Deskripsi Kegiatan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kegiatan Penelitian

Penelitian tindakan kelas PTK dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament TGT dalam pembelajaran materi sistem peredaran darah manusia ini telah dilaksanakan pada siswa kelas VIII A SMP Kanisisus Kalasan setiap hari Senin dan Selasa pada tanggal 12-26 November 2012. Data pada penelitian ini merupakan data kuantitatif yang kemudian diolah menjadi data deskriptif. Data ini diperoleh dari hasil lembar kuesioner, hasil tes awal pretest, dan hasil tes akhir posttest yang berkaitan dengan materi sistem peredaran darah manusia. Skor yang diperoleh akan dikonversi menjadi nilai yang kemudian diolah menjadi data deskriptif. Penelitian ini dilandasi dari hasil observasi yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang biasa dilakukan guru di kelas. Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka peneliti melakukan perancangan penelitian tindakan kelas PTK. Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. observasi pendahuluan dilakukan secara 2 dua tahap, yaitu pada saat siswa berada di kelas VII A semester 2 dan pada saat siswa berada di kelas VIII A semester 1. Observasi pendahuluan tahap 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 26 April 2012, sedangkan observasi tahap 2 dilaksanakan setiap hari Senin dan Selasa dari tanggal 8-30 Oktober 2012. Pelaksanaan observasi pendahuluan dilaksanakan secara 2 tahap dikarenakan terjadi perubahan penyusunan kelas. Pada saat siswa menduduki kelas VII siswa dibagi menjadi 3 kelas sedangkan pada saat menduduki kelas VIII siswa dibagi menjadi 2 kelas. Oleh sebab itu, dibutuhkan observasi pendahuluan tahap 2 untuk meninjau kembali hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran. Guru mitra dalam penelitian ini adalah Ibu Heffi W., S.Pd. sebagai guru bidang studi IPA Biologi. Dalam penelitian ini jumlah siswa kelas VIII A pada tahun ajaran 20122013 sebanyak 36 orang siswa dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dalam observasi pendahuluan tahap 1 dan tahap 2 ini, ada tiga hal yang diobservasi yaitu guru, siswa, dan kelas. Berikut dapat diuraikan hasil observasi pendahuluan: a. observasi guru pada observasi pendahuluan tahap 1, guru memberikan salam dan memeriksa kesiapan siswa. Selanjutnya guru menanyakan pekerjaan rumah yang sudah diberikan untuk dilakukan penilaian dan dibahas bersama-sama. Pekerjaan rumah tersebut dibahas dengan meminta siswa satu per satu secara bergantian untuk menjawab soal pilihan ganda dan isian singkat. Guru juga mengkaitkan jawaban soal siswa dengan kegiatan tanya jawab untuk mengulas kembali materi sebelumnya. Kegiatan guru setelah selesai membahas soal terakhir maka selanjutnya guru melakukan tanya jawab untuk mengkaitkan pekerjaan rumah dengan materi yang akan disampaikan pada hari itu. Tanya jawab yang dilakukan ini merupakan bentuk apersepsi yang bertujuan untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang telah lalu dan merangsang perhatian siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru menjelaskan materi pembelajaran dengan metode ceramah. Selama menjelaskan materi pembelajaran guru memberikan pertanyaan- pertanyaan yang merangsang siswa untuk mencari jawaban di sumber belajar dan untuk merangsang pengetahuan mereka. Namun demikian hanya beberapa siswa yang mau menjawab pertanyaan guru tersebut. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa guru kurang memotivasi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga ada siswa yang terlihat bosan. Cukup banyak dari mereka yang melakukan kegiatan masing-masing, misalnya menggambar, bercerita sendiri-sendiri dengan teman sebangkunya, bermain dengan alat tulis dan meletakkan kepala di atas meja. Guru memang telah berusaha mengaktifkan siswa, namun proses pembelajaran yang cenderung monoton menyebabkan siswa memiliki minat belajar yang rendah dalam mengikuti proses pembelajaran. Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru memasukkan nilai pekerjaan tugas siswa dan menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup. Pada observasi pendahuluan tahap 2, apabila pada pembelajaran sebelumnya guru memberikan pekerjaan rumah maka proses pembelajaran yang berlangsung memiliki penjabaran tahap pembelajaran yang dilakukan guru sama dengan observasi pendahuluan tahap 1. Apabila guru tidak memberikan pekerjaan rumah pada pembelajaran sebelumnya maka proses pembelajaran yang berlangsung diawali dengan guru memberikan salam dan memeriksa kesiapan siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan yang diambil dari kehidupan sehari-hari terkait materi pembelajaran hari itu. Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang perhatian dan motivasi siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru memberikan penjelasan dengan metode ceramah yang diselingi dengan tanya jawab. Kegiatan tanya jawab ini bertujuan untuk mengaktifkan siswa. Akan tetapi, kondisi yang terjadi hanya ada beberapa siswa yang aktif menjawab pertanyaan sedangkan siswa lainnya melakukan kegiatan sendiri-sendiri yang tidak berkaitan dengan materi pembelajaran. Hal ini menunjukkan siswa masih belum memiliki rasa suka untuk belajar materi tersebut karena proses pembelajaran yang monoton membuat mereka bosan. Setelah memberikan penjelasan guru meminta siswa mengerjakan soal-soal. Apabila waktu mencukupi maka soal-soal tersebut akan langsung dinilai dan dibahas bersama-sama, sedangkan apabila belum sempat dibahas akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya. b. observasi siswa ditinjau dari perilaku siswa selama proses pembelajaran pada tahap 1 dan tahap 2 tampak bahwa terdapat siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan penuh perhatian dan ada siswa yang tidak memperhatikan. Hal ini ditinjau selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat guru memasuki kelas banyak siswa yang masih sibuk sendiri dan tidak siap memberi salam. Setelah ketua kelas memberi komando sebanyak 2 kali semua siswa baru siap memberi salam. Sebelum pembelajaran dimulai siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Setelah mempersiapkan diri, siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang diajarkan. Pada saat penjelasan materi, terdapat siswa yang mendengarkan penjelasan dengan baik dan ada pula yang kurang fokus terhadap materi yang diajarkan, misalnya terdapat siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri dan berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Pada saat guru memberikan pertanyaan tidak semua siswa menanggapi dengan antusias, sehingga yang menanggapi pertanyaan guru hanya siswa “itu-itu saja”. Pada pembelajaran ini siswa cenderung pasif. Hal ini dikarenakan siswa merasa jenuh dengan proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang digunakan guru. Pada saat siswa diminta mengerjakan soal latihan tidak semua siswa mengerjakan soal latihan dengan serius karena siswa cenderung memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berbicara dengan temannya, bercanda dengan temannya, berjalan-jalan dan bermain secara leluasa. Selain itu, tidak semua siswa mencatat hal-hal penting sewaktu diberikan penjelasan. Sehingga hal-hal tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki keinginan dan kebutuhan akan belajar. Peneliti menduga kondisi seperti ini dikarenakan siswa merasa bosan dengan kegiatan rutin mengerjakan soal-soal latihan dan metode ceramah guru tersebut. Dengan kata lain tidak ada kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa selama ini guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, diskusi, latihan soal, teka- teki silang, jembatan keledai dan inqury. Hal ini dikarenakan keterbatasan fasilitas alat peraga dan LCD yang dimiliki oleh sekolah. Selain itu, penggunaan metode ceramah dirasa oleh guru dapat membuat penyelesaian materi pembelajaran yang harus disampaikan pada siswa menjadi lebih cepat. Sehingga pola pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah guru memberikan penjelasan materi pelajaran, kemudian untuk menguji pemahaman dan daya serap