g. Penerimaan meliputi hasil produksi yang diambil dari penerimaan kotor atau
harga dikalikan hasil banyaknya sarang burung walet yang dapat dinyatakan dalam rupiah Rp.
h. Pendapatan penangkar sarang burung walet dalam penelitian ini adalah
keseluruhan nilai yang diperoleh dari pengurangan penerimaan dengan total biaya selama satu kali budidaya dan dapat dinyatakan dalam satuan Rupiah.
3.5. Metode Analisis Data 1.
Analisis Deskriptif
Untuk menjawab tujuan yang pertama yaitu menganalisis perkembangan pengusahaan sarang burung walet di Kabupaten Sampang dilakukan dengan
analisis trend, dengan model sebagai berikut : Y =
β +
β
1
X dimana :
Y = Produksi, Jumlah Penangkar Sarang Burung Walet X = Tahun 2005 – 2010
β = Perkembangan rata-rata
2. Efisiensi Ekonomis
Analisis kelayakan usaha digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian usaha dalam menerapkan suatu teknologi. Kelayakan efisiensi usaha
penangkaran sarang burung walet di ukur berdasarkan nilai RCR revenue cost ratio
, yaitu perbandingan antara penerimaan revenue dengan biaya cost Soekartawi, 2002. Persamaan yang digunakan untuk memperoleh nilai RCR
adalah sebagai berikut:
1 Biaya Produksi TC = TVC + TFC 2 Penerimaan
TR = Py x Y
3 Pendapatan π
= TR-TC 4 Kelayakan
RCR = TR TC dimana :
π = Pendapatan penangkar sarang burung walet Rp
Py = Harga sarang walet Rpkg RCR = Revenue-cost ratio
TC = Biaya total Rp TR = Penerimaan total Rp
Y = Jumlah panen sarang burung walet kg
Kaidah Pengujian adalah : Jika nilai RCR 1, dapat dinyatakan bahwa usaha sarang burung walet
efisien dan layak. Jika nilai RCR 1, dapat dinyatakan bahwa usaha sarang burung walet tidak
efisien dan tidak layak. Jika nilai RCR = 1, dapat dinyatakan bahwa usaha sarang burung walet
bersifat impas.
33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Keadaan Umum Kabupaten Sampang
Kabupaten Sampang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Pulau Madura tepatnya pada 113°08’ hingga 113°39’ Bujur Timur dan 06°05’
hingga 07°13’ lintang selatan. Adapun batas wilayah Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara
: Laut Jawa
2. Sebelah Selatan
: Selat Madura
3. Sebelah Barat
: Kabupaten Bangkalan
4. Sebelah Timur
: Kabupaten Pamekasan
Lokasi Kabupaten Sampang berada di sekitar garis khatulistiwa, maka seperti kabupaten lainnya di Madura, wilayah ini mempunyai perubahan iklim
tropis sebanyak 2 jenis setiap tahun, musim kemarau dan musim penghujan. Sedangkan ketinggian dari permukaan laut sekitar 118 meter cenderung
menjadikannya daerah lembab dan basah. Karena didukung oleh lingkungan makro yang sesuai habitat walet maka peluang walet untuk hidup dan berkembang
biak sangat tinggi baik pada walet yang hidup di gua-gua maupun rumah walet. Luas keseluruhan daratan di Kabupaten Sampang adalah 1.228,87 Km
2
habis dibagi menjadi 14 kecamatan dan 186 desakelurahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Luas Daratan di Kabupaten Sampang Tahun 2009 No.
Penggunaan Lahan Luas
Km
2
Persentase
1 Pemukiman
120,26 9,8
Persawahan 206,69
16,8 Pertanian tanah kering
630,24 51,3
Perkebunan 153,99
12,5 2
Kawasan Hutan 6,17
0,5 3
Lain-lain 111,62
9,1
Jumlah 1.228,87
100,00 Sumber : BPS Kab. Sampang 2010.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar luas lahan yang ada di Kabupaten Sampang berupa pertanian tanah kering seluas 630,24
Km
2
atau 51,3 dari luas tanah keseluruhan, sedangkan pemukiman diketahui menempati urutan terbesar keempat dengan luas sebesar 120,26 Km
2
atau 9,8 dari luas daratan keseluruhan di Kabupaten Sampang. Didalam pemukiman
tersebut banyak warga yang sebagian digunakan untuk usaha penangkaran walet atau membuat rumah-rumah walet baik dan biasanya terletak disamping atau
dibelakangi tempat tinggalnya.
4.2. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk
4.2.1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur
Jumlah penduduk di Kabupaten Sampang berdasarkan hasil pencatatan dengan akhir tahun 2009 sebanyak 3821 jiwa, yang terdiri dari 1892 laki-laki dan
1929 wanita. Sedangkan keadaan komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel berikut :