mempertanyakan alasan anggota melakukan pinjaman. Sehingga semua anggota mendapatkan pinjaman dari dana hibah amal srikandi tersebut
walaupun pinjaman akan digunakan untuk hal yang kurang produktif. Apabila pengelola mempertanyakan apa motif anggota meminjam dana
hibah tersebut maka akan lebih tepat sasaran serta akan lebih mengetahui seberapa tinggi pemahaman anggota mengenai manfaat, tujuan dan
fasilitas yang diberikan. Oleh karena itu, pemahaman anggota tentang pemberdayaan
ekonomi dalam program CSR Sarihusada belum memiliki kontribusi positif dalam keberhasilan program tersebut. Namun tidak menutup
kemungkinan seiring perkembangan program dan meningkatnya pemahaman anggota akan memberikan kontribusi bagi keberhasilan
program.
4. Kontribusi Sosial Ekonomi, Partisipasi dan Pemahaman Anggota
Terhadap Tingkat Keberhasilan Pemberdayaan Ekonomi dalam Program CSR Sarihusada
Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman kerja secara bersama-sama tidak ada
kontribusi positif terhadap terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Kesimpulan tersebut didukung
hasil perhitungan statistik yang menunjukkan nilai F
hitung
lebih kecil daripada F
tabel
0,297 2,86. Oleh karena itu H diterima dan H
a
ditolak artinya tidak ada kontribusi secara signifikan status sosial ekonomi,
partisipasi dan pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.
Walaupun status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota tidak berkontribusi secara signifikan terhadap tingkat keberhasilan
pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Namun variabel tersebut berkontribusi memiliki kontribusi sebesar 26,27. Walaupun
pemahaman tidak berkontribusi secara signifikan terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.
Namun variabel tersebut berkontribusi memiliki kontribusi sebesar 5,7 . Program dapat dikatakan berhasil apabila tujuan dari program
tersebut telah berhasil dilaksanakan. Tujuan dari program pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada adalah meningkatkan
kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan anggota. Oleh karena itu keberhasilan program dalam penelitian ini diukur dari keberhasilan
meningkatkan pendapatan.
Anggota yang
menerima pinjaman
beranggapan bahwa memiliki peningkat pendapatan. Sebab secara nominal, para anggota tersebut memiliki peningkatan jumlah uang yang
dimiliki. Padahal peningkatan jumlah uang tersebut ditopang dari pinjaman. Penambahan jumlah uang yang dimiliki yang ditopang dari
pinjaman tersebut tidak dapat dikatakan sebagai penambahan pendapatan sebab pinjaman bukanlah pendapatan. Malah untuk kedepannya, pinjaman
tersebut berdampak pada pengurangan pendapatan. Oleh karena itu sebenarnya peningkatan pendapatan tidak dimiliki oleh anggota.
Dalam pemberian pinjaman, umumnya lembaga-lembaga keuangan dalam memberikan pinjaman mempertimbangan 5c yang dimiliki calon
peminjam. Apabila calon peminjam tersebut memiliki 5c dan dinyatakan layak untuk menerima pinjaman, lembaga keuangan baru akan mencairkan
pinjaman tersebut. Pertimbangan 5c tersebut adalah character karakter, capacity
kemampuan membayar kewajiban, capital modal, conditions kondisi ekonomi, dan collateral agunan.
Dalam pemberian pinjaman di program pemberdayaan ekonomi belum mempertimbangkan 5c tersebut. Asalkan mereka merupakan
anggota dari program pemberdayaan ekonomi, mereka akan dapat mengakses pinjaman tersebut. Unsur dari 5c tersebut termasuk dalam
status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota. Hal tersebut terbukti pada saat memiliki status sosial ekonomi yang tinggi unsur 5c
seperti capacity kemampuan membayar kewajiban, capital modal, conditions
kondisi ekonomi, dan collateral agunan dapat terpenuhi. Begitu pula apabila anggota memiliki partisipasi yang tinggi, anggota akan
mencetak character karakter yang tinggi pula serta pemahaman yang membungkus mereka untuk melakukan pengajuan pinjaman.
Dalam pemberdayaan ekonomi ini, ada lembaga lain yang membantu pendampingan program CSR Sarihusada itu sendiri. Lembaga
tersebut adalah Lembaga Kemanusian Nasional PKPU yang bertugas sebagai
pendamping setiap
program CSR.
Khususnya dalam
pemberdayaan ekonomi, perwakilan dari lembaga tersebut selalu
menghadiri pertemuan yang diadakan. Pihak lembaga tersebut memberikan masukan apabila terjadi suatu masalah. Sampai saat ini
lembaga tersebut hanya melakukan pendampingan pada saat ada pertemuan. Padahal masyarakat membutuhkan pendampingan secara
menyeluruh seperti evaluasi yang berkelanjutan dan lain halnya. Pendampingan tersebut pun dapat diisi mengenai pengaturan keuangan,
peluang berwirausaha. Seperti yang telah diungkapkan dalam pembahasan-pembahasan
sebelumnya bahwa status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman belum dijadikan tolok ukur dalam pemberian pinjaman. Oleh karena itu
ketiga variabel tersebut belum memiliki kontribusi secara signifikan terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR
Sarihusada.
116
BAB VI SIMPULAN SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan masing-masing masalah penelitian yang telah diuraikan pada bab V, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil analisis data yang pertama dapat disimpulkan bahwa status
sosial ekonomi anggota tidak berkontribusi secara signifikan terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR
Sarihusada. Hal ini dikarena status sosial ekonomi anggota belum dijadikan pertimbangan dalam pemberian pinjaman.
2. Dari hasil analisis data yang kedua dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggota tidak berkontribusi secara signifikan terhadap tingkat keberhasilan
pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Hal ini disebabkan partisipasi anggota pun belum dijadikan pertimbangan atau
persyaratan dalam pemberian pinjaman. 3. Dari hasil analisis data yang ketiga dapat disimpulkan bahwa pemahaman
anggota tidak berkontribusi secara signifikan terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Hal ini
disebabkan pemahaman anggota belum dijadikan pertimbangan dalam pemberian pinjaman.