Error residual tidak mengalami autokorelasi Ragam dari error residual bersifat homogen homoskedastik

1. Error residual tidak mengalami autokorelasi

Menurut Gujarati 1995: 201, autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu Data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu Data cross sectional. Penyimpangan asumsi model klasik yang pertama adalah adanya autokorelasi dalam model regresi. Artinya adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu. Adanya autokorelasi pada error mengindikasikan bahwa ada satu atau beberapa faktor variabel penting yang mempengaruhi variabel terikat yang tidak dimasukkan kedalam model regresi. Uji autokorelasi yang digunakan adalah Durbin Watson, dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 3.2 : Kriteria Uji Durbin Watson Nilai d Kesimpulan 0 d d L Ada autokorelasi positif d L  d  d U Tidak ada kesimpulan d U d 4-d U Tidak ada autolorelasi 4-d U  d  4-d L Tidak ada kesimpulan 4-d L d 4 Ada autokorelasi negatif Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel Watson dengan jumlah variabel bebas k dan jumlah data n sehingga diketahui d L dan d U maka dapat diperoleh distribusi daerah keputusan ada tidak terjadi autokorelasi.

2. Ragam dari error residual bersifat homogen homoskedastik

Maksud dari ragam bersifat homogen adalah bahwa error memiliki nilai ragam yang sama antara error ke-i dan error ke-j. Bagaimanapun juga, error sebenarnya berupa data. Hanya saja, sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk mengetahui nilainya secara pasti. Oleh karena itu, diperlukan suatu penduga dari data error. Data penduga yang paling tepat adalah data residual. Setiap nilai dari data residual diharapkan memiliki nilai ragam yang mirip. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain berbeda, maka disebut terdapat heteroskedastisitas. Metode regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastistitas. Ghozali, 2001 : 60 Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi Rank Spearman, jika tingkat signifikan p-value lebih besar 5, maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas

3. Tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas X

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Insider Ownership, Dispersion Of Ownership,Collaterizable Assets Dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 53 99

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, OUTSIDER OWNERSHIP, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DAN EARNINGS VOLATILITY TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 5 79

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 2 66

Pengaruh Ukuran dan Solvabilitas Perusahaan terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 19

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 9

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 1 2

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 8

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 17

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 2

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, INSIDER OWNERSHIP DAN OUTSIDER OWNERSHIP TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 2 22