi Hasil Penskoran Posttest Peningkatan pemahaman dari 36 orang siswa di kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan memiliki tingkat yang bervariasi. Perhitungan penilaian untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa secara klasikal dapat diketahui dari persentase hasil posttest pada siklus II, yang dilakukan dengan menggunakan perbandingan jumlah siswa yang menjawab benarmencapai KKM X dengan jumlah siswa keseluruhan N dikalikan 100. Hasil peningkatan pemahaman konsep pada siklus II adalah 41.66. Sedangkan target peningkatan pemahaman konsep kelas yang telah ditentukan adalah sebesar 75. Sehingga, hasil pecapaian nilai rata-rata masih belum melebihi target yang telah ditetapkan karena rata-rata skor siswa setelah posttest adalah 6.54. Nilai tertinggi pada saat posttest adalah 9.54 dan nilai terendah adalah 3.18. Hasil perhitungan peningkatan pemahaman konsep diinterpretasikan dengan menggunakan indeks gaintingkat pemahaman siswa dengan hasil peningkatan pemahaman konsep siswa pada siklus II adalah sedang. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 15 orang siswa dari 36 orang siswa, sedangkan nilai di bawah KKM sebanyak 21 orang siswa. Akan tetapi, bila ditinjau dari hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dapat dilihat terjadinya peningkatan pemahaman siswa. Peningkatan jumlah siswa dalam hasil belajar siswa dari siklus pertama ke siklus kedua sebanyak 13 siswa. Setelah melakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament TGT, maka peneliti memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan tindakan. Berikut ini disajikan grafik nilai pretest dan posttest siswa dari hasil pembelajaran siklus kedua : Grafik 3. Hasil Penilaian Pretest Siklus II Grafik 4. Hasil Penilaian Posttest Siklus II Tabel 10. Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siklus 2 No. Interval Frekuensi Interpretasi 1 -1.6 – 0.29 3 Rendah 2 0.30 – 0.70 24 Sedang 3 0.70 9 Tinggi 1 2 3 4 5 6 7 Ju m la h Interval Frekuensi Hasil Penskoran Pretest 2 4 6 8 10 12 0 - 0.9 1.0 – 1.9 2.0 – 2.9 3.0 – 3.9 4.0 – 4.9 5.0 – 5.9 6.0 – 6.9 7.0 – 7.9 8.0 – 8.9 9.0 – 9.9 J u m la h Interval Frekuensi Hasil Penskoran Posttest 2. minat siswa ditinjau dari data respon siswa terhadap materi sistem peredaran manusia pada setiap pernyataan di dalam angketkuisioner dianalisis menggunakan satuan persentase dengan melakukan perhitungan banyaknya siswa yang menyatakan setuju dibagi seluruh siswa dikalikan 100 . Berdasarkan perhitungan satuan persentase angketkuisioner didapatkan hasil bahwa 5 pernyataan di dalam angketkuisioner mendapatkan klasifikasi baik sekali, 4 pernyataan di dalam angketkuisioner mendapatkan klasifikasi baik, dan 1 pernyataan di dalam angketkuisioner mendapatkan klasifikasi cukup. Sedangkan ditinjau dari hasil respon siswa secara individu yang dianalisis dengan perhitungan jumlah skor yang dicapai siswa dibagi jumlah skor total maka didapatkan hasil rata-rata minat siswa kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan adalah 80. Nilai minat siswa terendah adalah 55 sedangkan nilai tertinggi adalah 97.50. Jumlah siswa yang mencapai indikator keberhasilan sebanyak 24 orang siswa dari 36 orang siswa, sedangkan jumlah siswa yang tidak mencapai indikator keberhasilan sebanyak 12 orang siswa. Dengan nilai tersebut dapat diketahui ketercapaian minat belajar siswa yang telah melampaui indikator keberhasilan 75. Grafik 5. Respon Minat Siswa Perindividu Ketercapaian indikator minat siswa ini didukung pula oleh keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran. Keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran merupakan parameter minat siswa yang menimbulkan motivasi belajar siswa. Data keaktifan siswa dianalisis dengan menggunakan persentase yaitu jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikalikan 100. Pada saat siklus I terdapat 4 orang siswa yang memiliki kategori keaktifan rendah, 21 orang siswa memiliki kategori keaktifan sedang, 10 orang siswa memiliki kategori keaktifan baik, dan 1 orang siswa memiliki kategori keaktifan sangat baik. Sehingga didapatkan hasil siswa yang memiliki keaktifan baik dan sangat baik sebesar 30.55. Sedangkan pada siklus II terdapat 3 orang siswa yang memiliki kategori keaktifan sangat rendah karena pada saat pelaksanaan diskusi dan permainan TGT ketiga 1 2 3 4 5 6 5 4 .5 - 5 6 .5 5 7 .5 - 5 9 .0 5 9 .5 - 6 1 .5 6 2 .0 - 6 4 .0 6 4 .5 - 6 6 .5 6 7 .5 - 6 9 .0 6 9 .5 - 7 1 .5 7 2 .0 - 7 4 .0 7 4 .5 - 7 6 .5 7 7 .0 - 7 9 .0 7 9 .5 - 8 1 .5 8 2 .0 - 8 4 .0 8 4 .5 - 8 6 .5 8 7 .0 - 8 9 .0 8 9 .5 - 9 1 .5 9 2 .0 - 9 4 .0 9 4 .5 - 9 6 .5 9 7 .0 - 9 9 .0 Ju m la h Interval Frekuensi Respon Minat Siswa Perindividu siswa tersebut tidak masuk sekolah, 3 orang siswa memiliki kategori keaktifan sedang, 17 orang siswa memiliki kategori keaktifan baik, dan 13 orang siswa memiliki kategori keaktifan sangat baik. Sehingga didapatkan hasil siswa yang memiliki keaktifan baik dan sangat baik sebesar 83.33.

C. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas Iv Sd Negeri 02 Brujul Kecamatan

0 1 15

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW sebagai upaya meningkatkan minat dan hasil belajar biologi materi sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

0 0 2

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) untuk meningkatkan hasil belajar dan minat siswa kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan pada materi sistem peredaran darah manusia

0 4 239

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS.

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

0 0 12