F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Untuk membuat generalisasi pada penelitian analisis data terhadap
40 responden yang meliputi status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman responden terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan
ekonomi dalam program CSR Sarihusada menggunakan analisis deskriptif. a. Deskripsi Data Status Sosial Ekonomi Responden
Status sosial ekonomi merupakan posisi atau kedudukan seseorang dalam suatu kelompok masyarakat. Indikator dalam status
sosial ekonomi anggota sebagai berikut pendidikan anggota, pekerjaan anggota, penghasilan anggota, dan status rumah yang ditempati.
1 Pendidikan anggota Pendidikan anggota merupakan tingkat pendidikan formal
terakhir yang ditempuh oleh anggota hingga mendapatan bukti kelulusan. Tingkat pendidikan yang dicapai oleh anggota antara
lain: a
Tidak bersekolah 1
b Tamat SD
2 c
Tamat SMP 3
d Tamat SMA
4 e
Tamat Perguruan Tinggi DIII, S1, S2, S3 5
2 Pekerjaan anggota Pekerjaan anggota merupakan kegiatan pokok yang
dilakukan oleh anggota untuk memperoleh penghasilan. Menurut Spillane yang dikutip oleh Chatrin Fanni Ambaria
dalam penelitian tahun 2012, pekerjaan atau jabatan seseorang dikelompokan sebgai berikut:
a Golongan A: Pensiunan, Tidak mempunyai pekerjaan b Golongan B: Buruh nelayan, Buruh tani, Petani kecil,
Penebang kayu c Golongan C: Petani penyewa, Buruh tidak tetap, Penarik
becak d Golongan D: Pembantu, Penjual keliling, Tukang cuci
e Golongan E: Seniman, Buruh tetap, Montir, Pandai besi, Penjahit, Sopir buscolt, Tukang kayu, Tukang listrik dan
Tukang mesin f Golongan F: Pemilik buscolt, Pengawas keamanan, Petani
pemilik tanah, pegawai sipil ABRI, Mandor, Pemilik perusahaantokopabrik,
Pedagang, Pegawai
kantor, Peternak, Tuan tanah
g Golongan G: ABRI Tamtama sd Bintara, pegawai badan hukum, Kepala kantor pos cabang, Manajer perusahaan
kecil, Supervisorpengawas, Pamong Praja, Guru SD,
Kepala bagian, Pegawai negeri sipil Golongan I A sd I D
h Golongan H: Guru SMASMP, Perawat, Pekerja sosial, Perwira ABRI Letda, Lettu, Kapten, PNS Golongan II A
sd II D, Kepala sekolah, Kontraktor, Wartawan. i Golongan I: Ahli hukum, Manager perusahaan, Ahli ilmu
tanah, Apoteker, Arsitek, Dokter, Dosenguru besar, Gubernur, Kepala kantor, Menteri PNS golongan III A ke
atas, Pengarang,
Peneliti, Pilot,
WalikotaBupati, Kontraktor besar.
Berdasarkan penggolongan di atas, penulis membagi menjadi 5 golongan, yaitu:
Golongan 1: A diberi skor 1
Golongan 2: B – D
diberi skor 2 Golongan 3: E
diberi skor 3 Golongan 4: F
diberi skor 4 Golongan 5: G
– I diberi skor 5
3 Penghasilan anggota Pendapatan anggota merupakan jumlah total penerimaan
anggota dari penghasilan pokok, penghasilan sampingan dalam bentuk uang selama satu bulan. Untuk melihat tinggi atau
rendahnya pendapatan yang diterima anggota, diberikan 5 alternatif pilihan. Pendapatan minimum mengacu pada
pendapatan minimum UMK yang telah berlaku di Yogyakarta tahun 2013, yaitu Rp 1.065.247,00. Adapun alternatif pilihan
jumlah penghasilan tersebut antara lain: a Penghasilan kurang dari Rp 1.100.000,00 diberi skor 1
b Penghasilan antara Rp 1.100.000,00 – Rp 1.650.000,00
diberi skor 2 c Penghasilan antara Rp 1.650.000,00
– Rp 2.200.000,00 diberi skor 3
d Penghasilan antara Rp 2.200.000,00 – Rp 2.750.000,00
diberi skor 4 e Penghasilan lebih dari Rp 2.750.000,00 diberi skor 5
4 Status rumah yang ditempati Status rumah yang ditempati merupakan status kemilikan
rumah yang ditempati tersebut. Adapun status rumah yang ditempati adalah sebagai berikut:
a Sewa diberi skor 1
b Kontrak diberi skor 2
c Rumah Dinas diberi skor 3
d Milik Keluarga diberi skor 4
e Milik Sendiri diberi skor 5
Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata Mean dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis dilakukan
pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono Keterangan:
= rata-rata Mean = jumlah skor
= jumlah responden Namun dalam penelitian ini , untuk mencari jumlah mean dan
standar deviasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Mean dan standar deviasi dalam variabel ini sebagai berikut:
Tabel III.4 Mean dan Standar Deviasi Variabel Status Sosial Ekonomi
Responden Variabel
N Mean
Standar Deviasi
Status Sosial Ekonomi 40
11,22 2,315
Sumber: data diolah, 2013 Untuk mengetahui penilaian status sosial ekonomi terhadap
tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada, dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan
standar deviasi yang diperoleh dengan interval di bawah ini:
Tabel III.5 Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Status Sosial
Ekonomi Status Sosial Ekonomi Rumus Interval
Interval
Rendah X mean - SD
7 – 9
Sedang Mean - SD x
mean + SD 10
– 13 Tinggi
Mean + SD x 14
– 19
Kategori status sosial ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1 Status sosial ekonomi tinggi Status sosial ekonomi tinggi dalam penelitian ini berarti
anggota-anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut memiliki
pendidikan, pekerjaan,
penghasilan dan
status kepemilikan rumah yang tinggi. Oleh karena itu, anggota yang
berada dalam kelompok ini lebih dapat memberikan pengaruh positif terhadap keberhasilan program.
2 Status sosial ekonomi sedang Status sosial ekonomi sedang dalam penelitian ini berarti
anggota-anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut memiliki
pendidikan, pekerjaan,
penghasilan dan
status kepemilikan rumah yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
rendah. Atau dengan kata lain, anggota kelompok ini memiliki status sosial ekonomi yang biasa saja.
3 Status sosial ekonomi rendah Status sosial ekonomi rendah dalam penelitian ini berarti
anggota-anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut memiliki
pendidikan, pekerjaan,
penghasilan dan
status kepemilikan rumah yang rendah atau menengah kebawah. Oleh
karena itu, anggota kelompok ini cenderung berpengaruh negatif terhadap tingkat keberhasilan program.
b. Partisipasi responden Partisipasi dalam penelitian ini merupakan proses keikutsertaan
masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Indikator dalam partisipasi sebagai berikut frekuensi
anggota mengikuti rapat atau pertemuan, frekuensi anggota dalam memberikan
saran atau
usulan, frekuensi
anggota dalam
memanfaatkan fasilitas tabungan dan frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas pinjaman.
1 Frekuensi anggota mengikuti rapat atau pertemuan
Tabel III.6 Frekuensi anggota mengikuti rapat atau pertemuan
Pernyataan Skor
Tidak Pernah 1
Pernah 2
Kadang-kadang 3
Sering 4
Selalu 5
2 Frekuensi anggota dalam memberikan saran atau usulan
Tabel III.7 Frekuensi anggota dalam memberikan saran atau usulan
Pernyataan Skor
Tidak Pernah 1
Pernah 2
Kadang-kadang 3
Sering 4
Selalu 5
3 Frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas tabungan
Tabel III.8 Pengukuran Anggota Dalam Memanfaatkan Fasilitas
Tabungan Peningkatan Pendapatan
Skor
Memanfaatkan fasilitas tabungan 1
Tidak memanfaatkan fasilitas tabungan Tabel III.9
Frekuensi Anggota Dalam Memanfaatkan Fasilitas Tabungan
Pernyataan Skor
Tidak Pernah 1
Pernah 2
Kadang-kadang 3
Sering 4
Selalu 5
4 Frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas pinjaman
Tabel III.10 Pengukuran Anggota Dalam Memanfaatkan Fasilitas
Pinjaman Peningkatan Pendapatan
Skor
Memanfaatkan fasilitas tabungan 1
Tidak memanfaatkan fasilitas tabungan
Tabel III.11 Frekuensi Anggota Dalam Memanfaatkan Fasilitas
Pinjaman Pernyataan
Skor
Tidak Pernah 1
Pernah 2
Kadang-kadang 3
Sering 4
Selalu 5
Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata Mean dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis dilakukan
pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono Keterangan:
= rata-rata Mean = jumlah skor
= jumlah responden Namun dalam penelitian ini , untuk mencari jumlah mean dan
standar deviasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Mean dan standar deviasi dalam variabel ini sebagai berikut:
Tabel III.12 Mean dan Standar Deviasi Variabel Partisipasi Responden
Variabel N
Mean Standar Deviasi
Partisipasi 40
16,70 3,212
Sumber: data diolah, 2013
Untuk mengetahui penilaian partisipasi terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada,
dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh dengan interval di bawah ini:
Tabel III.13 Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Partisipasi
Partisipasi Rumus Interval
Interval
Rendah X mean
– SD 10
– 13 Sedang
Mean - SD x mean + SD
14 – 20
Tinggi Mean + SD x
21 – 22
Kategori status sosial ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1 Partisipasi tinggi Partisipasi tinggi dalam penelitian ini berarti anggota-
anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut mengikuti kegiatan rapat atau pertemuan, aktif memberikan saran atau usulan,
memanfaatkan fasilitas tabungan dan pinjaman. Semakin sering responden mengikuti program maka semakin tinggi pula
partisipasi. Oleh karena itu, keberhasilan program akan lebih cepat tercapai dengan adanya partisipasi anggota yang tinggi.
2 Partisipasi sedang Partisipasi sedang dalam penelitian ini berarti anggota-
anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut tidak selalu mengikuti kegiatan rapat atau pertemuan, aktif memberikan
saran atau usulan, memanfaatkan fasilitas tabungan dan pinjaman
namun masih dalam koridor sedang. Oleh karena itu, keberhasilan program akan mengalami hambatan untuk mencapainya.
3 Partisipasi rendah Partisipasi rendah dalam penelitian ini berarti anggota-
anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut jarang mengikuti kegiatan rapat atau pertemuan, aktif memberikan saran
atau usulan, memanfaatkan fasilitas tabungan dan pinjaman. Oleh karena itu, keberhasilan program akan sulit tercapai.
c. Pemahaman terhadap program pemberdayaan ekonomi responden Pemahaman
terhadap program
pemberdayaan ekonomi
responden merupakan tingkat pengetahuan anggota tentang seluk beluk program baik itu dalam manfaat, tujuan dan fasilitas program yang
diberikan. Indikator dari pemahaman masyarakat sebagai berikut pengetahuan anggota tentang manfaat program, pengetahuan anggota
tentang tujuan program dan pengetahuan anggota tentang fasilitas program yang diberikan.
Pemahaman anggota terhadap progran pemberdayaan ekonomi dapat diukur menggunakan skala likert. Adapun skala likert yang
diterapakan dalam pengukuran tersebut sebagai berikut:
Tabel III.14 Pengukuran Pemahaman Anggota
Pernyataan Positif
Negatif Jawaban
Skor Jawaban
Skor
Benar 1
Benar Salah
Salah 1
Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata Mean dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis dilakukan
pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono Keterangan:
= rata-rata Mean = jumlah skor
= jumlah responden Namun dalam penelitian ini , untuk mencari jumlah mean dan
standar deviasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Mean dan standar deviasi dalam variabel ini sebagai berikut:
Tabel III.15 Mean dan Standar Deviasi Variabel Pemahaman Responden
Variabel N
Mean Standar Deviasi
Pemahaman 40
10,80 1,506
Sumber: data diolah, 2013 Untuk mengetahui penilaian pemahaman terhadap tingkat
keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada, dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi
yang diperoleh dengan interval di bawah ini:
Tabel III.16 Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Pemahaman
Pemahaman Rumus Interval
Interval
Rendah X mean - SD
6 – 9
Sedang Mean - SD x
mean + SD 10
– 12 Tinggi
Mean + SD x 13
–
Kategori status sosial ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1 Pemahaman anggota terhadap progran pemberdayaan ekonomi tinggi
Pemahaman anggota tinggi dalam penelitian ini berarti anggota mengetahui tentang seluruh seluk beluk program baik itu
manfaat, tujuan dan fasilitas yang diberikan dalam program tersebut. Dalam kelompok ini, anggota dapat memahami program
sehingga keberhasilan program pun dapat tercapai. 2 Pemahaman anggota terhadap progran pemberdayaan ekonomi
sedang Pemahaman anggota sedang dalam penelitian ini berarti
anggota mengetahui tentang seluk beluk program baik itu manfaat, tujuan dan fasilitas yang diberikan dalam program tersebut. Namun
pemahaman dalam kelompok ini masih dibawah kelompok anggota yang memiliki pemahaman tinggi, sehingga keberhasilan program
pun akan kurang tercapai.
