Kajian Pustaka KAJIAN PUSTAKA

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Corporate Social Responsibility Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut H.R Bowen yang dikutip oleh Ismail Solihin dalam buku yang berjudul Corporate Sosial Responsibility tahun 2008 menyatakan bahwa para pelaku bisnis memiliki kewajiban untuk mengupayakan suatu kebijakan serta membuat keputusan dan melalukan berbagai tindakan sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Pendapat tersebut yang dijadikan acuan untuk membuat kerangka konsep tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate Social Responsibility tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu konsep bahwa organisasi atau perusahaan yang memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan khususnya dalam segi sosial. Perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal yang diberikan kepada pemegang saham atau shareholder saja. Namun perusahaan juga memiliki kewajiban kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan stakeholders yang jangkauannya melebihi kewajiban- kewajiban di atas. Pihak-pihak lain yang berkepentingan misalnya seperti masyarakat luas yang secara tidak langsung juga memiliki dampak bagi kemajuan perusahaan tersebut outside stakeholders. Beberapa hal yang termasuk dalam CSR ini antara lain adalah tatalaksana perusahaan corporate governance yang sekarang sedang marak di Indonesia, kesadaran perusahaan akan lingkungan, kondisi tempat kerja dan standar bagi karyawan, hubungan perusahan-masyarakat, investasi sosial perusahaan corporate philantrophy. Menurut Kotler dan Lee yang dikutip oleh Jatmiko 2011 menyebutkan enam kategori aktivitas CSR, yaitu: a. Promosi kegiatan sosial Cause Promotions Pada aktivitas CSR ini perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu kegiatan sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu kegiatan tertentu. Fokus utama dari kategori aktivitas CSR ini adalah komunikasi persuasif, dengan tujuan menciptakan kesadaran masyarakat terhadap suatu masalah sosial. b. Pemasaran terkait kegiatan sosial Cause Related Marketing Pada saat sebuah perusahaan menyatakan bahwa sebagian dari keuntungan atau penjualan produknya akan disumbangkan untuk kegiatan sosial tertentu, maka perusahaan tersebut sedang melakukan apa yang disebut sebagai cause related marketing CRM. Kegiatan ini biasanya didasarkan kepada penjualan produk tertentu, untuk jangka waktu tertentu serta untuk aktivitas derma tertentu. c. Pemasaran kemasyarakatan perusahaan Corporate Societal Marketing Pada aktivitas CSR ini perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. d. Kegiatan filatropi perusahaan Corporate Philanthropy Pada aktivitas CSR ini perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan tersebut biasanya berbentuk pemberian uang secara tunai, bingkisanpaket bantuan atau pelayanan secara cuma-cuma. e. Pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela Commuity Volunteering Pada aktivitas CSR ini perusahaan mendukung dan mendorong para karyawan, rekan pedagang eceran atau para pemegang franchise agar menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu organisasi-organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang menjadi sasaran program. f. Praktik bisnis yang memiliki tanggung jawab sosial Socially Responsible Business Practice Pada aktivitas CSR ini perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup. Komunitas dalam hal ini mencakup karyawan perusahaan, pemasok, distributor, organisasi-organisasi nirlaba yang menjadi mitra perusahaan serta masyarakat secara umum. Tujuan utama program CSR yang dilakukan adalah untuk kepentingan sosial. Kepentingan sosial tersebut antara lain yaitu dalam bidang pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi. Namun dalam prakteknya, program CSR tidak selalu berjalan mulus. Ada beberapa kendala yang dapat mengakibatkan ketidakberhasilan program CSR tersebut. Misalnya tidak ada pendampingan atau bimbingan dari pihak lain dalam program. Dengan tidak ada pendampingan tersebut wajar jika program CSR kurang berhasil. Mengingat penerima program CSR adalah masyarakat yang kurang mampu dari segi perekonomian serta dalam