Analisis Data PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA

proses belajar yang mandiri dalam lingkungan belajar yang lebih rileks. senang dengan adanya diskusi dan kerja kelompok. Siswa merasa bahwa komunikasi itu penting untuk dapat bertukar pikiran dengan teman dan juga pendamping dari guru yang menuntun mereka pada suatu pemahaman. Dengan adanya komunikasi yang terbuka, siswa merasa pembelajaran menjadi lebih santai dan siswa tidak merasa terlalu tegang sehingga lebih berkonsentrasi dalam belajar. 4 Materi operasi aljabar yang masih dirasa sulit bagi siswa selama pelaksanan pembelajaran dengan model PBL Siswa masih merasa sedikit kesulitan dalam menyelesaikan masalah pada soal-soal yang sudah diberikan, terutama pada materi operasi perkalian dan pembagian bentuk alajabar. Siswa masih kurang teliti dalam melihat bilangan positif dan negatif. 5 Masalah yang diberikan menjadi awal bagi siswa untuk memperoleh suatu pemahaman tentang materi matematika yang lebih baik dengan dikaitkan masalah dalam kehidupan sehari-hari Dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan model PBL, siswa menjadi merasa lebih senang belajar matematika, karena menurut mereka masalah yang sudah diberikan dalam bentuk soal cerita menjadi awal terjadinya proses belajar. Masalah yang diberikan menjadi awal untuk menuntun pada suatu proses belajar yang mandiri dengan kata lain mendapat suatu pemahaman dengan proses belajar yang mandiri bukan semata-mata dari guru. Dengan masalah itu juga siswa menjadi merasa lebih dekat dengan matematika, karena memang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari . Situasi belajar yang demikian menurut siswa menjadi lebih santairileks yang membuat mereka lebih berkonsentrasi untuk belajar berpikir yang lebih kreatif.

3. Analisis Data Hasil Keterlaksanaan pembelajaran model PBL

Hasil pengamatan pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah di siklus I dan siklus II dijelaskan pada tabel 4.15 Tabel 4.15 Hasil Keterlaksanaan Model Pembelajaran PBL di Setiap Aspek pada Siklus I dan Siklus II Pelaksanaan Tindakan Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Siklus I 51,04 62,5 54,16 63,54 59,37 Siklus II 89,06 87,5 87,5 90,62 87,5 Dari hasil data di tabel 4.15 ,dapat di jelaskan hasil dari setiap aspek keterlaksanaan model pembelajaran PBL sebagai berikut: a. Aspek 1: Guru mengorientasikan siswa pada masalah, dimulai dengan penjelasan tujuan pembelajaran dan aktifitas-aktifitas yang akan dilakukan Hasil pengamatan: Guru saat mengorientasikan siswa pada masalah di siklus 1 masih ada kekurangan, hal ini terlihat dari hasil lembar pengamatan observer 1 dan observer 2. Guru masih kurang dalam mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai siswa. Di siklus II, Guru sudah baik dalam mengorientasikan siswa pada masalah, Guru selalu mengawali dengan bercerita tentang manfaat belajar operasi aljabar dalam kehidupan sehari-hari. b. Aspek 2: Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar dalam model pembelajaran berbasis masalah Hasil pengamatan: Guru dalam mengorganisasikan siswa dalam model pembelajaran berbasis masalah di siklus I masih ada kekuranganya, hal ini terlihat dari hasil lembar pengamatan observer 1 dan observer 2. Guru kurang mengajak siswa untuk mengamati soal-soal berbasi masalah. Di siklus 2, Guru sudah lebih baik dalam mengorganisasikan siswa, karena guru selalu mengorganisasikan siswa untuk berdiskusi dengan kelompok masing-masing. c. Aspek 3 : Guru membantu penyelidikan individu dan kelompok Guru dalam membantu penyelidikan individu dan kelompok kepada siswa di siklus 1 masih belum maksimal, hal ini terlihat dari pengamatan observer 1 dan observer 2 yang masih memberikan skor rendah. Di siklus II, guru sudah lebih baik dalam membantu penyelidikan individu dan kelompok, seperti guru selalu membantu siswa dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. d. Aspek 4 : Guru berperan sebagai organisator pameran dari hasil karya pekerjaan siswa agar siswa dapat mengembangkan dan menyajikan hasil karyanya Hasil pengamatan: Guru dalam berperan sebagai organisator masih kurang baik di siklus I, seperti guru kurang mendorong siswa untuk berani mengutarakan pendapatnya mengenai cara yang berbeda dengan temanya. Di siklus II, guru sudah sangat baik dalam berperan sebagai organisator, hal ini terlihat dari guru selalu mendorong siswa untuk berani mengutarakan pendapatnya mengenai cara yang berbeda dengan temanya. e. Aspek 5 : Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah Hasil Pengamatan : Guru dalam menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah di siklus I masih ada kekuranganya, yaitu masih kurang dalam memberikan rangkumankesimpulan dalam akhir pembelajran dan guru sering lupa untuk memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

