Tarigan dan Tarigan dalam bukunya Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa
1988 mengemukakan pengertian analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut.
Analisis kesalahan berbahasa adalah prosedur yang digunakan oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa
pelajar, pengenalan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sampel tersebut, pendeskripsian kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasiannya
berdasarkan
sebab-sebabnya yang
telah dihipotesiskan,
serta pengevaluasiannya Tarigan dan Tarigan, 1988:170.
Senada dengan Tarigan, Pateda 1989:32 berpendapat bahwa analisis
kesalahan berbahasa merupakan suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menginterpretasi kesalahan yang dilakukan oleh
pembelajar yang sedang belajar bahasa kedua secara sistematis dan sesuai dengan teori serta prosedur linguistik.
3. Daerah Kesalahan Berbahasa
Daerah kesalahan berbahasa dikemukakan oleh beberapa ahli. Salah satunya adalah Pateda. Pateda 1989:51—61 menyebutkan bahwa ada beberapa
daerah kesalahan berbahasa. Daerah kesalahan yang diungkapkan pateda adalah sebagai berikut.
a. Daerah Kesalahan Fonologi
Kesalahan ini berkaitan dengan pelafalan dan penulisan bunyi bahasa. Daerah kesalahan ini meliputi pemakaian huruf kapital, penulisan kata, dan
tanda baca.
b. Daerah Kesalahan Morfologi
Kesalahan pada bidang morfologi berkaitan dengan tata bentuk kata. Dalam bahasa Indonesia kesalahan bidang morfologi meliputi derivasi, diksi,
kontaminasi, dan pleonasme. c.
Daerah Kesalahan Sintaksis Kesalahan sintaksis berhubungan dengan kalimat dan berkaitan dengan
daerah morfologi karena kalimat berunsurkan kata-kata. Oleh karena itu, kesalahan ini mencakup: i kalimat yang berstruktur tidak baku, ii kalimat
yang ambigu, iii kalimat yang tidak jelas, iv diksi yang tidak tepat dalam membentuk kalimat, v kontaminasi kalimat, vi koherensi, vii kalimat
mubazir, viii kata serapan yang digunakan di dalam kalimat, dan ix logika kalimat.
d. Daerah Kesalahan Semantis
Lyons dalam Pateda, 1989:60 mengatakan bahwa semantik adalah studi tentang makna. Menurut Pateda 1989, makna berhubungan dengan bayangan
imajinasi kita tentang sesuatu, apakah benda, peristiwa, proses atau abstraksi sesuatu.
e. Daerah Kesalahan Grafologi
Kesalahan ini mencakup: i pemakaian huruf, ii pemakaian huruf kapital dan huruf miring, iii penulisan kata, iv penulisan unsur serapan, v
pemakaian tanda baca.
Hampir sama dengan Pateda, daerah kesalahan berbahasa juga dikemukakan Tarigan 1988:198—200. Tarigan membagi daerah kesalahan
berbahasa menjadi empat bagian. a.
Daerah Kesalahan Fonologi Kesalahan fonologi mencakup kesalahan ucapan dan kesalahan ejaan.
Kesalahan ucapan adalah kesalahan mengucapkan kata sehingga menyimpang dari ucapan baku atau bahkan menimbulkan perbedaan makna. Adapun
kesalahan ejaan ialah kesalahan menuliskan kata atau kesalahan menggunakan tanda baca.
b. Daerah Kesalahan Morfologi
Kesalahan morfologi adalah kesalahan memakai bahasa disebabkan salah memilih afiks, salah menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk,
dan salah memilih bentuk kata. c.
Daerah Kesalahan Sintaksis Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa,
klausa, atau kalimat serta ketidaktepatan pemakaian partikel. d.
Daerah Kesalahan Leksikon Kesalahan leksikon adalah kesalahan memakai kata yang tidak atau
kurang tepat. Penelitian ini berfokus pada kesalahan ejaan dan kalimat. Daerah
kesalahan berbahasa yang lainnya tidak dibahas dalam penelitian ini. Teori yang digunakan lebih berfokus pada pendapat Tarigan karena teori kesalahan sintaksis
dibagi dengan tepat yaitu frasa, klausa, kalimat serta ketidaktepatan pemakaian
partikel. Adapun teori yang dikemukakan oleh Pateda, kurang tepat. Misalnya, menurut Pateda kesalahan sintaksis mencakup kesalahan koherensi yang
seharusnya masuk pada analisis wacana.
4. Ejaan