Kontribusi Status Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Keberhasilan

Tabel V.21 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .139 3 .046 .297 .828 a Residual 5.636 36 .157 Total 5.775 39 a. Predictors: Constant, Pemahaman_angka, Partisipasi_angka, SSE_angka b. Dependent Variable: keberhasilan_program Sumber: data diolah, 2013 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga F hitung sebesar 0,297 sementara F tabel pada df 3:36 sebesar 2,86. Melihat kriteria pengujian hipotesis apabila F hitung lebih kecil daripada F tabel maka H diterima, jika terjadi sebaliknya F hitung lebih besar daripada F tabel maka H ditolak. Dalam pengujian hipotesis kelima ini, F hitung lebih kecil daripada F tabel 0,297 2,86 maka H diterima dan H a ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada kontribusi secara signifikan status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

D. Pembahasan

1. Kontribusi Status Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Keberhasilan

Pemberdayaan Ekonomi dalam Program CSR Sarihusada Hasil pengujian hipotesis pertama mengenai kontribusi status sosial ekonomi terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada menunjukkan bahwa status sosial ekonomi tidak ada kontribusi secara signifikan terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Kesimpulan tersebut didukung hasil perhitungan statistik yang menunjukkan nilai sig. probabilitas sebesar 0,517 lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu H diterima dan H a ditolak artinya tidak ada kontribusi secara signifikan antara status sosial ekonomi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Walaupun status sosial ekonomi tidak berkontribusi secara signifikan terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Namun variabel tersebut berkontribusi memiliki kontribusi sebesar 38,38. Berdasarkan analisis deskripsi data responden yang menujukkan bahwa sebagian besar responden memiliki status sosial ekonomi sedang. Hal ini ditunjukkan dari jumlah responden yang menunjukkan bahwa memiliki status sosial ekonomi sedang berjumlah 30 responden atau sebesar 75 dari total keseluruhan 40 responden. Sedangkan analisis deskripsi data tentang tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada menunjukkan bahwa sebagian besar responden termasuk dalam kategori berhasil. Hal ini ditunjukkan dari jumlah responden yang masuk dalam kategori berhasil berjumlah 33 responden atau sebesar 82,5 dari total kesuluruhan responden. Responden yang menyatakan bahwa program tidak berhasil hanya berjumlah 7 responden atau setara dengan 17,5 dari total keseluruhan responden. Sehingga dapat dikatakan jumlah tersebut sedikit apabila dibandingkan dengan responden yang menyatakan berhasil. Dengan demikian, pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada dapat dikatakan berhasil. Melihat hasil dari analisis deskripsi di atas yang menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki status sosial ekonomi sedang sedangkan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada dapat dikatakan berhasil. Dengan demikian kontribusi antara status sosial ekonomi terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada lemah sehingga tidak ada kontribusi positif antara kedua variabel tersebut. Menurut ketua RW setempat, masyarakat kampung Badran RW XI mayoritas memiliki status sosial ekonomi menengah ke bawah. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa masyarakat memiliki status sosial ekonomi sedang. Program pemberdayaan ekonomi yang diterapkan dalam CSR Sarihusada adalah dengan memberikan hibah atau dana segar kepada para anggota tersebut. Dengan harapan hibah tersebut dikelola dengan baik sehingga kedepannya menjadi dana estafet yang dapat digunakan oleh seluruh warga kampung Badran. Selama ini, hibah tersebut hanya digunakan oleh para anggota bukan untuk seluruh warga. Hibah yang diberikan oleh program CSR Sarihusada tersebut digunakan untuk pemberian modal awal bagi para anggota yang membutuhkan. Untuk memudahkan dalam pemberian modal awal bagi anggota, dana hibah tersebut dibagikan sama rata bagi seluruh anggota pemberdayaan ekonomi. Dengan adanya pemberian modal atau pinjaman tersebut tentu saja akan meningkatkan pendapatan secara nominal para anggota. Oleh karena itu program dianggap berhasil sebab ada peningkatkan dalam segi pendapatan. Sebelum memberikan pinjaman kepada pihak lain, biasanya suatu lembaga keuangan mempertimbangkan beberapa hal yang dimiliki oleh pihak lain tersebut. Salah satunya yang harus diperhatikan adalah status sosial ekonomi yang dimiliki. Hal tersebut berguna untuk bahan acuan pemberian pinjaman atau jumlah kredit yang diharapkan tidak akan terjadi kredit macet dalam lembaga tersebut. Berbeda dalam pemberian modal atau pinjaman di pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Pengelola tidak mempertimbangkan status sosial ekonomi yang dimiliki oleh anggota. Setiap anggota seperti diberi “jatah” untuk memanfaatkan atau tidak. Oleh karena itu status sosial ekonomi tidak memiliki kontribusi positif terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Sebab dalam praktinya variabel tersebut tidak dipertimbangkan dalam menjalankan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada di kampung Badran.

2. Kontribusi Partisipasi terhadap Tingkat Keberhasilan Pemberdayaan