4. Analisis Nilai Tes Kemampuan Awal Siswa

Tabel 4. 16 Hasil Nilai Tes Kemampuan Awal Siswa No Siswa Nilai TuntasTidak 1 90 Tuntas 2 55 Tidak 3 65 Tidak 4 65 Tidak 5 45 Tidak 6 60 Tidak 7 65 Tidak 8 75 Tuntas 9 70 Tidak 10 75 Tuntas 11 50 Tidak 12 60 Tidak 13 65 Tidak 14 65 Tidak 15 70 Tidak 16 55 Tidak 17 65 Tidak 18 55 Tidak 19 60 Tidak 20 60 Tidak 21 85 Tuntas 22 60 Tidak 23 80 Tuntas 24 65 Tidak 25 80 Tuntas 26 25 Tidak 27 60 Tidak 28 70 Tidak 29 70 Tidak 30 60 Tidak Rata-rata 64.1 Tabel 4.17 Jumlah Siswa Dengan Nilai yang Mencapai KKM Kriteria Jumlah Siswa Tes Awal Presentase Tuntas 8 20 Tidak Tuntas 26 80

5. Analisis Nilai Tes Hasil Belajar Siswa

Tabel 4.18 Analisis Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II No Siswa Nilai Tes Siklus I Tuntas Tidak Nilai Tes Siklus II Tuntas Tidak 1 80 Tuntas 90 Tuntas 2 80 Tuntas 75 Tuntas 3 55 Tidak 85 Tuntas 4 50 Tidak 85 Tuntas 5 70 Tidak 85 Tuntas 6 70 Tidak 100 Tuntas 7 60 Tidak 95 Tuntas 8 65 Tidak 50 Tidak 9 75 Tuntas 85 Tuntas 10 65 Tidak 70 Tidak 11 70 Tidak 80 Tuntas 12 80 Tuntas 100 Tuntas 13 70 Tidak 95 Tuntas 14 70 Tidak 95 Tuntas 15 75 Tuntas 100 Tuntas 16 75 Tuntas 80 Tuntas 17 85 Tuntas 85 Tuntas 18 75 Tuntas 95 Tuntas 19 75 Tuntas 90 Tuntas 20 75 Tuntas 90 Tuntas 21 75 Tuntas 90 Tuntas 22 75 Tuntas 100 Tuntas 23 85 Tuntas 100 Tuntas 24 80 Tuntas 100 Tuntas 25 80 Tuntas 95 Tuntas 26 80 Tuntas 75 Tuntas 27 75 Tuntas 85 Tuntas 28 80 Tuntas 85 Tuntas 29 90 Tuntas 100 Tuntas 30 75 Tuntas 80 Tuntas Rata-rata 73.91 87.66 Berdasarkan data pada tabel 4.18 diperoleh beberapa hasil perhitungan sebagai berikut. Tabel 4.19 Jumlah Siswa Dengan Nilai yang Mencapai KKM Kriteria Jumlah Siswa Siklus I Persen Jumlah Siswa Siklus II Persen Tuntas 20 66,6 28 93,33 Tidak Tuntas 10 33,3 2 6,6 Tabel 4.20 Data skor rata-rata dan standar deviasi yang diperoleh siswa dari tes siklus I dan siklus II Tes Siklus I Siklus II Rata-rata 73,91 87,66 Standar deviasi 8,602 11,43 Tabel 4.21 Hasil Analisis Peningkatan Tes Hasil Belajar Siklus I Siklus II Peningkatan Rata-rata Nilai 73,91 87,66 13,75 Jumlah Siswa yang Mencapai KKM 20 Siswa 28 Siswa 8 Siswa Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM 66,6 93,33 26,73

