Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif Untuk membuat generalisasi pada penelitian analisis data terhadap 40 responden yang meliputi status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman responden terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada menggunakan analisis deskriptif. a. Deskripsi Data Status Sosial Ekonomi Responden Status sosial ekonomi merupakan posisi atau kedudukan seseorang dalam suatu kelompok masyarakat. Indikator dalam status sosial ekonomi anggota sebagai berikut pendidikan anggota, pekerjaan anggota, penghasilan anggota, dan status rumah yang ditempati. 1 Pendidikan anggota Pendidikan anggota merupakan tingkat pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh anggota hingga mendapatan bukti kelulusan. Tingkat pendidikan yang dicapai oleh anggota antara lain: a Tidak bersekolah 1 b Tamat SD 2 c Tamat SMP 3 d Tamat SMA 4 e Tamat Perguruan Tinggi DIII, S1, S2, S3 5 2 Pekerjaan anggota Pekerjaan anggota merupakan kegiatan pokok yang dilakukan oleh anggota untuk memperoleh penghasilan. Menurut Spillane yang dikutip oleh Chatrin Fanni Ambaria dalam penelitian tahun 2012, pekerjaan atau jabatan seseorang dikelompokan sebgai berikut: a Golongan A: Pensiunan, Tidak mempunyai pekerjaan b Golongan B: Buruh nelayan, Buruh tani, Petani kecil, Penebang kayu c Golongan C: Petani penyewa, Buruh tidak tetap, Penarik becak d Golongan D: Pembantu, Penjual keliling, Tukang cuci e Golongan E: Seniman, Buruh tetap, Montir, Pandai besi, Penjahit, Sopir buscolt, Tukang kayu, Tukang listrik dan Tukang mesin f Golongan F: Pemilik buscolt, Pengawas keamanan, Petani pemilik tanah, pegawai sipil ABRI, Mandor, Pemilik perusahaantokopabrik, Pedagang, Pegawai kantor, Peternak, Tuan tanah g Golongan G: ABRI Tamtama sd Bintara, pegawai badan hukum, Kepala kantor pos cabang, Manajer perusahaan kecil, Supervisorpengawas, Pamong Praja, Guru SD, Kepala bagian, Pegawai negeri sipil Golongan I A sd I D h Golongan H: Guru SMASMP, Perawat, Pekerja sosial, Perwira ABRI Letda, Lettu, Kapten, PNS Golongan II A sd II D, Kepala sekolah, Kontraktor, Wartawan. i Golongan I: Ahli hukum, Manager perusahaan, Ahli ilmu tanah, Apoteker, Arsitek, Dokter, Dosenguru besar, Gubernur, Kepala kantor, Menteri PNS golongan III A ke atas, Pengarang, Peneliti, Pilot, WalikotaBupati, Kontraktor besar. Berdasarkan penggolongan di atas, penulis membagi menjadi 5 golongan, yaitu: Golongan 1: A diberi skor 1 Golongan 2: B – D diberi skor 2 Golongan 3: E diberi skor 3 Golongan 4: F diberi skor 4 Golongan 5: G – I diberi skor 5 3 Penghasilan anggota Pendapatan anggota merupakan jumlah total penerimaan anggota dari penghasilan pokok, penghasilan sampingan dalam bentuk uang selama satu bulan. Untuk melihat tinggi atau rendahnya pendapatan yang diterima anggota, diberikan 5 alternatif pilihan. Pendapatan minimum mengacu pada pendapatan minimum UMK yang telah berlaku di Yogyakarta tahun 2013, yaitu Rp 1.065.247,00. Adapun alternatif pilihan jumlah penghasilan tersebut antara lain: a Penghasilan kurang dari Rp 1.100.000,00 diberi skor 1 b Penghasilan antara Rp 1.100.000,00 – Rp 1.650.000,00 diberi skor 2 c Penghasilan antara Rp 1.650.000,00 – Rp 2.200.000,00 diberi skor 3 d Penghasilan antara Rp 2.200.000,00 – Rp 2.750.000,00 diberi skor 4 e Penghasilan lebih dari Rp 2.750.000,00 diberi skor 5 4 Status rumah yang ditempati Status rumah yang ditempati merupakan status kemilikan rumah yang ditempati tersebut. Adapun status rumah yang ditempati adalah sebagai berikut: a Sewa diberi skor 1 b Kontrak diberi skor 2 c Rumah Dinas diberi skor 3 d Milik Keluarga diberi skor 4 e Milik Sendiri diberi skor 5 Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata Mean dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis dilakukan pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut: Sumber: Sugiyono Keterangan: = rata-rata Mean = jumlah skor = jumlah responden Namun dalam penelitian ini , untuk mencari jumlah mean dan standar deviasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Mean dan standar