Dampak dilakukan Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21

“Kalau untuk perencanaan pajak mengacu pada UU No.36 tahun 2008 tentang PPh. Tapi tetap tidak mengesampingkan peraturan yang ada di SAK mas, karena sebenarnya UU juga merujuknya ke SAK hanya beberapa poin saja yang tidak sesuai dengan SAK”. Informan : Bapak Wawan Berdasarkan paparan informan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan perencanaan pajak khususnya PPh 21 karyawan dengan metode Gross Up tidak ada peraturan tertulis yang mengatur tentang ini. Kebijakan perencanaan pajak ini melihat dari Undang-Undang PPh pasal 21 yang berisi tentang objek pajak, subjek pajak yang dikenakan, tarif pajak dan aturan-aturan lain yang tertulis di dalamnya yaitu UU PPh No. 36 tahun 2008. Dengan melihat celah-celah yang bisa dimanfaatkan di dalamnya, perusahaan dapat menentukan bagaimana pengelolaan yang tepat dan seefisien mungkin khususnya dalam perencanaan pajak PPh 21 serta tidak melanggar pada koridor hukum yang telah ditentukan.

5.7 Dampak dilakukan Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21

Tujuan utama di dalam melakukan perencanaan pajak ini adalah pasti untuk dapat mengefisiensikan pengeluaran beban pajak sehingga dapat ditimbulkan suatu penghematan pajak. Sesuai dengan mini research question yaitu apakah terdapat pengaruh terhadap beban pajak perusahaan setelah dilakukan perencanaan pajak, maka dapat disimpulkan bahwa ada tax saving penghematan pajak yang dihasilkan setelah dilakukan perencaan pajak khususnya PPh pasal 21 dengan metode Gross Up dimana Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tunjangan yang diberikan pada masing-masing karyawan dapat dibiayakan dan mengurangi laba perusahaan. Besar kecilnya penghematan beban pajak yang dihasilkan tergantung dari pelaksanaan perencanaan pajak itu sendiri sejauh mana perusahaan dapat melihat dan memanfaatkan celah mana yang dapat dilakukan perencanaan pajak. Dari penghematan beban pajak yang ditimbulkan ini, dapat digunakan untuk membiayai beban- beban atau pengeluaran-pengeluaran lain yang dibutuhkan oleh perusahaan. Sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh beberapa informan berikut ini : “Ada pengaruhnya ya itu pasti mas, walaupun sedikit dan nilainya tidak terlalu besar intinya kan terjadi penghematan, kalau menurut filosofi PT. Garam sendiri walaupun sedikit kalau itu diberikan kepada karyawan akan menambah etos kerja, loyalitas dll arahnya ditujukan ke sana daripada kita memberikan ke negara lebih baik diberikan pada karyawan”. Informan : Bapak Galuh “Iya ada penghematan yang cukup signifikan karena tidak kena koreksi pajak, sehingga PPh Badan yang dibayar menjadi lebih kecil dan penghematannya dapat digunakan untuk kesejahteraan karyawan”. Informan : Bapak Wawan Pajak penghasilan juga mempunyai peran bagi para wajib pajak dalam menghemat beban pajak penghasilannya. Karena pajak penghasilan dianggap sebagai beban maka wajib pajak akan selalu berusaha untuk meminimalkan beban pajak yang ditanggungnya selama masih diperkenankan oleh peraturan perpajakan yang berlaku. Untuk lebih jelasnya perbandingan laporan keuangan perusahaan sebelum dan sesudah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dilakukan Tax Planning dan juga manfaat dilakukannya metode Gross Up dapat dilihat sebagai berikut : Gambar 2: Laporan Laba Rugi PT. Garam Persero Sumber : Data Intern PT. Garam Persero Tbk Dapat dilihat dari Laporan Laba Rugi di atas perbandingan antara Net Method dengan Gross Up Method yaitu dengan Net Method Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perusahaan menghasilkan biaya pajak PPh 21 karyawan sebesar Rp. 470.884.575 sedangkan dengan Gross Up Method perusahaan menghasilkan biaya pajak Pph 21 sebesar Rp. 613.806.600. Dengan biaya pajak yang lebih besar dapat mengurangi laba, dan menyebabkan laba rugi perusahaan sebelum pajak menjadi lebih kecil yaitu sebesar Rp. 4.866.138.390 dan Rp. 5.009.060.415 ketika dilakukan Net Method ada selisih sebesar Rp. 142.922.025. Kemudian dalam hal pengenaan PPh Badan perusahaan dengan menggunakan Net Method yaitu sebesar Rp. 2.324.945.763 lebih besar jika dibandingkan dengan menggunakan Gross Up Method yaitu sebesar Rp. 2.140.803.783. Jadi antara sebelum dan sesudah dilakukan perencanaan pajak terdapat perbedaan yang cukup signifikan dan timbul penghematan pajak dari selisih antara sebelum dan sesudah diberlakukan perencanaan pajak yaitu sebesar Rp. 184.141.980.

5.8 Keterbatasan Penelitian