E. Pembahasan

1. Keterlaksanaan Pembelajaran

Hasil keterlaksanaan pengamatan pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah di siklus II lebih baik dari siklus I. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan observer 1 dan observer 2 yang memberikan skor tinggi pada setiap aspek di siklus II. Aspek 1 yaitu guru mengorientasikan siswa pada masalah hasil persentasenya mengalami peningkatan dari 51,04 di siklus I menjadi 89,06 di siklus II. Aspek 2 yaitu guru mengorganisasikan siswa untuk belajar dalam model pembelajaran PBL, hasil persentasenya mengalami peningkatan dari 62,5 di siklus I menjadi 87,5 di siklus II. Aspek 3 yaitu guru membantu penyelidikan individu dan kelompok, hasil persentasenya mengalami peningkatan dari 54,16 di siklus I menjadi 87,5 di siklus II. Aspek 4 yaitu guru berperan sebagai organisator pameran dari hasil karyapekerjaan siswa, hasil persentasenya mengalami peningkatan dari 63,54 di siklus I menjadi 90,62 di siklus II. Aspek 5 yaitu guru menganalisis dan evaluasi proses pemecahan masalah, hasil persentasenya mengalami peningkatan dari 59,37 di siklus I menjadi 87,5 di siklus II. Dari hasil persentase di setiap aspek tersebut menunjukkan bahwa ketelaksanaan pembelajaran di siklus II lebih baik dari siklus I, hal ini terlihat dari besar persentase di setiap aspek yang menunjukkan lebih tinggi di siklus II dari pada di siklus I.

2. Minat Belajar Siswa Pada Materi Operasi Aljabar

Peningkatan minat siswa dilihat dari hasil lembar kuisioner di siklus I dan siklus II mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat berdasarkan kriteria di setiap aspek yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada aspek 1 tentang ketertarikan siswa dengan model pembelajaran masalah, dilihat dari banyaknya siswa yang berkriteria tinggi mengalami peningkatan dari 80 di siklus I menjadi 90 di siklus II, untuk banyaknya siswa yang berkriteria sangat tinggi mengalami peningkatan dari 0 di siklus I menjadi 10 di siklus II. Pada aspek 2 tentang ketertarikan siswa saat menyelesaiakn soal-soal yang diberiakan oleh guru, dilihat dari banyaknya siswa yang berkriteria tinggi mengalami peningkatan dari 56,6 di siklus I menjadi 96,6 di siklus II, untuk banyaknya siswa yang berkriteria sangat tinggi mengalami peningkatan dari 0 di siklus I menjadi 3,3 di siklus II. Pada aspek 3 tentang pendapat siswa mengenai model pembelajaran berbasis masalah, dilihat dari banyaknya siswa yang berkriteria tinggi mengalami peningkatan dari 60 di siklus I menjadi 63,3 di siklus II, untuk banyaknya siswa yang berkriteria sangat tinggi mengalami peningkatan dari 0 di siklus I menjadi 36,6 di siklus II. Pada aspek 4 tentang dampak dari penerapan model pembelajaran PBL,dilihat dari banyaknya siswa yang berkriteria tinggi mengalami peningkatan dari 33,3 di siklus I menjadi 76,6 di siklus II, untuk banyaknya siswa yang berkriteria sangat tinggi mengalami peningkatan dari 0 di siklus I menjadi 3,3 di siklus II. Berdasarkan data alalisis Kuesioner minat siswa secara keseluruhan pada siklus I yang diperoleh dari siswa, didapat bahwa ST + T + C ≥ 65 dan data alalisis Kuesioner minat siswa di siklus II yang diperoleh dari siswa, yaitu ST + T ≥ 75 . , hal ini menunjukkan Kriteria minat belajar siswa pada siklus I masih cukup dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi tinggi. Dari hasil analisis data minat siswa di siklus I dan siklus II didapatkan bahwa minat siswa mengalami peningkatan dari proses pembelajaran di siklus I dan siklus II.

