Penulisan kata Jenis Kesalahan Ejaan

c. Penulisan kata

Pedoman ejaan mengenai penulisan kata meliputi sepuluh hal. Hal-hal yang diatur dalam penulisan kata adalah kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata, kata ganti ku, kau, mu, dan nya, kata depan di, ke, dan dari, kata si dan sang, partikel -lah, -kah, -tah, pun, dan per, singkatan dan akronim, serta angka dan lambang bilangan. Menuliskan kata-kata memang mudah. Namun, ketika harus menulis dengan bentuk yang benar atau baku akan menjadi persoalan. Menulis kata dengan benar dan baku tidak mudah. Hal ini terbukti ketika masih banyak kesalahan penulisan kata dalam berbagai karya tulis. Perhatikan contoh berikut. 8 Semua anak bertepuktangan. 9 Korupsi harus di basmi. 10 Apapun alasannya, kamu tidak boleh mencuri. 11 Hanya ini yang ku peroleh. 12 Sejak kapan adik mu sakit? Kata-kata yang dicetak miring di atas merupakan kata-kata yang tidak tepat penulisannya. Pada kalimat 8 kata dasar dari kata yang dicetak miring adalah tepuk tangan. Ketika kata tersebut mendapat awalan ber-, yang ditulis serangkai hanya kata yang mengikuti langsung. Bentuk yang benar adalah bertepuk tangan. Kata di basmi dalam kalimat 9 tidak tepat karena di- di sana sebagai awalan bukan kata depan sehingga penulisan yang benar adalah dibasmi. Penulisan partikel pun pada kata apapun dalam kalimat 10 tidak tepat. Penulisan partikel pun yang benar dipisah dengan kata yang mendahuluinya sehingga penulisan yang benar adalah apa pun. Kalimat 11 dan 12 memiliki kesalahan yang sama, yaitu pada penulisan kata ganti. Penulisan kata ganti ku, kau, mu, dan nya selalu ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti ataupun mendahuluinya. Penulisan yang benar, yaitu kuperoleh dan adikmu. 8a Semua anak bertepuk tangan. 9a Korupsi harus dibasmi. 10a Apa pun alasannya, kamu tidak boleh mencuri. 11a Hanya ini yang kuperoleh. 12a Sejak kapan adikmu sakit? Partikel pun dapat pula ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya karena lazim dianggap padu. Perhatikan contoh kalimat berikut. 13 Sekalipun banjir, mereka tidak mau dievakuasi. 14 Sekali pun, banjir tidak pernah menerjang wilayah kami. Penggunaan partikel pun dalam kalimat 13 dan 14 berbeda. Partikel pun pada kalimat 13 ditulis serangkai karena termasuk kelompok yang lazim dianggap padu, sama halnya dengan biarpun, walaupun, meskipun, adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, kendatipun, maupun sungguhpun yang ditulis serangkai. Berbeda dengan kalimat 14. Penulisan partikel pun pada kalimat 14 dipisah dengan kata sebelumnya, karena kata sekali pada kalimat itu berarti satu kali yang menunjukkan jumlah. Tanpa mengubah makna kalimat, partikel pun pada kalimat 14 dapat diganti dengan kata saja, seperti pada kalimat berikut. 14a Sekali saja, banjir tidak pernah menerjang wilayah kami. Kalimat 14a mempunyai makna yang sama dengan kalimat 14. Kata sekali pada kalimat 14 dan 14a sama-sama berarti satu kali. Untuk mengetahui apakah partikel pun harus ditulis terpisah atau serangkai dengan kata yang mendahuluinya, dapat diuji dengan mengganti partikel pun dengan kata saja, seperti pada contoh kalimat 14.

d. Penulisan unsur serapan