segi pendidikan masih kurang. Sehingga masyarakat disana kurang dapat mengerti dengan program yang telah ada. 2. Status Sosial Ekonomi Anggota Status sosial dapat diartikan sebagai posisi atau kedudukan seseorang dalam suatu kelompok masyarakat. Status sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang dimiliki oleh seseorang anggota dalam suatu kelompok. Pendapat tersebut didukung oleh Hopkins yang menyatakan bahwa status sosial ekonomi merupakan hasil kombinasi dari status sosial dan status ekonomi dimana mencakup tingkat pendidikan, pekerjaan, jabatan dan tempat tinggal. Posisi atau kedudukan seseorang ditentukan oleh yang dia miliki serta dipandang penting oleh masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan, pekerjaan, jabatan dan tempat tinggal seseorang maka semakin tinggi pula status sosial ekonomi di masyarakat. Melihat uraian di atas, dapat diuraikan unsur-unsur yang terdapat dalam status sosial ekonomi. Unsur-unsur tersebut antara lain: a. Pekerjaan Pekerjaan menjadi salah satu unsur sebab kebutuhan akan terpenuhi jika seseorang tersebut bekerja. Keterpenuhan kebutuhan tersebut dapat menentukan status sosial ekonomi seseorang. Selain mendapatkan pemenuhan kebutuhan, pekerjaan atau bekerja akan mendapatkan kepuasan jasmani. Menurut Soeroto blog.ub.ac.id, pekerjaan merupakan kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa baik itu untuk dirinya sendiri atau orang lain, baik itu mendapatkan upah atau pun tidak. Bila dipandang dari segi ekonomis, mendapatkan pendapatan dari hasil bekerja tersebut dapat dijadikan pemenuhan kebutuhan sehingga status sosial ekonomi seseorang dapat meningkat. Menurut pedoman ISCO International Standart Clasification of Oecupation pekerjaan dapat diklasifikasikan menjadi: 1 Profesional ahli teknik dan ahli jenis 2 Kepemimpinan dan ketatalaksanaan 3 Administrasi tata usaha dan sejenisnya 4 Jasa 5 Petani 6 Produksi dan operator alat angkut Dari klasifikasi pekerjaan di atas, orang dapat memilih sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan, kemampuan serta keterampilan yang dimilikinya. Namun dalam masyarakat muncul pekerjaan yang diakui bahwa pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang terhormat atau lebih dihargai bila dilihat dari sosial dan ekonomi, tetapi ada pula pekerjaan yang kurang dihargai oleh masyarakat. Sehingga status sosial ekonomi pun dapat dilihat dari jenis pekerjaan yang dimilikinya. b. Pendapatan Seperti yang diuraikan di atas, bahwa pemenuhan kebutuhan pun menjadi salah satu tolok ukur penilaian status sosial ekonomi oleh masyarakat. Tentu saja untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan pendapatan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pendapatan menjadi salah satu pengaruh status sosial ekonomi. Biro pusat statistik mengkategorikan pendapatan sebagai berikut: 1 Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya reguler dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari: a Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang b Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah c Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik 2 Pendapatan yang berupa barang, yaitu pembayaran upah dan gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi. c. Pendidikan Di beberapa kasus, semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pendidikan yang mereka tempuh. Hal tersebut mengingat bahwa untuk memiliki pendidikan yang tinggi, seseorang harus menyiapkan beberapa hal. Salah satunya adalah biaya. Biaya pendidikan akan semakin terpenuhi jika pendapatan yang diperoleh seseorang tersebut semakin tinggi. Untuk tren saat ini pun, pendidikan dapat dijadikan untuk meningkatkan harga diri. Masyarakat pun memandang apabila seseorang tersebut memiliki gelar sarjana lebih memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan seseorang yang notabennya hanya lulusan SD, SMP ataupun SMA. d. Pemilikan atau kekayaan Selain pekerjaan, pendapatan dan pendidikan yang menjadi tolok ukur status sosial ekonomi adalah pemilikikan atau kekayaan seseorang tersebut. Semakin seseorang memiliki barang yang berharga seperti rumah, maka dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut memiliki