3. Hasil Belajar Siswa Pada Materi Operasi Aljabar

Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan adanya peningkatan junlah siswa yang tuntas KKM dan niai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II. a. Ketuntasan Secara Klasikal Secara klasikal, hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II. Pada tes akhir siklus I, siswa yang tuntas KKM sebanyak 20 siswa dengan presentase 66,6 . Di tes akhir siklus II yaitu sebanyak 28 siswa yang tuntas KKM dengan presentase 93,3 . Hal ini menunjukkan ada peningkatan siswa yang sudah mencapai KKM hasil tes akhir belajar sebesar 26,73 yaitu dari 6,6 pada siklus 1 menjadi 93,33 pad siklus II. Analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar secara klasikal sudah mencapai target atau standar penelitian tindakan kelas yang ditetapkan dalam penelitian yaitu sekurang-kurangnya 75 siswa yang tuntas KKM. b. Nilai Rata-rata Kelas Dari hasil analisis data hasil belajar di siklus I dan siklus II diperolah besar rata-rata hasil tes akhir di siklus I dan siklus II. Semakin banyak siswa yang tuntas KKM pada siklus II berpengaruh pada nilai rata-rata kelas. Nilai rata-rata kelas pada siklus I yaitu 73,91 dan nilai rata-rata kelas pada siklus II yaitu 87,66. Hal ini menunjukkan ada peningkatan rata-rata hasil tes akhir belajar sebesar 13,75 yaitu dari 73,91 pada siklus 1 menjadi 87,66 pada siklus I. Dari analisis data siklus I dan siklus II didapatkan bahwa nilai rata-rata sudah mencapai target atau standar penelitian tindakan kelas yang ditargetkan dalam penelitian yaitu sebesar 75.

F. Kendala dan Upaya Dalam Pelaksanaan Penelitian

Hasil pengamatan atau observasi awal pada siklus I menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar belum berjalan optimal. Hal tersebut terlihat dari ketuntasan klasikal dan minat siswa yang belum mencapai target panelitian. Pada pelaksanaan siklus I, peneliti kurang mengadakan simulasi yang baik dengan guru matematika, sehingga pelaksanaan dalam pembelajaran dengan model PBL kurang berjalan optimal. Hal ini terlihat dari adanya siswa yang masih kurang termotivasi untuk ikut serta dalam proses pembelajaran dimana beberapa siswa masih diam dan kurang antusias seperti teman-teman yang lainya. Hasil pengamatan atau observasi pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan minat siswa dan hasil belajar siswa. Hal tersebut terlihat dari ketuntasan dan rata-rata nilai di siklus II yang lebih baik dari pada nilai di siklus I. Selain itu pada Minat siswa juga mengalami peningkatan di siklus II. Pada siklus II guru lebih baik dalam menyampaikan materi kepada siswa saat pembelajaran berlangsung, sehingga siswa merasa lebih terbimbing oleh guru. Siswa juga lebih termotivasi, antusias dan leluasa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model PBL. Selain itu, kerjasama yang terbinadalam diskusi kelompok pada siklus II membuat siswa lebih terbantu dalam memahami materi. Semua siswa berperan aktif dalam kelompok , siswa lebih aktif bertanya kepada teman dan berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan temanya dalam satu kelompok. Kendala-kendala yang dialami pada siklus I dapat diatasi dengan baik karena adanya kerja sama yang cukup baik antara guru dengan siswa, sehingga dapat terjalin interaksi yang baik. Interaksi guru dan siswa membuat pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, peneliti dan guru berusaha untuk melakukan perbaika. Upaya-upaya tersebut dilakukan untuk lebih mengoptimalkan proses pembelajaran. Upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu: 1. Mempersiapkan serta merencanakan pelaksanaan pembelajaran dengan sebaik mungkin 2. Guru memberikan pengarahan dan motivasi kepada siswa, agar siswa lebih memperhatikan dalam proses pembelajaran

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP N 29 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 8 26

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA MATERI POKOK HIMPUNAN BAGI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 BALIGE TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 3 23

PENDAHULUAN Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 5

PENDAHULUAN Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 7

Keefektifan model pembelajaran inkuiri ditinjau dari keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Samigaluh pada materi bangun ruang sisi datar tahun ajaran 2014/2015.

0 0 267

Peningkatan hasil belajar dan minat siswa dalam pembelajaran materi operasi aljabar dengan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VIII SMP N 2 Imogiri tahun ajaran 2014/2015.

0 0 222

Korelasi banyaknya latihan soal dan minat dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 2 Imogiri, Bantul tahun ajaran 2014/2015 pokok bahasan operasi aljabar.

0 0 215

Proses pembelajaran matematika dan hasil belajar siswa kelas VIII B di sekolah inklusi SMP Tumbuh Yogyakarta pada materi aljabar tahun ajaran 2013/2014.

0 0 232

Korelasi banyaknya latihan soal dan minat dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 2 Imogiri, Bantul tahun ajaran 2014 2015 pokok bahasan operasi aljabar

0 0 213

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI CAHAYA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 GUNUNGSARI TAHUN AJARAN 20142015

0 0 6