Kesalahan kekurangan unsur kalimat

a. Kesalahan kekurangan unsur kalimat

Kekurangan unsur kalimat yang dibahas dalam penelitian ini adalah kekurangan subjek S, predikat P, objek O, pelengkap PEL, dan keterangan KET. Masing-masing unsur tersebut dipaparkan sebagai berikut. 1 Kekurangan subjek Sugono 2009:41 menyebutkan bahwa subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping predikat. Kesalahan kekurangan unsur subjek biasanya karena adanya kata depan di awal kalimat. Untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya unsur subjek dalam kalimat, digunakan model pertanyaan “Siapaapa yang predikat P?” Perhatikan contoh berikut. Untuk kegiatan itu memerlukan biaya yang cukup banyak. K P O Kalimat tersebut tidak bersubjek. Kalimat tersebut akan menjadi lengkap unsurnya apabila kata depan untuk dihilangkan, atau kalimatnya diubah menjadi kalimat pasif. Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi sebagai berikut. a Kegiatan itu memerlukan biaya yang cukup banyak. b Untuk kegiatan itu, diperlukan biaya yang cukup banyak. Kalimat a subjek kalimatnya adalah kegiatan itu. Hal itu dapat dibuktikan dengan pertanyaan, “Apa yang memerlukan P biaya?”, jawabannya tentu saja adalah adalah kegiatan itu. Demikian pula kalimat b, subjeknya adalah biaya yang cukup besar. Hal itu dibuktikan dengan pertanyaan “apa yang diperlukan P?”, jawabannya adalah biaya yang cukup besar. 2 Kekurangan predikat Predikat merupakan bagian kalimat yang menerangkan subjek. Kekurangan unsur predikat mengakibatkan kalimat tidak jelas tindakan apa yang dilakukan oleh subjek. Ada dua pendapat yang ditemukan peneliti tentang unsur predikat. Ramlan mengatakan bahwa semua kata dibelakang subjek merupakan predikat. Pendapat kedua adalah pendapat Alwi yang menyatakan bahwa tidak semua kata dibelakang subjek merupakan predikat. Untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya unsur predikat dalam kalimat, digunakan model pertanyaan “Subjek S mengapabagaimana?” Perhatikan contoh di bawah ini. Ibu ke pasar. S KET Menurut Ramlan kalimat di atas merupakan kalimat yang benar. Ke pasar dapat dikatakan sebagai predikat karena merupakan kata kerja dan merupakan jawaban dari pertanyaan ibu sedang apa? Namun dalam penelitian ini, penulis tidak menggunakan pendapat Ramlan. Pendapat Moeliono yang digunakan dalam penelitian ini. Kalimat di atas tidak lengkap karena belum mempunyai predikat. Hal itu dapat dibuktikan dengan pertanyaan, “Ibu S mengapa?” Ke pasar bukanlah jawaban atas pertanyaan tersebut karena merupakan keterangan. Agar kalimat tersebut menjadi lengkap, perlu ditambahkan predikat. Kalimat yang benar adalah sebagai berikut. Ibu pergi ke pasar. Kalimat di atas merupakan kalimat yang lengkap. Sudah ada predikat dalam kalimat tersebut. Pedikat kalimatnya adalah pergi. Hal itu dapat dibuktikan dengan penerapan model pertanyaan “Ibu S mengapa?”, jawabanya adalah pergi dilengkapi dengan keterangan ke pasar. 3 Kekurangan objek Unsur objek diperlukan pada kalimat yang predikatnya berupa verba transitif. Ciri-ciri kalimat yang berobjek adalah jika dipasifkan objek dapat menduduki subjek. Dengan kata lain, unsur objek wajib ada dalam yang berpredikat verba aktif transitif. Verba aktif transitif lazim ditandai dengan awalan me-. Kekurangan unsur objek dalam kalimat aktif transitif menyebabkan kalimat menjadi tidak jelas maksudnya. Aini membeli di warung. S P K Kalimat tersebut tidak lengkap karena belum berobjek. Perdikat dalam kalimat itu merupakan kata kerja transitif sehingga memerlukan O. Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi seperti berikut. Aini membeli roti di warung. Kalimat di atas sudah lengkap dengan adanya objek, yaitu roti. Kalimat tersebut dapat diubah menjadi kalimat pasif dengan objek sebagai subjeknya. Bentuk pasif dari kalimat di atas adalah sebagai berikut. Roti dibeli oleh Aini di warung. 4 Kekurangan pelengkap Unsur pelengkap mempunyai persamaan dengan objek, yaitu berada di belakang predikat. Perbedaannya adalah kalimat yang berpelengkap tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif. Dengan kata lain, unsur pelengkap dalam sebuah kalimat tidak dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif. Perbedaan lain antara objek dan pelengkap, yaitu jika dalam kalimat aktif terdapat objek dan pelengkap dibelakang predikat, unsur objek itulah yang akan menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perhatikan contoh berikut. Anak itu bermain. S P Kalimat di atas merupakan kalimat yang tidak berpelengkap. Kekurangan unsur PEL dalam kalimat itu menyebabkan tidak jelas apa yang dimainkan oleh anak itu. Kalimat tersebut akan menjadi lengkap bila ada penambahan PEL seperti di bawah ini: Anak itu bermain kelereng. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah, jika dalam kalimat aktif terdapat objek dan pelengkap dibelakang predikat, unsur objek itulah yang akan menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perhatikan contoh berikut. Ibu membelikan adik. S P O Sekilas, kalimat di atas sudah benar karena sudah tersusun atas unsur sebjek, predikat, dan objek. Sebenarnya, kalimat tersebut masih memiliki kekurangan, yaitu kekurangan unsur pelengkap. Hal itu dapat dibuktikan dengan pertanyaan, “Apa yang Ibu S belikan P untuk adik O?”. Jawaban dari pertanyaan tersebut akan menjadi pelengkap kalimat. Ibu membelikan adik baju baru. S P O PEL Bila kalimat tersebut dipasifkan, yang menjadi subjek adalah adik, bukan baju baru. Baju baru dalam kalimat pasif tetap sebagai pelengkap. Bentuk pasif dari kalimat tersebut adalah sebagai berikut. Adik dibelikan baju baru oleh ibu. Baju baru tidak dapat menempati posisi subjek dalam kalimat pasif. Jika baju baru ditempatkan pada posisi subjek, kalimatnya menjadi tidak logis. Perhatikan kalimat berikut. Baju baru dibelikan adik oleh ibu. Tentu saja kalimat di atas tidak benar. Kalimat di atas menunjukkan bahwa adik- lah yang dibeli oleh ibu. Hal itu tidak mungkin, yang bisa dibeli hanyalah barang, manusia tidak dapat dibeli. Yang dibelikan ibu untuk adik adalah baju baru. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa baju baru pelengkap tidak dapat menempati subjek dalam kalimat pasif. 5 Kekurangan keterangan Unsur yang tidak menduduki fungsi subjek, predikat, objek, dan pelengkap diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Letak unsur keterangan dalam kalimat bebas, dapat di awal, tengah, maupun akhir kalimat. Unsur keterangan dalam kalimat bersifat lentur dan tidak wajib karena bukan merupakan unsur utama pembentuk kalimat. Tugas unsur keterangan dalam kalimat adalah memberikan informasi lebih lanjut tentang sesuatu dalam kalimat tersebut, misalnya tempat, waktu, tujuan, sebab, dan sebagainya. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini. Anjing itu mati. S P Kalimat di atas kekurangan unsur keterangan. Sebenarnya, tanpa unsur keterangan pun kalimat tersebut sudah benar, hanya saja informasi yang diberikan kurang lengkap. Ketidakhadiran unsur KET menyebabkan tidak jelas apa yang menyebabkan anjing itu mati. Supaya maksud kalimat itu jelas, perlu ditambahkan kelompok kata yang menjadi KET. Perbaikannya adalah sebagai berikut. Anjing itu mati karena tertabrak mobil.

b. Kesalahan urutan unsur kalimat