status sosial ekonomi yang tinggi daripada orang yang belum memiliki rumah. Apabila dilihat dari sisi kepemilikan rumah, seseorang yang memiliki rumah sendiri dipandang lebih memiliki status sosial ekonomi lebih tinggi oleh masyarakat. Akan menjadi demikian, apabila pembandingkan dengan seseorang yang hanya memiliki rumah kontrakan, milik orang tua dan lain sebagainya. Status sosial ekonomi seseorang pun dapat berkontribusi terhadap pencapaian atau keberhasilan suatu program. Seperti penelitian sebelumnya yang berjudul Hubungan Antara Keikutsertaan Siswa dalam Program Bimbingan Belajar, Status Sosial Ekonomi Orangtua, Motivasi Belajar Siswa dengan Keberhasilan Siswa Menempuh Ujian Akhir Nasional yang ditulis oleh Fransisca dari Universitas Sanata Dharma. Pada penelitian tersebut menyatakan bahwa status sosial ekonomi berhubungan pada keberhasilan siswa menempuh ujian nasional. Dalam penelitian tersebut pun ditambahkan bahwa status sosial ekonomi memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Sehingga dapat dikatakan, jika status sosial ekonomi orangtua tinggi maka keberhasilan siswa menempuh Ujian Akhir Nasional juga akan meningkat. Namun dalam karya tulis tersebut, tidak dijelaskan alasan status sosial ekonomi memiliki hubungan yang positif. 3. Partisipasi Anggota Secara harafiah, partisipasi dapat diartikan turut berperan serta dalam kegiatan, baik itu secara aktif maupun proaktif. Namun partisipasi pun dapat dikatakan secara luas yang berarti bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik alasan dari dalam dirinya atau tekanan dari luar pada seluruh proses kegiatan yang bersangkutan. Adapun pengertian partisipasi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: a. Menurut Keith Davis yang dikutip oleh wikipedia.org, partisipasi adalah suatu keterlibatan mantal dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalam kegiatan tersebut. Dalam pendapat tersebut, ditekankan dua aspek yaitu keterlibatan mental dan emosi as mental and emotional involment of persons of person in a group situation which encourages him to contribute to group goals and share responsibility in them. b. Menurut Sastropoetro yang dikutip oleh Turindra 2009, partisipasi adalah keikutsertaan, peranserta atau keterlibatan dengan keadaan lahiriahnya. Beberapa hal pokok yang dapat diambil dari pengertian-pengertian partisipasi di atas adalah sebagai berikut: a. Keterlibatan mental dan emosi yang menyertai partisipasi b. Keterlibatan dengan keadaan lahiriah c. Peran serta diberikan seseorang sampai tujuan program atau kegiatan mencapai tujuan dan ikut bertanggung jawab secara sadar. Dari hal pokok di atas, dapat ditarik mengenai bentuk-bentuk partisipasi yang ada. Berikut bentuk-bentuk partsipasi: a. Partisipasi pasif merupakan seseorang yang hanya ikut saja dalam suatu kegiatan tanpa tanggung jawab penuh. Seseorang tersebut biasanya hanya sebagai peserta kegiatan sehingga seseorang tersebut cenderung kurang mengetahui kegiatan secara keseluruhan. b. Partisipasi aktif adalah tindakan seseorang yang menerima dan melaksanakan tugas dalam suatu kegiatan dengan tanggung jawab penuh. Seseorang pun mencurahkan pengetahuan, perasaan dan keterampilannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah dirumuskan. Partisipasi anggota pun juga menjadi salah satu faktor tercapainya keberhasilan suatu anggota. Dengan adanya partisipasi anggota, kegiatan proaktif yang bersifat membangun pun diberikan oleh anggota tersebut. Dengan keterlibatan anggota seperti itu, maka keberhasilan program pun akan tercapai. Pendapat tersebut pun didukung oleh hasil penelitian yang ditulis oleh Hernida Kusuma Listya, ST dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang berjudul Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Tingkat Keberhasilan Proyek Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian tersebut menyatakan bahwa partisipasi berpengaruh pada tingkat keberhasilan proyek pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Bayuwangi. Bahkan dalam penelitian tersebut, partisipasi masyarakat paling dominan dalam mendukung keberhasilan proyek. Hal tersebut disebabkan pemerintah atau lembaga-lembaga masyarakat tidak dapat selalu mendorong atau menyediakan sarana prasara yang dibutuhkan masyarakat untuk mengembangkan diri mereka sendiri pemberdayaan masyarakat, sehingga masyarakat itu sendiri yang harus mengembangkan dirinya. Apabila pemberdayaan masyarakat tersebut telah sesuai dengan target rencana awal proyek maka proyek dinyatakan berhasil. 