Tabel 12. Rata-rata Biaya Produksi Penangkar Sarang Burung Walet Selama 1 Tahun di Kabupaten Sampang Tahun 2010 n = 35.
Uraian Nilai
Rp Persentase
A. Biaya Tetap
1. Alat Thermohgrometer
2. Kape
3. Senter
4. SWO 2 Sirip
5. Rumah Walet
Jumlah Rp 12.500
3.620 8.500
1.119.143 6.245.000
7.388.763 53,9
B. Biaya Saprodi
1. PW Cair
2. KW3
3. Pestisida
Jumlah Rp 223.857
75.214 255.925
554.996 4,20
C. Biaya Tenaga Kerja
1. Kontrol
2. Penyemprotan Hama dan
Penyakit 3.
Perawatan Rumah Walet 4.
Panen 5.
Keamanan Jumlah Rp
3.140.000 200.000
1.300.000 360.000
720.000 5.720.000
41,90
Biaya Total 13.683.819
100,00 Sumber : Data primer diolah.
Dalam berusaha sebagai penangkar sarang burung walet dibutuhkan tempat atau sarang burung walet, alat-alat pembantu, bahan-bahan dan tenaga
kerja. Kesemuanya kebutuhan perlengkapan ini, merupakan pengeluaran atau biaya, yang bersifat tetap maupun variabel. Biaya tetap terdiri dari rumah walet,
SWO 2 Sirip senter, kape, dan alat thermohgrometer, yang dihitung biayanya berupa biaya penyusutan
Dari tabel diatas dapat diketahui biaya tetap yang dikeluarkan oleh penangkar sarang burung walet di Kabupaten Sampang adalah sebesar
Rp. 7.388.763,- atau 53,9 dari keseluruhan biaya produksi. Hal ini menunjukkan pembelian peralatan atau yang lainnya memiliki masing-masing nilai yang cukup
besar sehingga perlu kecermatan dari penangkar dalam membelinya mengingat semakin besar biaya yang dikeluarkan maka berpengaruh sedikit banyaknya
keuntungan yang diperoleh dari usaha penangkaran walet. Selain biaya tetap, biaya variabel yang dikeluarkan berupa PW Cair, KW3, dan Pestisida. Biaya ini
habis dalam satu kali proses produksi yaitu satu tahun. Perhitungan biaya variabel ini berdasarkan berapa jumlah phisik bahan, dikalikan dengan harga bahan
tersebut. Pengeluaran biaya variabel dalam usaha penangkaran sarang burung walet, nampaknya tidak sebesar biaya tetap yaitu sebesar Rp. 554.996 4,20
dari biaya total. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk pekerjaan-pekerjaan, 10
Kontrak, 2 Penyemprotan hama dan penyakit, 3. Perawatan rumah walet, 4. Panen dan, 5. Untuk menjaga keamanan produksi dari pencurian. Biaya kontrol
yang dikeluarkan sangat besar yaitu Rp. 3.140.000 jika dibandingkan dengan kegiatan yang lain. Kegiatan ini selama satu tahun atau 3 kali panen. Kegiatan
pengontrolan dilaksanakan seminggu 2 kali, untuk melihat keadaan sarang, telur, keadaan burung, kelembaban serta keadaan lingkungan habitat, jangan sampai
rusak atau terganggu. Populasi burung walet juga perlu di kontrol, untuk memperkirakan jumlah yang berproduksi. Begitu pula dengan penyemprotan
hama dan penyakit. Hama yang sering mengganggu adalah tikus dan kecoak. Penyemprotan paling sedikit satu minggu sekali.
Perawatan rumah walet ini perlu dilaksanakan karena mempertontonkan habitat, dan kerusakan, baik didalam, maupun di luar ruangan. Untuk biaya panen
tidak terlalu besar Rp. 360.000, tetapi membutuhkan tenaga yang benar-benar berpengalaman. Demikian pula dengan kegiatan keamanan yang tidak kalah
pentingnya dari kegiatan-kegiatan yang lain. Kegiatan keamanan, memang kelihatannya seperti tidak berarti, tetapi sangat perperan terutama terhadap
keamanan produksi. Total biaya tenaga kerja untuk kegiatan-kegiatan tersebut diatas selama satu tahun sebesar Rp. 5.720.000,- 41,90 dari seluruh total
biaya produksi.