3 Pemahaman anggota terhadap progran pemberdayaan ekonomi rendah
Pemahaman anggota rendah dalam penelitian ini berarti anggota mengetahui tentang kurang mengerti seluk beluk program
baik itu manfaat, tujuan dan fasilitas yang diberikan dalam program tersebut. Dalam kelompok ini, anggota kurang dapat
memahami program sehingga keberhasilan program pun terhambat. d. Tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi
Kebehasilan program merupakan tingkat ketercapaian hasil atau tujuan dari program pemberdayaan ekonomi yang telah dirumuskan
sebelumnya. Indikator tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada adalah peningkatan pendapatan
masyarakat.
Tabel III.17 Skala Likert Pengukuran Keberhasilan Program
Peningkatan Pendapatan Skor
Pendapatan Meningkat 1
Pendapatan Tidak Meningkat Untuk mengetahui penilaian tingkat keberhasilan program
tersebut dapat melihat kategori tingkat keberhasilan program yang dilihat dari peningkatan pendapatan responden. Kategori tingkat
keberhasilan pemberdayaan ekonomi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1 Pendapatan meningkat Dengan ada program pemberdayaan ekonomi tersebut
pendapatan anggota meningkat maka program tersebut dapat dikatakan berhasil. Oleh karena itu, semakin banyak responden
yang menyatakan pendapatannya meningkat semakin tinggi pula tingkat keberhasilan program tersebut.
2 Pendapatan tidak meningkat Dengan ada program pemberdayaan ekonomi tersebut
pendapatan anggota tidak meningkat maka program tersebut dapat dikatakan tidak berhasil. Oleh karena itu, semakin banyak
responden yang menyatakan pendapatannya tidak meningkat semakin rendah pula tingkat keberhasilan program tersebut.
2. Uji Hipotesis a. Uji Prasyarat
1 Uji Normalitas Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Jika nilai asymtot memiliki
signifikansi lebih dari = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal, dan jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih kecil dari
= 0,05 berarti distribusi tersebut tidak normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan uji kolmogorof-smirnov dengan tingkat kepercayaan
5 atau 0,05. Jika signifikansi 0,05 maka regresi yang digunakan memiliki data residual yang berdistribusi normal.
Menurut Imam Ghozali dalam buku yang berjudul Statistik Non- Parametrik, rumus uji Kolmogrov-Sminov untuk normalitas sebagai
berikut:
Dimana: D : Deviasi maksimum
FoXi : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
S
N
Xi : Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi 2 Uji Linieritas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Model
dibentuk berdasarkan tinjauan teoritis bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya adalah linear.
Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasi apakah sifat linear antar dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai dengan
hasil observasi yang ada. Untuk menguji linieritas dapat melihat menggunakan Test for Linearity
. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear
bila signifikansi Deviation from Linearity
lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan apabila sig.
Deviation from Linearity 0,05 maka kedua variabel mempunyai hubungan yang linear
sedangkan apabila sig.
Deviation from Linearity 0,05 maka
kedua variabel tidak mempunyai hubungan yang linear. b. Uji Hipotesis
1 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya
pelanggaran dalam regresi berganda. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a Uji Multikolinieritas Multikolinieritas merupakan suatu perselingkuhan atau
hubungan antara variabel bebas yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini variabel tersebut disebut variabel yang bersifat
tidak ortogonal. Variabel yang bersifat tidak ortogonal tersebut merupakan variabel bebas yang korelasinya tidak sama dengan
nol. Untuk mendeteksi masalah multikolinieritas dapat menggunakan rumus korelasi. Adapun rumus korelasi sebagai
berikut Sugiyono, 2010:
Selanjutnya dengan program SPSS diadakan analisa collinerity statistics
. Dari analisis collinerity statistics akan memperoleh VIF Variance Inflation Factor. Dasar analisis
yang digunakan yaitu jika tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 5 maka tidak terjadi masalah multikolinieritas.
b Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians
dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas.