4. Pemahaman Anggota Pemahaman berasal dari kata dasar „paham‟. Menurut kamus besar bahasa Indonesia paham berarti pengertian, pendapat pikiran dan mengerti benar. Sedangkan pemahaman diberi imbuhan pe- dan –an sehingga berarti sesuatu hal yang kita pahami dan mengerti dengan benar. Adapun pengertian pemahaman menurut beberapa yang dikutip oleh Muhammad Zainal Abidin 2011 sebagai berikut: a. Menurut Sadiman, pemahaman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, mengartikan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. b. Menurut Suharsimi, pemahaman adalah bagaimana seseorang mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan. Pengertian tersebut merupakan pemahaman untuk siswa dalam belajar. Namun apabila ditarik kedalam pemahaman anggota suatu organisasi dapat diartikan sebagai mengerti secara menyeluruh tentang organisasi sehingga dapat mengambil tindakan untuk menangani permasalahan atau memajukan organisasi tersebut. Dengan adanya pemahaman mengenai suatu hal, maka seseorang akan mengerti dan memahami secara menyeluruh mengenai hal tersebut. Sehingga apabila ada suatu permasalahan dalam organisasi, dapat cepat menemukan problem solving. Keberhasilan program atau organisasi pun tentu tidak sulit dicapai. Pendapat tersebut didukung oleh artikel yang berjudul Hubungan antara Pemahaman Pemerintah tentang Realitas Sosial Masyarakat dengan Keberhasilan Program Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Diok-Diok. Di dalam artikel tersebut diuraikan bahwa penanganan kemiskinan di kabupaten Diok-Diok tidak maksimal atau dapat dikatakan tidak sesuai dengan sasaran. Penanggulangan kemiskinan yang tidak sesuai mengakibatkan program penanggulangan tersebut pun menjadi gagal. Salah satu faktor yang mengakibatkan kegagalan program adalah pemahaman pemerintah yang masih kurang. Dengan tidak adanya pemahaman dari pemerintah, program yang telah dicanangkan dirasa kurang menyentuh segala lini kehidupan sehingga program pengentasan kemiskinan kurang memiliki makna dan berdaya guna. Oleh karena itu dapat disimpulkan ada hubungan positif antara variabel pemahaman pemerintah dengan keberhasilan program. 5. Tingkat Keberhasilan Pemberdayaan Ekonomi Dalam Program CSR Sarihusada Menurut kamus besar bahasa In donesia, „hasil‟ merupakan sesuatu yang diadakan dibuat, dijadikan, dan sebagainya dengan usaha usaha. Melihat pengertian tersebut, „hasil‟ dapat didefinisikan sebagai tujuan yang akan dicapai dengan melakukan berbagai usaha. Oleh karena itu, berhasil dapat diartikan sebagai tercapainya suatu tujuan dengan melakukan berbagai usaha. Melihat uraian di atas, keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada adalah tercapainya tujuan utama program tersebut. Tujuan utama program adalah peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan seperti itu, program dapat dikatakan berhasil jika telah mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Dalam program ini, terdapat berbagai cara untuk mengusahakan program tersebut antara lain peminjaman modal usaha, kegiatan program pembimbingan, serta pertemuan rutin yang dilakukan oleh seluruh anggota pemberdayaan ekonomi. Program-program tersebut dirasa telah mampu melayani kebutuhan anggota dalam usaha meningkatkan pendapatan mereka. Dengan adanya program peminjaman modal usaha, anggota diharapkan dapat mengembangkan atau membuka usaha baru sehingga dapat menambah pendapatan mereka. Dalam usaha peningkatan pendapatan pun anggota tidak dibiarkan berjalan sendiri. Mereka memiliki fasilitas bimbingan yang dapat dimanfaatkan pada saat mereka mengalami kesulitan dan biasanya pada setiap pertemuan rutin pembimbing hadir sehingga anggota dapat memanfaatkannya. Selain itu, setiap bulannya terdapat pertemuan rutin yang memungkinkan setiap anggota mengungkapkan apa yang menjadi hambatan mereka dalam meningkatkan pendapatannya tersebut.

B. Hipotesis