deviasi dalam variabel ini sebagai berikut: Tabel III.4 Mean dan Standar Deviasi Variabel Status Sosial Ekonomi Responden Variabel N Mean Standar Deviasi Status Sosial Ekonomi 40 11,22 2,315 Sumber: data diolah, 2013 Untuk mengetahui penilaian status sosial ekonomi terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada, dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh dengan interval di bawah ini: Tabel III.5 Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Status Sosial Ekonomi Status Sosial Ekonomi Rumus Interval Interval Rendah X mean - SD 7 – 9 Sedang Mean - SD x mean + SD 10 – 13 Tinggi Mean + SD x 14 – 19 Kategori status sosial ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1 Status sosial ekonomi tinggi Status sosial ekonomi tinggi dalam penelitian ini berarti anggota-anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut memiliki pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan status kepemilikan rumah yang tinggi. Oleh karena itu, anggota yang berada dalam kelompok ini lebih dapat memberikan pengaruh positif terhadap keberhasilan program. 2 Status sosial ekonomi sedang Status sosial ekonomi sedang dalam penelitian ini berarti anggota-anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut memiliki pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan status kepemilikan rumah yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Atau dengan kata lain, anggota kelompok ini memiliki status sosial ekonomi yang biasa saja. 3 Status sosial ekonomi rendah Status sosial ekonomi rendah dalam penelitian ini berarti anggota-anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut memiliki pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan status kepemilikan rumah yang rendah atau menengah kebawah. Oleh karena itu, anggota kelompok ini cenderung berpengaruh negatif terhadap tingkat keberhasilan program. b. Partisipasi responden Partisipasi dalam penelitian ini merupakan proses keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Indikator dalam partisipasi sebagai berikut frekuensi anggota mengikuti rapat atau pertemuan, frekuensi anggota dalam memberikan saran atau usulan, frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas tabungan dan frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas pinjaman. 1 Frekuensi anggota mengikuti rapat atau pertemuan Tabel III.6 Frekuensi anggota mengikuti rapat atau pertemuan Pernyataan Skor Tidak Pernah 1 Pernah 2 Kadang-kadang 3 Sering 4 Selalu 5 2 Frekuensi anggota dalam memberikan saran atau usulan Tabel III.7 Frekuensi anggota dalam memberikan saran atau usulan Pernyataan Skor Tidak Pernah 1 Pernah 2 Kadang-kadang 3 Sering 4 Selalu 5 3 Frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas tabungan Tabel III.8 Pengukuran Anggota Dalam Memanfaatkan Fasilitas Tabungan Peningkatan Pendapatan Skor Memanfaatkan fasilitas tabungan 1 Tidak memanfaatkan fasilitas tabungan Tabel III.9 Frekuensi Anggota Dalam Memanfaatkan Fasilitas Tabungan Pernyataan Skor Tidak Pernah 1 Pernah 2 Kadang-kadang 3 Sering 4 Selalu 5 4 Frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas pinjaman Tabel III.10 Pengukuran Anggota Dalam Memanfaatkan Fasilitas Pinjaman Peningkatan Pendapatan Skor Memanfaatkan fasilitas tabungan 1 Tidak memanfaatkan fasilitas tabungan Tabel III.11 Frekuensi Anggota Dalam Memanfaatkan Fasilitas Pinjaman Pernyataan Skor Tidak Pernah 1 Pernah 2 Kadang-kadang 3 Sering 4 Selalu 5 Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata Mean dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis dilakukan pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut: Sumber: Sugiyono Keterangan: = rata-rata Mean = jumlah skor = jumlah responden Namun dalam penelitian ini , untuk mencari jumlah mean dan standar deviasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Mean dan standar deviasi dalam variabel ini sebagai berikut: Tabel III.12 Mean dan Standar Deviasi Variabel Partisipasi Responden Variabel N Mean Standar Deviasi Partisipasi 40 16,70 3,212 Sumber: data diolah, 2013 Untuk mengetahui