pembelajaran guru memberikan soal kepada siswa. Akan tetapi, metode yang diterapkan oleh guru ini dirasakan masih belum begitu membantu siswa untuk memahami materi peredaran darah manusia. Hal ini dikarenakan, materi peredaran darah manusia memiliki konsep-konsep yang abstrak dengan adanya tuntutan agar siswa memahami keterkaitan struktur dan fungsi serta proses yang dikaitkan dengan kesehatan. Konsep-konsep ini dikatakan abstrak dikarenakan tidak dapat diamati secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan melihat dari sikap siswa yang cenderung tidak fokus memperhatikan pembelajaran dan sibuk bermain sendiri, maka dapat dilihat bahwa siswa memiliki minat terhadap permainan. Hasil wawancara dengan guru tersaji dalam Lampiran 10, halaman 161. c. observasi kelas pada tahap 1 secara fisik ruang kelas VII A sangat memadai untuk proses belajar mengajar dengan jumlah siswa 25 anak. Fasilitas yang disediakan di kelas tersebut adalah papan tulis, meja guru, kursi guru, kursi siswa, meja untuk siswa, lemari kecil, papan pengumuman dan kipas angin. Selain itu, di dalam kelas juga disediakan buku untuk mencatat kemajuan kelas. Pencahayaan kelas juga sudah cukup baik dengan banyaknya jendela yang dapat dimasuki oleh sinar matahari. Lingkungan kelas sudah cukup kondusif untuk pembelajaran karena terletak cukup jauh dari jalan raya. Ruangan kelas memiliki sirkulasi udara dan ruang gerak yang agak leluasa. Hal ini membuat para siswa menjadi nyaman dalam belajar. Sedangkan pada observasi pendahuluan tahap 2 ruang kelas VIII A diletakkan sama dengan ruang kelas yang dahulu menjadi ruang kelas VII A. Akan tetapi perbedaannya adalah jumlah siswa yang menempati lebih banyak yaitu berjumlah 36 orang siswa. Sehingga ruang gerak siswa terbatas karena luas ruang kelas menjadi lebih sempit bagi siswa. Hal ini menyebabkan kondisi belajar yang tidak kondusif. 2. siklus I ini, terdiri dari 2 kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari empat bagian yaitu rancangan kegiatan, pelaksanaan pembelajaran, pengamatan dan refleksi. a. Rancangan Kegiatan Pada rencana yang dilakukan oleh peneliti pada siklus pertama yaitu menyiapkan silabus, RPP, LKS, alat peraga, soal dan kunci jawaban TGT serta soal-soal yang akan diujikan dan lembar observasi untuk siswa dan peneliti. b. Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian pada siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 12 dan 13 November 2012 di kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang siswa. Pertemuan pertama diikuti oleh 34 orang siswa karena 2 orang siswa tidak masuk sekolah, sedangkan pertemuan kedua diikuti oleh 36 orang siswa. Pada awal pembelajaran siswa mengerjakan soal pretest dengan bentuk pilihan ganda dan essay. Pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat peraga berupa jantung manusia dengan berpedoman pada rencana pelaksanan pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti. Pada pertemuan kedua siswa melakukan diskusi kelompok dalam mengerjakan LKS secara berkelompok yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Setelah berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi selanjutnya siswa melakukan permainan berupa TGT secara berkelompok yang bertujuan untuk menimbulkan motivasi siswa dengan cara bersaing secara positif. Pada akhir siklus pertama siswa mengerjakan soal posttest dengan bentuk soal sama seperti pretest. Soal pretest-posttest bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum dan setelah menerima pembelajaran yang dikonversi menjadi hasil belajar. c. Pengamatan Selama pelaksanaan pembelajaran, diskusi kelompok, bermain TGT dan selama siswa mengerjakan soal, peneliti sekaligus mengadakan pengamatan. Selain itu, pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan bantuan guru pamong dan observer. Tugas yang dilakukan oleh guru pamong dan observer adalah memantau apakah peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran atau tidak dan mengamati aktivitas siswa. Pengamatan ini dilakukan sebagai bahan refleksi dalam pelaksanaan selanjutnya. Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditinjau kelebihan selama pengamatan pada siklus pertama adalah siswa memperhatikan peneliti selama menyampaikan materi dan siswa aktif dalam menanggapi pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Sedangkan kekurangan selama peneliti mengadakan pengamatan baik dari pihak siswa maupun dari pihak peneliti adalah dari pihak siswa, masih ada beberapa orang siswa yang tidak fokus dan tidak aktif. Selain itu, masih ada siswa yang bertanya kepada teman satu meja dalam mengerjakan posttest. Sedangkan dari pihak peneliti, nada bicara peneliti masih terlalu cepat dan kurang tegas dalam mengarahkan siswa. d. Refleksi Refleksi dilakukan dengan melihat hasil tes sesudah siklus pertama, peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa belum mencapai target 40. Dimana, dapat dilihat dari nilai rata-rata posttest sesudah siklus pertama, ada peningkatan sebesar 8.33 tetapi hasil ini belum mencapai target yang ditentukan, yaitu sebesar 40. Adapun kesulitan yang dialami siswa yaitu dalam mengerjakan soal cara kerja jantung dan peredaran darah manusia serta memahami bentuk soal essay. Selain itu, masih ada siswa yang belum maksimal mengerjakan LKS, bermain TGT dan menjawab soal posttest. Artinya masih ada siswa yang tidak menjawab soal cara kerja jantung dan peredaran darah manusia serta soal essay dengan benar. Pada saat mengerjakan LKS siswa kurang maksimal karena kondisi ruang kelas yang tidak kondusif untuk dijadikan tempat diskusi. Ruang kelas terlalu sempit sehingga suara antar kelompok saling berlomba dan menyebabkan kelas menjadi gaduh. Dalam bermain TGT masih banyak kelompok yang kebingungan terkait peraturan permainan. Sedangkan dalam mengerjakan posttest masih dijumpai beberapa orang siswa yang bertanya dengan teman satu meja dan terdapat beberapa siswa terburu-buru mengerjakan posttest karena ingin segera meninggalkan kelas untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler siswa tersebut dipanggil untuk meninggalkan kelas 5 menit sebelum bel pelajaran berakhir. Adapula siswa yang tidak memahami pertanyaan soal essay sehingga jawaban yang dituliskan tidak benar. Berdasarkan dari kekurangan yang ditemukan pada siklus pertama peneliti berusaha untuk memperbaikinya agar pembelajaran pada siklus kedua lebih maksimal. Usaha yang dilakukan peneliti yaitu: a mengubah ruang pelaksanaan pembelajaran ke ruang terbuka, yaitu halaman belakang pasturan gereja Kalasan, b memperjelas peraturan permainan dengan memeragakan, c mengganti soal essay menjadi soal isian singkat, d peneliti lebih mengaktifkan siswa dengan mengundi siswa yang menjawab soal yang terdapat di LKS. Setelah itu, peneliti membimbing siswa untuk sama-sama membahas jawaban siswa tersebut, e peneliti lebih mengkondisikan kelas untuk tenang dan saling menghargai, f peneliti mengijinkan siswa keluar kelas yang dipanggil untuk berkumpul bersamaan dengan teman sekelasnya. 3. siklus II ini, terdiri dari 3 kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari empat bagian yaitu rancangan kegiatan, pelaksanaan pembelajaran, pengamatan dan refleksi. a. Rancangan Kegiatan Pada rencana yang dilakukan oleh peneliti pada siklus kedua yaitu menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal dan kunci jawaban TGT serta soal-soal yang akan diujikan dan lembar observasi untuk siswa dan peneliti. b. Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian pada siklus kedua dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 19, 20 dan 26 November 2012 di kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan dengan jumlah siswa berjumlah 36 orang siswa. Pertemuan pertama diikuti oleh 34 orang siswa karena 2 orang siswa tidak masuk sekolah, sedangkan pertemuan kedua diikuti oleh 33 orang siswa karena 3 orang siswa tidak masuk sekolah. Pertemuan ketiga diikuti oleh 35 orang siswa karena 1 orang siswa tidak masuk sekolah. Pada awal pembelajaran siswa mengerjakan soal pretest dengan bentuk pilihan ganda dan isian singkat. Pembelajaran