Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013
38
memperhitungkan berbagai
faktor, karakteristik
siswa, karakteristik bidang studi, dan strategi belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran. b. Karakteristik Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013
Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, mengatakan bahwa karakteristik pembelajaran
pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual
tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
Tabel 2.1 Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, Dan Keterampilan
Sikap Pengetahuan
Keterampilan
Menerima Mengingat
Mengamati Menjalankan
Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan
Mencoba Menghayati
Menganalisis Menalar
Mengamalkan Mengevaluasi
Menyaji -
Mencipta Permendikbud No. 65 Tahun 2013
39
Karakteristik proses pembelajaran di SMA MA SMALB SMK MAK Paket C Paket C Kejuruan secara keseluruhan
berbasis mata pelajaran, meskipun pendekatan tematik masih dipertahankan.
Secara umum pendekatan belajar yang dipilih berbasis pada teori tentang taksonomi tujuan pendidikan yang dalam lima
dasawarsa terakhir yang secara umum sudah dikenal luas. Berdasarkan teori taksonomi tersebut capaian pembelajaran dapat
dikelompokkan dalam tiga ranah yakni: ranah kognitif, affektif dan psikomotor. Penerapan teori taksonomi dalam tujuan pendidikan di
berbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengadopsi taksonomi dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah tersebut secara utuhholistik, artinya
pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh
melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
40
c. Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 Hosnan 2014:193-309 menjelaskan mengenai berbagai model
pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum 2013. Model- model pembelajaran yang dimaksud ialah: 1 student centered
learning , 2 active learning, 3 cooperative learning, 4
contextual teaching and learning , 5 discovery learning, 6
problem-based learning , 7 collaborative learning.
Perkembangan teknologi informasi telah menimbulkan perubahan-perubahan yang sangat cepat di segala bidang.
Pendidilan yang menekankan hanya pada proses transfer ilmu yang menguasai ilmu pengetahuan masa lampau, tanpa dapat
mengadaptasinya dengan kebutuhan masa kini dan masa depan. Student centered learning
pembelajaran berpusat pada siswa yang menekankan pada minat, kebutuhan, dan kemampuan
individu, menjanjikan model belajar yang menggali motivasi intrinsik untuk membangun masyarakat yang suka dan selalu
belajar. Student centered learning SCL adalah proses pembelajaran yang tadinya berfokus pada guru menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun
pengetahuan, sikap dan perilaku.
41
Active Learning adalah proses kegiatan mengajar yang subjek
didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga ia betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan
kegiatan belajar. Salah satu cara agar peserta didik aktif adalah dengan membuat kelompok, dengan begitu peserta didik akan
terpancing untuk turut serta dalam segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Active Learning mengharuskan peserta didik
berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan melibatkan diri dalam berbagai jenis kegiatan di mana secara fisik mereka
merupakan bagian dari pembelajaran tersebut. Active Learning mendasarkan pada proses bukan pada hasil.
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.
Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda tinggi, sedang, rendah dan
memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender. Model
pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian
John Dewey 1916 yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar
42
dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi
disekelilingnya. Sehingga CTL dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu dalam
proses belajar mengajar di sekolah. CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang
dipelajarinya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen pembelajaran efektif Nurhadi:2005.
Penemuan discovey merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme.
Model ini menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide- ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran. Pengertian discovery learning
menurut Joreme Bruner adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik
kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman. Pembelajaran
penemuan merupakan
salah satu
model pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan konstruktivis
modern. Pada pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-
43
konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen dengan
memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep- konsep bagi diri mereka sendiri.
Model Problem Based Learning PBL adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada
masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi,
memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai
sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir krisis dan pemecahan masalah
serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, di mana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa
mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah, penggunaannya di dalam tingkat berpikir yang lebih
tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar.
Collaborative Learning atau pembelajaran kolaboratif menurut
Smmith MacGregor 1992 adalah satu istilah untuk suatu jenis pendekatan pendidikan yang meliputi penggabungan karya usaha
intelektual siswa, atau siswa bersama dengan guru. Biasanya,
44
siswa bekerja dalam 2 atau lebih kelompok, saling mencari pemahaman, penyelesaian atau arti, atau membentuk suatu produk
hasil. Collaborative learning menggambarkan suatu perubahan yang signifikan dari pembelajarn yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam collaborative learning
, penekanannya adalah pada diskusi siswa dan keaktifan dalam bekerja dengan materi yang telah disediakan. Belajar
kolaborasi adalah suatu strategi pembelajaran di mana para siswa dengan variasi yang bertingkat bekerja sama dalam kelompok kecil
ke arah satu tujuan. Dalam kelompok ini, para siswa saling membantu antara satu sama lain. Jadi, situasi belajar kolaboratif
ada unsur ketergantungan yang positif untuk mencapai kesuksesan. ;.