Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA
umumnya di Jawa Timur dan khususnya di Kabupaten Sampang untuk melakukan budidaya sarang burung walet.
Meskipun demikian untuk menekuni usaha sarang burung walet ini tidak semudah yang dibayangkan orang karena dibutuhkan metode-metode yang pasti
agar dapat berhasil dengan baik, yaitu diantaranya mengenai tata cara pembudidayaan hunian burung walet yang benar. Kesemuanya itu diharapkan
mampu meningkatkan pendapatan atas hasil usahanya. Pada dasarnya didalam budidaya sarang burung walet para peternak berusaha untuk meningkatkan
pendapatan keuntungan yang sebesar-besarnya. Peternak sarang burung di daerah Sampang dewasa ini mengalami suatu kemajuan, berupa teknologi baru, yaitu
proses pengolahan sarang burung walet. Secara teori terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pendapatan
sarang burung walet. Akan tetapi, dalam penelitian ini cenderung melihat pada faktor-faktor antara lain biaya produksi, jumlah panen, dan penerimaan usaha
untuk menentukan pendapatan usaha sarang burung walet. Biaya produksi merupakan perhitungan dari biaya yang dikeluarkan dalam budidaya sarang
burung walet diantaranya biaya pakan, biaya obat-obatan termasuk racun pembasmi hama dan biaya peralatan, dengan demikian semakin besar biaya
produksi yang dikeluarkan untuk usaha penangkaran sarang burung walet maka semakin kecil pendapatan yang diterima.
Biaya tenaga kerja, berbeda halnya dengan usaha unggas lainnya terutama dalam segi biaya yang dikeluarkan. Biaya tenaga kerja biasanya dikeluarkan untuk
kontrol, penyemprotan hama dan penyakit, perawatan rumah walet dan panen.
Jadi jelas bahwa semakin tinggi biaya tenaga kerja yang dikeluarkan maka semakin kecil pendapatan yang diterima penangkar sarang burung walet.
Biaya keamanan juga sebagai faktor penting dalam mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh penangkar sarang burung walet. Menggiurkannya
usaha sarang burung walet bukan berarti tanpa risiko, salah satu risiko yang sering mengancam dari usaha ini adalah pencurian. Keamanan harus diperhatikan
mengingat harga sarang walet sangat tinggi bahkan tidak sedikit penangkar walet yang kebobolan dan potensi keuntungan ratusan juta bisa hilang dalam hanya
sekejap. Oleh karenanya diperlukan tambahan tenaga dalam menjaga rumah walet dan secara otomatis menuntut tambahan pengeluaran biaya. Semakin besar biaya
yang dikeluarkan untuk keamanan semakin kecil pendapatan yang diterima. Jumlah panen sarang burung walet merupakan banyaknya hasil sarang burung
walet, maka semakin banyak hasil panen sarang burung walet semakin besar pendapatan yang diterima. Selain itu, ada faktor harga adalah jelas dimana
semakin besar yang dalam hal ini harga jual sarang burung walet maka semakin meningkat pendapatan yang diterima penangkar. Dari kelima faktor tersebut
dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk menentukan penerimaan yang selanjutnya dilakukan pendapatan usaha penangkaran sarang burung walet.
Sedangkan untuk mengukur efisiensi ekonomi dari usaha penangkaran sarang burung walet digunakan pendekatan RCR Revenue Cost Ratio. Setelah
dapat membuat kerangka pemikiran sebagai alur pikir dari penelitian yang dilakukan, selanjutnya diimplementasikan pada suatu kerangka konseptual yang
dapat diilustrasikan pada Gamabr 1. sebagai berikut :
Gambar 1. Bagan Kerangka Konseptual. 2.5.
Hipotesis Penelitian
Berdasar kerangka pemikiran tersebut diatas, langkah selanjutnya adalah membuat hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Diduga penangkaran sarang burung walet ditinjau dari produksi dan jumlah
penangkar di Kabupaten Sampang meningkat. 2.
Diduga tingkat efisiensi ekonomis usaha penangkar sarang burung walet di Kabupaten Sampang menguntungkan.
Biaya Produksi X1
Biaya Tenaga Kerja X2
Biaya Keamanan X3
Penerimaan
Harga Sarang Walet X5
Jumlah Panen X4
Pendapatan Penangkar Sarang Burung Walet
Y