berlangsung dengan berpedoman pada rencana pelaksanan pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti. Pada pertemuan kedua siswa melakukan diskusi kelompok dalam mengerjakan LKS secara berkelompok yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Setelah berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi selanjutnya siswa melakukan permainan berupa TGT secara berkelompok yang bertujuan untuk menimbulkan motivasi siswa dengan cara bersaing secara positif. Pada akhir siklus kedua siswa mengerjakan soal posttest dengan bentuk soal sama seperti pretest. Soal pretest-posttest bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum dan setelah menerima pembelajaran yang dikonversi menjadi hasil belajar. Pada hari ketiga siklus kedua siswa diminta untuk mengisi lembar kuisioner dengan tujuan untuk mengetahui minat siswa setelah menerima pembelajaran. Selain itu, siswa juga membuat kesimpulan dari materi sistem peredaran darah manusia serta membuat refleksi selama proses pembelajaran. c. Pengamatan Selama pelaksanaan pembelajaran, diskusi kelompok, bermain TGT dan selama siswa mengerjakan soal, peneliti sekaligus mengadakan pengamatan. Selain itu, pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan bantuan guru pamong dan observer. Tugas yang dilakukan oleh guru pamong dan observer adalah memantau apakah peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran atau tidak dan mengamati aktivitas siswa. Pengamatan ini dilakukan sebagai bahan refleksi dalam pelaksanaan selanjutnya. Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditinjau kelebihan selama pengamatan pada siklus kedua adalah siswa lebih memperhatikan peneliti selama menyampaikan materi dan siswa lebih aktif dalam berdiskusi di dalam kelompok. Suasana pembelajaran juga lebih kondusif daripada siklus pertama karena siswa lebih tenang dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Siswa lebih tenang dalam menyelesaikan LKS dengan diskusi kelompok dan mengerjakan posttest. Siswa juga sangat antusias dan merasa senang dalam menjalankan permainan. Sedangkan kekurangan selama peneliti mengadakan pengamatan baik dari pihak siswa maupun dari pihak peneliti adalah dari pihak siswa, masih ada beberapa orang siswa yang tidak fokus pada saat mengerjakan soal posttest. Sedangkan dari pihak peneliti, nada bicara peneliti masih kurang keras saat mengajar di luar kelas sehingga suara bising kendaraan yang melintas di Jalan Jogja-Solo masih mendominasi. d. Refleksi Kesulitan siswa pada siklus II sudah berkurang, siswa lebih terlihat antusias untuk mengikuti proses pembelajaran. Di dalam diskusi kelompok kecil siswa dapat saling berbagi pengetahuan. Berdasarkan hasil tes siswa pada akhir siklus kedua, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II, tetapi belum mencapai target sebesar 75. Peningkatan yang terjadi hanya mencapai 41.66. Adapun penyebab tidak tercapainya target hasil belajar adalah adanya gangguan eksternal dalam proses pembelajaran. Sedangkan hasil lembar kuisioner menunjukkan bahwa siswa memiliki minat terhadap materi sistem peredaran darah manusia yang menggunakan team games tournament. Penyebab meningkatnya minat serta hasil belajar siswa adalah karena rasa senang dan ketertarikan siswa terhadap permainan TGT. Siswa juga merasa terpancing untuk berusaha menjawab soal TGT dengan benar agar mendapatkan poin sebanyak-banyaknya, sehingga kelompok diskusinya dapat menang.

B. Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas Iv Sd Negeri 02 Brujul Kecamatan

0 1 15

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW sebagai upaya meningkatkan minat dan hasil belajar biologi materi sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

0 0 2

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) untuk meningkatkan hasil belajar dan minat siswa kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan pada materi sistem peredaran darah manusia

0 4 239

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS.

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

0 0 12