Deskripsi Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum Aktivitas Industri Manufaktur

57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Aktivitas Industri Manufaktur Karakteristik utama industri manufaktur adalah mengolah sumber daya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Aktivitas perusahaan yang tergolong dalam kelompok industry manufaktur mempunyai tiga kegiatan utama yaitu Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal, Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, 2002 : 1. Kegiatan utama untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku 2. Kegiatan pengolahan atau pabrikasi atau perakitan atas bahan baku menjadi bahan jadi 3. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi Ketiga kegiatan utama tersebut harus tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada perusahaan industri manufaktur. Dari segi produk yang dihasilkan, aktivitas industri manufaktur mencakup berbagai jenis usaha antara lain : 1. Aneka industri yang terdiri dari : a. Mesin dan alat berat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 58 b. Otomotif dan komponennya c. Perakitan assembling d. Tekstik dan garmen e. Sepatu dan alas kaki lain f. Kabel g. Barang elektronika 2. Industri barang konsumsi : a. Rokok b. Farmasi c. Kosmetika 3. Industri dasar dan kimia : a. Semen b. Keramik c. Porselen d. Kaca e. Logam f. Kimia g. Plastik dan kemasan h. Pulp dan kertas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 59

4.1.2. Kondisi Industri Manufaktur tahun 2009

Industri manufaktur pada tahun 2009 mengalami banyak hambatan, seperti pasar ekspor yang melemah, persaingan yang ketat di pasar domestik, harga bahan baku yang tinggi, infrastruktur yang tidak memadai. Akibatnya pada tiga kwartal pertama 2009 hampir semua sektor industri manufaktur merosot. Baik industri yang berorientasi ekspor maupun pasar dalam negeri, mengalami penurunan kinerja. Termasuk diantaranya industri otomotif yang pada tahun 2008 merupakan sektor industri pengolahan dengan tingkat pertumbuhan PDB tertinggi. Pada tahun 2009 sektor ini menurun lebih dari 5 padahal pada tahun sebelumnya tumbuh hampir 10. Hanya beberapa sektor yang tetap tumbuh pesat yaitu sektor industri makanan dan minuman yang meningkat sekitar 15. Demikian juga kinerja ekspor sektor industri manufaktur terpuruk karena selama tiga kwartal pertama tahun 2009 turun hampir 20. Kondisi ini sebenarnya sudah diramalkan semenjak akhir tahun 2008 yang lalu, karena krisis finansial global memang sedang berlangsung. Akibatnya pasar ekspor terutama menurun drastis karena permintaan dinegara tujuan ekspor utama menurun drastis. Memasuki kwartal IV, sejalan dengan mulai pulihnya ekonomi dunia maka industri manufaktur juga mulai bergairah kembali. Industri otomotif mampu memacu penjualan dalam tiga bulan terakhir sehingga total Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 60 penjualan tahun 2009 melebihi perkiraan semula yaitu bisa mencapai 480 ribu unit atau turun 20 dari penjualan tahun 2008, padahal diperkirakan penjualan akan turun sampai 30 jika melihat perkembangan dalam paruh pertama 2009. Demikian juga penjualan barang elektronika bisa kembali meningkat dalam tiga bulan terakhir sehingga secara keseluruhan penjualan tahun 2009 melebihi tahun 2009. Sejalan dengan membaiknya ekonomi dunia pada kwartal III 2009, maka ekspor kembali meningkat. Berbagai produk industri manufaktur juga mulai pulih dalam kwartal ke IV sehingga secara keseluruhan kinerja ekspor membaik dibandingkan tiga kwartal pertama 2009. Diperkirakan dengan kecenderungan membaiknya ekonomi dunia maka sektor industri manufaktur akan tumbuh lebih baik pada tahun 2010 dibanding tahun 2009. Apabila pasar ekspor kembali sehat pada tahun 2010 dan pasar domestik masih bisa tumbuh positif karena daya beli masyarakat yang masih berkembang, maka pada tahun 2010 diperkirakan sektor industri manufaktur bisa tumbuh sekitar 5. Indonesian Commercial Newsletter, Outlook Industri Manufaktur Indonesia 2010, Desember 2009, hal 2

4.1.3. Kondisi Industri Manufaktur tahun 2010

Setelah terpuruk pada tahun 2009, sektor industri manufaktur kembali bangkit pada tahun 2010. GDP sektor industri manufaktur pada tahun 2010 sampai tumbuh sebesar 4,48 dibanding tahun 2009. Kenaikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 61 terutama berasal dari sektor industri non migas yang mampu meningkat sebesar 5,09 , sedangkan sektor industri pengolahan migas turun sebesar - 2,31 . Sepanjang tahun 2010, hampir semua sektor industri pengolahan mengalami peningkatan, kecuali industri barang kayu yang menurun. Hal ini disebabkan industri barang dari kayu masih terus menghadapi kesulitan pasok bahan baku karena hutan alam sudah habis diproduksi sementara hutan tanaman industri masih belum berkembang untuk bisa memenuhi kebutuhan industri pengolahannya. Sektor industri alat angkut yang juga sempat terpuruk pada tahun 2009, telah pulih kembali pada tahun 2010 dan mampu meningkat sebesar 10,3 . Kondisi industri alat angkut yang membaik pada tahun 2010 ditunjukkan dengan terjadinya rekor baru penjualan mobil yang menembus 700 ribu unit. Sektor industri pengolahan yang stabil pertumbuhannya selama lima tahun terakhir adalah sektor industri pupuk, kimia dan barang olahan karet. Sektor ini terus tumbuh positif bahkan ketika krisis finansial sedang mencapai puncaknya pada tahun 2009. Dalam lima tahun terakhir industri ini rata-rata tumbuh diatas 4 kecuali tahun 2009 yang hanya tumbuh sebesar 1,6. Permintaan yang kontinyu terhadap pupuk dan harga barang karet yang tinggi membantu mempertahankan tingkat pertumbuhan sektor industri ini. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 62 Industri baja sempat mengalami penurunan yang besar pada tahun 2009, karena pasar dalam negeri yang menyusut akibat menurunnya sektor konstruksi dan properti, juga karena kalah bersaing dengan produk impor. Sementara itu harga baja juga turun akibat turunnya permintaan baja dunia. Namun pada tahun 2010 industri baja mulai bangkit kembali sejalan dengan bergairahnya sektor insutri kostruksi dan properti dan juga meningkatnya permintaan baja dunia semenjak ekonomi dunia beranjak pulih. Akibatnya harga baja pada tahun 2010 telah meningkat kembali. Secara umum pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan menunjukkan kondisi yang membaik pada tahun 2010. Ekonomi dunia yang mulai pulih dari krisis sudah mulai mendorong peningkatan permintaan. Demikian juga ekonomi nasional yang membaik membantu mempertahankan daya beli di pasar domestik. Walaupun persaingan tetap tinggi dengan produk impor tetapi berbagai industri seperti tekstil dan alas kaki ternyata mampu berkembang. Indonesian Commercial Newsletter, Outlook Manufaktur Indonesia 2011, Desember 2010, hal 1 4.2. Deskripsi Data Penelitian 4.2.1.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Insider Ownership, Dispersion Of Ownership,Collaterizable Assets Dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 53 99

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, OUTSIDER OWNERSHIP, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DAN EARNINGS VOLATILITY TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 5 79

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 2 66

Pengaruh Ukuran dan Solvabilitas Perusahaan terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 19

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 9

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 1 2

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 8

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 17

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 2

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, INSIDER OWNERSHIP DAN OUTSIDER OWNERSHIP TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 2 22