Penerimaan dan Pendapatan Penangkaran Burung Walet

dimana: TR = Penerimaan Y = Produksi penangkaran sarang burung walet Py = Harga Y Soekartawi 2002 menyatakan bahwa pendapatan usahatani adalah selisih antara semua penerimaan dan semua biaya atau modal atau penerimaan total Total Revenue = TR dikurangi dengan biaya total Total Cost = TC. Sumber pendapatan usahatani itu mencakup semua imbalan atau balas jasa yang mestinya harus diterima petani atau telah dipergunakannya faktor-faktor produksi lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen yang merupakan miliknya sendiri.

2.3.3. Efisiensi Usahatani

Suatu usahatani dikatakan berhasil dan efisien jika a dapat menghasilkan cukup penerimaan untuk membayarkan semua modal dan alat yang digunakan, b dapat menghasilkan penerimaan yang dapat digunakan untuk membayar bunga modal milik sendiri atau pinjaman, c dapat membayar upah tenaga kerja petani sebagai pengelola Soekartawi et al.,1986. Efisiensi usahatani dapat diukur dengan nilai RCR Revenue Cost Ratio Hernanto, 1998. Walaupun tidak ada ukuran tertentu untuk nilai RCR ini, pada umumnya dinyatakan jika RCR 1 berarti kegiatan usahatani rugi, jika nilai RCR 1, maka kegiatan usahatani berhasil atau menguntungkan, dan jika RCR = 1 maka kegiatan usahatani impas, tidak untung dan tidak rugi Soekartawi, 2002.

2.4. Kerangka Pemikiran

Sarang burung walet sebenarnya sudah dikenal sejak dahulu sebagai makanan istimewa. Bila selama ini masyarakat mengenali sarang burung sebagai suatu jenis makanan yang berasal dari hasil muntahan air liur burung walet, maka justru hal yang sebaliknya terjadi pada burung walet. Banyak orang tidak mengetahui tentang apa-apa saja yang berkaitan dengan hewan tersebut, seperti asal usulnya, habitatnya, bentuknya, sifat-sifatnya, dan karakteristik makanannya, yang diketahui masyarakat hanyalah burung walet adalah burung liar yang bersarang di tempat-tempat terpencil, seperti di dalam gua. Sarang burung walet ini dibangun pada langit-langit gua yang lokasinya sulit serta membahayakan untuk dicapai manusia. Hasilnya, sarang burung walet yang bisa dipanen dari alam semakin lama semakin berkurang. Sering dengan perkembangan jaman maka sarang burung walet ternyata dapat diusahakan secara buatan dengan membuat gedung atau rumah. Keadaan ini menyebabkan pasaran sarang burung yang awalnya sangat tergantung pada jumlah yang berhasil dikumpulkan pemetik sarang burung walet gua, saat ini secara kontinyu berhasil didapatkan. Mengingat pedagang pengumpul atau eksportir bersedia membeli sarang burung dalam jumlah berapa pun karena harganya yang terus meningkat, terutama di pasaran luar negeri. Tingginya permintaan pasar terhadap produk ini yang sebanding pula dengan pentingnya arti sebuah sarang burung walet, yaitu untuk memberikan manfaat bagi kesehatan penggunanya. Perkembangan ini memicu pengusaha di berbagai daerah pada