penilaian partisipasi terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada, dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh dengan interval di bawah ini: Tabel III.13 Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Partisipasi Partisipasi Rumus Interval Interval Rendah X mean – SD 10 – 13 Sedang Mean - SD x mean + SD 14 – 20 Tinggi Mean + SD x 21 – 22 Kategori status sosial ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1 Partisipasi tinggi Partisipasi tinggi dalam penelitian ini berarti anggota- anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut mengikuti kegiatan rapat atau pertemuan, aktif memberikan saran atau usulan, memanfaatkan fasilitas tabungan dan pinjaman. Semakin sering responden mengikuti program maka semakin tinggi pula partisipasi. Oleh karena itu, keberhasilan program akan lebih cepat tercapai dengan adanya partisipasi anggota yang tinggi. 2 Partisipasi sedang Partisipasi sedang dalam penelitian ini berarti anggota- anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut tidak selalu mengikuti kegiatan rapat atau pertemuan, aktif memberikan saran atau usulan, memanfaatkan fasilitas tabungan dan pinjaman namun masih dalam koridor sedang. Oleh karena itu, keberhasilan program akan mengalami hambatan untuk mencapainya. 3 Partisipasi rendah Partisipasi rendah dalam penelitian ini berarti anggota- anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut jarang mengikuti kegiatan rapat atau pertemuan, aktif memberikan saran atau usulan, memanfaatkan fasilitas tabungan dan pinjaman. Oleh karena itu, keberhasilan program akan sulit tercapai. c. Pemahaman terhadap program pemberdayaan ekonomi responden Pemahaman terhadap program pemberdayaan ekonomi responden merupakan tingkat pengetahuan anggota tentang seluk beluk program baik itu dalam manfaat, tujuan dan fasilitas program yang diberikan. Indikator dari pemahaman masyarakat sebagai berikut pengetahuan anggota tentang manfaat program, pengetahuan anggota tentang tujuan program dan pengetahuan anggota tentang fasilitas program yang diberikan. Pemahaman anggota terhadap progran pemberdayaan ekonomi dapat diukur menggunakan skala likert. Adapun skala likert yang diterapakan dalam pengukuran tersebut sebagai berikut: Tabel III.14 Pengukuran Pemahaman Anggota Pernyataan Positif Negatif Jawaban Skor Jawaban Skor Benar 1 Benar Salah Salah 1 Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata Mean dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis dilakukan pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut: Sumber: Sugiyono Keterangan: = rata-rata Mean = jumlah skor = jumlah responden Namun dalam penelitian ini , untuk mencari jumlah mean dan standar deviasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Mean dan standar deviasi dalam variabel ini sebagai berikut: Tabel III.15 Mean dan Standar Deviasi Variabel Pemahaman Responden Variabel N Mean Standar Deviasi Pemahaman 40 10,80 1,506 Sumber: data diolah, 2013 Untuk mengetahui penilaian pemahaman terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada, dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh dengan interval di bawah ini: Tabel III.16 Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Pemahaman Pemahaman Rumus Interval Interval Rendah X mean - SD 6 – 9 Sedang Mean - SD x mean + SD 10 – 12 Tinggi Mean + SD x 13 – Kategori status sosial ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1 Pemahaman anggota terhadap progran pemberdayaan ekonomi tinggi Pemahaman anggota tinggi dalam penelitian ini berarti anggota mengetahui tentang seluruh seluk beluk program baik itu manfaat, tujuan dan fasilitas yang diberikan dalam program tersebut. Dalam kelompok ini, anggota dapat memahami program sehingga keberhasilan program pun dapat tercapai. 2 Pemahaman anggota terhadap progran pemberdayaan ekonomi sedang Pemahaman anggota sedang dalam penelitian ini berarti anggota mengetahui tentang seluk beluk program baik itu manfaat, tujuan dan fasilitas yang diberikan dalam program tersebut. Namun pemahaman dalam kelompok ini masih dibawah kelompok anggota yang memiliki pemahaman tinggi, sehingga keberhasilan program pun akan kurang tercapai. 