Tabel 13. Rata-rata Penerimaan Penangkar Sarang Burung Walet Selam 1 Tahun di Kabupaten Sampang.
No. Uraian
Satuan RpKg
Keterangan
1. Produksi : a Kualitas Baik 2,19 Kg
b Kualitas Kurang Baik 3,22 Kg 29.000.000
24.000.000 Harga Rp 14.500.000
Harga Rp 8.000.000 2.
Penerimaan 53.000.000
3. Biaya Total
13.683.819 4.
Pendapatan 39.317.191
5. Efisiensi RC
3,87 Berdasar tabel diatas menunjukkan bahwa untuk menentukan efisien usaha
maka perlu perhitungkan terlebih dahulu menghitung penerimaan yang kemudian digunakan untuk mengetahui pendapatan usaha yaitu dengan cara penerimaan
dikurangi biaya total. Sehingga tingkat efisien usaha penangkaran sarang burung walet dilakukan dengan menghitung penerimaan dibagi biaya. Dengan demikian
usaha penangkaran sarang burung walet membutuhkan biaya total sebesar Rp. 13.683.819. Hasil yang diperoleh selama satu tahun dengan tiga kali panen,
adalah rata-rata untuk kwalitas baik, 2,19 kg dan untuk kwalitas kurang baik atau
no.2 adalah sebesar 3,22 kg. Untuk harga per kg, produksi no.1 atau baik, Rp. 14.500.000 per kg, dan untuk no.2 seharga Rp. 8.000.000 per kg.
Berdasarkan data pada tabel.12 maka dengan membandingkan antara penerimaan total sarang burung walet dengan, total biaya, akan menghasilkan
nilai RC = 3,78. Angka RC, ini menunjukkan bahwa usaha penangkaran sarang burung walet sangat efisien dimana apabila kita memperbear biaya produksi
sebesar Rp.1, akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 3,87,-. Dengan demikian layak untuk diusahakan. Selain kelayakan ekonomi, dalam penangkaran
sarang burung walet terdapat perkembangan teknologi yaitu proses refining.
4.6 Pengetahuan Dasar Penangkaran Sarang Burung Walet.
Penangkaran sarang burung walet merupakan paling banyak di Indonesia oleh karena itu penghasil sarang burung walet yang terbesar akan tetapi para
pakar-pakar atau ilmuwan yang sukses sangat sulit untuk memberikan ilmunya kepada orang lain atau dikatakan budaya tutup mulut.
Budaya tutup mulut ini yang sangat merugikan terhadap perkembangan dan pertumbuhan bisnis sarang burung walet dewasa ini. Dalam penelitian ini akan
diuraikan beberapa pengetahuan dasar penangkaran sarang burung walet
4.6.1 Persiapan
Dalam persiapan pembangunan rumah sarang burung walet sudah barang tentu lokasi sudah dipersiapkan dan ukuran rumahnya juga sudah ada.
Rumah kosong yang akan dimasuki burung walet sriti, bila memenuhi beberapa persyaratan yaitu :
1. Lokasi rumah yang tepat.
2. Makro habitat yang baik.
3. Mikro habitat yang baik.
4. Memahami dan mengaplikasikan faktor arus putar terbang burung.
5. Dilaksanakan beberapa faktor kegiatan yang menunjang.
1. Lokasi Rumah
Lokasi rumah burung walet harus tepat. Dengan demikian burung walet kemungkinan besar bisa masuk ke dalam rumah tersebut. Supaya burung
walet bisa masuk kedalam rumah, harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
A. Di daerah tersebut ada populasi burung walet.
Hal ini dapat ditandai dengan : •
Pada jarak radius kurang dari 1 Km. Ada rumah burung walet seriti semakin dekat semakin baik
• Di daerah lokasi yang akan dibangun rumah dilalui oleh arus putar
terbang burung yang akan pulang dari perburuan. •
Daerah lokasi adalah daerah perburuanburung atau merupakan tempat persinggahan, sewaktu burung akan pulang kembali ke
sarangnya. B.
Radius kurang dari 25 Km ada : •
Hutan pohon-pohon yang tinggi •
Sawah ladang padang rumput •
Air sungai rawa laut bendungan