BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan Ambu 2001, dengan judul “The Potential Of
Farming Edible-Nest Swiftlets In Sabah” . Tujuan penelitian adalah
mendeksripsikan perkembangan populasi walet sekaligus mengetahui pendapatan usaha sarang burung walet di Sabah. Dalam penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif, data dikumpulkan dari departemen peternakan serta pengusaha setempat. Hasil penelitian menunjukkan populasi sarang burung
walet menurun dalam kaitan dengan meningkatnya tekanan pemanenan dan perubahan tempat tinggal hutan. Selain itu, diperoleh hasil bahwa pendapatan
pengusaha sarang burung walet buatan selama 5 tahun ada perubahan dikarenakan teknologi yang tepat sehingga dapat memperbesar produksi sarang
burung 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Dasum 2005 dengan judul “Peningkatan Pendapatan Budidaya Sarang Burung Walet di Kabupaten Blora”
sebagai berikut : 1 Teknik pelaksanaan budidaya sarang burung walet di Kabupaten
Blora secara tradisional sarang burung walet dijual tanpa melalui proses refining, sedangkan yang menjual melalui proses refining dengan cara inovasi teknologi
dengan menggunakan bahan kimia H
2
O
2
0,5 dan NaHSO
3
0,5 indicator KMnO
4
; 2 Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi terhadap pendapatan peternak sarang burung walet adalah luas bangunan dan umur bangunan.
6
7
Sedangkan pengalaman dan biaya produksi tidak menunjukkan pengaruh nyata dan 3 Peternak burung walet dengan teknologi refining dengan luas 126,66 m
2
selama 4 bulan sebesar Rp. 52.187.542,- lebih menguntungkan sedang tanpa teknologi refining tradisional dengan luas 126,83 m
2
sebesar Rp. 38.681.666,- 3.
Taufik 2002, meneliti tentang “Strategi Pengembangan Agribisnis Sarang Burung Walet Dalam Menunjang Usaha Kecil
”. Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui usaha agribisnis sarang burung walet di wilayah
Kabupaten Bogor, mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dari lingkungan eksternal dan internal, dan merumuskan alternatif strategi dan
merekomendasikan institusi yang berperan dan terlibat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk memperoleh keunggulan bersaing secara
berkesinambungan, maka Pemerintah Kabupaten Bogor perlu melakukan konsolidasi internal, baik secara institusional kelembagaan maupun individu
dari pelaku usaha, dalam rangka menciptakan kompetensi yang tinggi dalam agribisnis sarang burung walet tersebut. Melalui strategi konsolidasi ini, maka
seluruh sumberdaya yang ada dapat didayagunakan untuk meraih peluang dan mampu menghadapi kendala yang menjadi ancaman.
4. Datsum, 2003. Dalam permintaan biaya dan pendapatan sarang burung walet di
Blora Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel 1