3 Pemahaman anggota terhadap progran pemberdayaan ekonomi rendah Pemahaman anggota rendah dalam penelitian ini berarti anggota mengetahui tentang kurang mengerti seluk beluk program baik itu manfaat, tujuan dan fasilitas yang diberikan dalam program tersebut. Dalam kelompok ini, anggota kurang dapat memahami program sehingga keberhasilan program pun terhambat. d. Tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi Kebehasilan program merupakan tingkat ketercapaian hasil atau tujuan dari program pemberdayaan ekonomi yang telah dirumuskan sebelumnya. Indikator tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada adalah peningkatan pendapatan masyarakat. Tabel III.17 Skala Likert Pengukuran Keberhasilan Program Peningkatan Pendapatan Skor Pendapatan Meningkat 1 Pendapatan Tidak Meningkat Untuk mengetahui penilaian tingkat keberhasilan program tersebut dapat melihat kategori tingkat keberhasilan program yang dilihat dari peningkatan pendapatan responden. Kategori tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1 Pendapatan meningkat Dengan ada program pemberdayaan ekonomi tersebut pendapatan anggota meningkat maka program tersebut dapat dikatakan berhasil. Oleh karena itu, semakin banyak responden yang menyatakan pendapatannya meningkat semakin tinggi pula tingkat keberhasilan program tersebut. 2 Pendapatan tidak meningkat Dengan ada program pemberdayaan ekonomi tersebut pendapatan anggota tidak meningkat maka program tersebut dapat dikatakan tidak berhasil. Oleh karena itu, semakin banyak responden yang menyatakan pendapatannya tidak meningkat semakin rendah pula tingkat keberhasilan program tersebut. 2. Uji Hipotesis a. Uji Prasyarat 1 Uji Normalitas Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih dari = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal, dan jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih kecil dari = 0,05 berarti distribusi tersebut tidak normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorof-smirnov dengan tingkat kepercayaan 5 atau 0,05. Jika signifikansi 0,05 maka regresi yang digunakan memiliki data residual yang berdistribusi normal. Menurut Imam Ghozali dalam buku yang berjudul Statistik Non- Parametrik, rumus uji Kolmogrov-Sminov untuk normalitas sebagai berikut: Dimana: D : Deviasi maksimum FoXi : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan S N Xi : Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi 2 Uji Linieritas Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Model dibentuk berdasarkan tinjauan teoritis bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya adalah linear. Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasi apakah sifat linear antar dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai dengan hasil observasi yang ada. Untuk menguji linieritas dapat melihat menggunakan Test for Linearity . Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi Deviation from Linearity lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan apabila sig. Deviation from Linearity 0,05 maka kedua variabel mempunyai hubungan yang linear sedangkan apabila sig. Deviation from Linearity 0,05 maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan yang linear. b. Uji Hipotesis 1 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya pelanggaran dalam regresi berganda. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut: a Uji Multikolinieritas Multikolinieritas merupakan suatu perselingkuhan atau hubungan antara variabel bebas yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini variabel tersebut disebut variabel yang bersifat tidak ortogonal. Variabel yang bersifat tidak ortogonal tersebut merupakan variabel bebas yang korelasinya tidak sama dengan nol. Untuk mendeteksi masalah multikolinieritas dapat menggunakan rumus korelasi. Adapun rumus korelasi sebagai berikut Sugiyono, 2010: Selanjutnya dengan program SPSS diadakan analisa collinerity statistics . Dari analisis collinerity statistics akan memperoleh VIF Variance Inflation Factor. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 5 maka tidak terjadi masalah multikolinieritas. b Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji Glejser dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, tetapi jika 0,05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas. c Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana keselahan pengganggu dari satu observasi terhadap observasi selanjutnya yang berurutan tidak berpengaruh atau tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi dapat digunakan uji Durbin Watson dengan rumus sebagai berikut: Dimana: DW : nilai Durbin Watson e t : gangguan estimasi t : observasi terakhir t - 1 : observasi sebelumnya Untuk memperoleh kesimpulan apakah ada masalah autokorelasi atau tidak, hasil hitungan statistik DW harus dibandingkan dengan tabel statistik. Namun secara umum dapat diberi patokan sebagai berikut: 1 dU DW 4 – dU maka H diterima tidak ada autokorelasi 2 DW dL atau DW 4 – dL maka H ditolak terjadi autokorelasi 3 dL DW dU atau 4 – dU DW 4 – dL maka tidak ada keputusan yang pasti Apabila tidak ada penyimpangan satu atau lebih asumsi klasik, maka analisis regresi linier berganda dapat dilanjutkan. Namun apabila terjadi penyimpangan satu atau lebih asumsi klasik, maka analisis regresi linier berganda tidak dapat dilanjutkan. 2 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi antara status sosial masyarakat, partisipasi masyarakat dan pemahaman masyarakat terhadap keberhasilan program pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Untuk mencari persamaan regresi adalah sebagai berikut Sugiyono, 2010: Keterangan: Y : keberhasilan program pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada b 1 ,b 2 ,b 3 : koefisien garis regresi X 1 : status sosial masyarakat X 2 : partisipasi masyarakat X 3 : pemahaman masyarakat a : konstanta 3 Uji F Pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda dapat menggunakan uji F dengan rumus Sudjana, 2005: Keterangan: F = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independen n = banyaknya anggota sampel a Pembuktian hipotesis ini dengan menggunakan teknik regresi dengan bantuan program SPSS versi 16. 1 Kontribusi status sosial ekonomi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada H : tidak ada kontribusi dan signifikan antara status sosial ekonomi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada H a : ada kontribusi dan signifikan antara status sosial ekonomi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. 2 Kontribusi partisipasi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada H : tidak ada kontribusi dan signifikan antara partisipasi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada H a : ada kontribusi dan signifikan antara partisipasi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. 3 Kontribusi pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada H : tidak ada kontribusi dan signifikan antara pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada H a : ada kontribusi dan signifikan antara pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. 4 Kontribusi status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada H : tidak ada kontribusi dan signifikan antara status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada H a : ada kontribusi dan signifikan antara status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. b Menentukan level of significant a = 5 dengan level of confidance sebesar 95 dengan degree of freedom df = n-k c Menentukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis dengan kriteria sebagai berikut: H ditolak jika = F hitung F tabel a, n-k H a diterima jika = F hitung F tabel a, n-k d Menarik kesimpulan dengan membandingkan hasil dari, kemudian tentukan daerah penerimaan dan penolakannya. Apabila H ditolak dan H a diterima maka status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota berkontribusi positif terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. 61

BAB IV GAMBARAN UMUM