Untuk mendeteksi
ada tidaknya
masalah heteroskedastisitas digunakan uji Glejser dengan cara
meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika signifikansi antara variabel independen
dengan nilai absolut residualnya 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, tetapi jika 0,05 maka terjadi
masalah heteroskedastisitas. c Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana keselahan pengganggu dari satu observasi terhadap observasi selanjutnya
yang berurutan tidak berpengaruh atau tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi dapat
digunakan uji Durbin Watson dengan rumus sebagai berikut:
Dimana: DW : nilai Durbin Watson
e
t
: gangguan estimasi t
: observasi terakhir t - 1
: observasi sebelumnya
Untuk memperoleh kesimpulan apakah ada masalah autokorelasi atau tidak, hasil hitungan statistik DW harus
dibandingkan dengan tabel statistik. Namun secara umum dapat diberi patokan sebagai berikut:
1 dU DW 4 – dU maka H
diterima tidak ada autokorelasi
2 DW dL atau DW 4 – dL maka H
ditolak terjadi autokorelasi
3 dL DW dU atau 4 – dU DW 4 – dL maka tidak ada
keputusan yang pasti Apabila tidak ada penyimpangan satu atau lebih asumsi
klasik, maka analisis regresi linier berganda dapat dilanjutkan. Namun apabila terjadi penyimpangan satu atau lebih asumsi
klasik, maka analisis regresi linier berganda tidak dapat dilanjutkan.
2 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya kontribusi antara status sosial masyarakat, partisipasi masyarakat dan pemahaman masyarakat terhadap keberhasilan
program pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Untuk mencari persamaan regresi adalah sebagai berikut
Sugiyono, 2010:
Keterangan: Y : keberhasilan program pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada
b
1
,b
2
,b
3
: koefisien garis regresi X
1
: status sosial masyarakat X
2
: partisipasi masyarakat X
3
: pemahaman masyarakat a
: konstanta 3 Uji F
Pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda dapat menggunakan uji F dengan rumus Sudjana, 2005:
Keterangan: F
= koefisien korelasi ganda k
= jumlah variabel independen n
= banyaknya anggota sampel a Pembuktian hipotesis ini dengan menggunakan teknik regresi
dengan bantuan program SPSS versi 16. 1 Kontribusi status sosial ekonomi anggota terhadap tingkat
keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada
H : tidak ada kontribusi dan signifikan antara status sosial
ekonomi anggota terhadap tingkat keberhasilan
pemberdayaan ekonomi
dalam program
CSR Sarihusada
H
a
: ada kontribusi dan signifikan antara status sosial ekonomi anggota terhadap tingkat keberhasilan
pemberdayaan ekonomi
dalam program
CSR Sarihusada.
2 Kontribusi partisipasi
anggota terhadap
tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR
Sarihusada H
: tidak ada kontribusi dan signifikan antara partisipasi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan
ekonomi dalam program CSR Sarihusada H
a
: ada kontribusi dan signifikan antara partisipasi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi
dalam program CSR Sarihusada. 3 Kontribusi
pemahaman anggota
terhadap tingkat
keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada
H : tidak ada kontribusi dan signifikan antara pemahaman
anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada
H
a
: ada kontribusi dan signifikan antara pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan
ekonomi dalam program CSR Sarihusada. 4 Kontribusi
status sosial
ekonomi, partisipasi
dan pemahaman
anggota terhadap
tingkat keberhasilan
pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada H
: tidak ada kontribusi dan signifikan antara status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota terhadap
tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada
H
a
: ada kontribusi dan signifikan antara status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota terhadap
tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.
b Menentukan level of significant a = 5 dengan level of confidance
sebesar 95 dengan degree of freedom df = n-k c Menentukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis
dengan kriteria sebagai berikut: H
ditolak jika = F
hitung
F
tabel
a, n-k H
a
diterima jika = F
hitung
F
tabel
a, n-k d Menarik kesimpulan dengan membandingkan hasil dari,
kemudian tentukan daerah penerimaan dan penolakannya. Apabila H
ditolak dan H
a
diterima maka status sosial ekonomi,
partisipasi dan pemahaman anggota berkontribusi positif terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam
program CSR Sarihusada.
61
BAB IV GAMBARAN UMUM