Pengertian Pajak Pajak Penghasilan

13 menggunakan metode nett basis dalam perhitungan biaya PPh pasal 21, akan tetapi setelah tax planning dengan menggunakan metode gross up dan menghasilkan tax saving sebesar Rp 1.612.268. Dengan menyatukan 3 komponen tax planning diatas maka jumlah PPh Badan yang semula besarnya adalah Rp. 31.976.319 dapat diperkecil menjadi sebesar Rp. 30.155.627, sehingga setelah penerapan tax planning PPh Badan tersebut PT.”X” dapat menghemat pengeluaran pajak sebesar Rp. 1.820.392.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH di dalam buku Prof. Dr. Mardiasmo, MBA, Ak 2009:1 menyebutkan bahwa “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan ada yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Menurut Zain 2005:11, bahwa “Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 14 Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani dalam buku Priantara 2012:2 mengungkapkan bahwa “Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum undang-undang dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan“. Dari beberapa definisi pajak yang telah disebutkan oleh beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak dipungut oleh Negara baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang diperuntukkan bagi keperluan umum Pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintah, baik rutin maupun pembangunan.

2.2.2 Pajak Penghasilan

Undang-Undang Pajak Penghasilan PPh mengatur pengenaan Pajak penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau memperoleh penghasilan. Subjek pajak yang yang menerima atau memperoleh penghasilan, dalam Undang-Undang PPh disebut Wajib Pajak. Wajib Pajak dikenai pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak atau dapat pula dikenai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 15 pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak. Mardiasmo 2009:129 Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat dan memberikan konstribusi signifikan kepada penerimaan negara. Konstribusi PPh kepada negara diharapkan semakin meningkat sebagai cerminan kepedulian pihak yang dianggap memiliki penghasilan berlebih oleh Undang-Undang kepada pembiayaan negara. PPh merupakan pajak langsung karena beban pajak ini langsung dipikul oleh penerima atau pemilik penghasilan. Priantara, 2012:179

2.2.3 Pajak Penghasilan Pasal 21