PPh 21 yang dikenakan adalah pada karyawan organik yang sifatnya tetap dan KSWTT Kerja Sama Waktu Tidak Tertentu.
Sedangkan untuk karyawan yang sifatnya harian, mingguan dan borongan ini tidak dikenakan PPh 21 karena pada umumnya digunakan hanya untuk
tenaga bantuan yang pasti jumlahnya banyak dan rata-rata penghasilan mereka di bawah PTKP sehingga tidak dikenakan PPh 21.
5.3 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan Net Method dan
Gross Up Method di PT. Garam Persero Tbk
Menjawab pertanyaan dari mini research question yang telah ditanyakan oleh peneliti, maka dapat dinyatakan bahwa di PT. Garam
Persero telah melakukan dan membandingkan perencanaan pajak PPh 21 karyawan dengan menggunakan Net Method dan Gross Up Method. Net
Method yaitu metode yang pemotongan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21
ditanggung oleh perusahaan pemberi kerja dengan cara membebankan pajak karyawan sebagai beban pajak sedangkan Gross Up Method yaitu
metode pemotongan pajak PPh Pasal 21 dimana perusahaan atau pemberi kerja memberikan tunjangan pajak dengan menggunakan perhitungan
tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah gaji yang diterima oleh karyawan.
Dalam metode Gross Up ini, PPh Pasal 21 yang ditanggung oleh perusahaan dalam bentuk tunjangan akan dimasukkan dalam gaji bruto
karyawan, sehingga akan menambah biaya gaji yang dikeluarkan oleh perusahaan dan metode ini juga tidak dikenai koreksi fiskal karena
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tunjangan merupakan biaya yang dapat dikurangkan dengan Penghasilan Kena Pajak PKP. Jadi, di dalam Net Method karyawan akan menerima
Take Home Pay setelah dikurangi PPh 21 terutang yang ditanggung oleh perusahaan dan akan langsung dipotong oleh perusahaan dari total PKP
sedangkan dalam Gross Up Method karyawan akan diberikan tunjangan sesuai dengan besar PPh 21 terutang dari masing-masing karyawan.
Perusahaan menggunakan perhitungan penentuan tunjangan pajak dengan metode iterasi dalam Ms Excel agar dapat ditentukan jumlah besar
tunjangan yang sama besar dengan PPh 21 terutangnya jadi Take Home Pay yang diterima karyawan yaitu setelah ditambahkan tunjangan pajak
kemudian dikurangi dengan PPh 21 yang dikenakan dari total PKP. Bedanya di sini yaitu pada Net Method tidak diberikan tunjangan pajak
sedangkan Gross Up Method diberlakukan pemberian tunjangan pajak. “Kalau Net Method, Take Home Pay karyawan itu tidak diterima
bersih mas, jadi setelah ketemu PPh 21 terutangnya maka langsung dikurangkan pada gaji karyawannya.”
“Bedanya sama Gross Up Method ya?? Bedanya itu cuma di pemberian tunjangan pajaknya mas, kalo Net Method tidak ada tunjangan
pajaknya”. Informan : Bapak Galuh
Hal ini juga diperkuat dengan yang diungkapkan oleh Bapak Wawan yaitu :
“Dengan Net Method jadi jumlah gaji karyawan dikurangi potongan-potongan dan biaya pajak sampai ketemu nilai pajak
terutangnya, nah nilai ini yang langsung dibiayakan PT. Garam dan menjadi biaya langsung tanpa ada tunjangan”
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
“Untuk perencanaan dengan Gross Up jadi dari perhitungan yang ada di dalam unsur-unsur PPh 21 nanti setelah ketemu PPh 21
terutangnya maka nilai inilah yang kita tunjangkan kepada setiap karyawan yang bersangkutan”
Informan : Bapak Wawan Berikut adalah contoh perhitungan PPh 21 karyawan dengan
menggunakan Net Method dan Gross Up Method : Misalkan karyawan A dengan status K3 lama kerja 12 bulan.
Net Method:
Gaji Pokok Rp. 853.765
Tunjangan natura Rp. 859.552
Tunjangan lainnya Rp. -
Tunjangan transport Rp. -
Tunjangan perjalanan dinas Rp. 2.296.000
Lembur khusus Rp. 950.000
Tunjangan pengobatan Rp. 536.300
Tunjangan jamsostek Rp. 10.160
Tunjangan jabatan Rp. 325.000
Tunjangan pajak Rp. -
Total Tunjangan Rp. 4.977.012
Penghasilan Bruto sebulan Rp. 5.830.777
Penghasilan Bruto setahun Rp. 69.969.324
Biaya Jabatan Rp. 1.296.000
Biaya DHT Rp. 614.711
Penghasilan neto Rp. 68.058.613
PTKP K3 Rp. 18.000.000
PKP Rp. 50.058.613
PPh 21 setahun Rp. 3.755.861
PPh 21 terutang Rp. 312.988
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gross Up Method:
Gaji Pokok Rp. 853.765
Tunjangan natura Rp. 859.552
Tunjangan lainnya Rp. -
Tunjangan transport Rp. -
Tunjangan perjalanan dinas Rp. 2.296.000
Lembur khusus Rp. 950.000
Tunjangan pengobatan Rp. 536.300
Tunjangan jamsostek Rp. 10.160
Tunjangan jabatan Rp. 325.000
Tunjangan pajak Rp. 368.509
Total Tunjangan Rp. 5.345.521
Penghasilan Bruto sebulan Rp. 6.199.286
Penghasilan Bruto setahun Rp. 74.391.432
Biaya Jabatan Rp. 1.296.000
Biaya DHT Rp. 614.711
Penghasilan neto Rp. 72.480.721
PTKP K3 Rp. 18.000.000
PKP Rp. 54.480.721
PPh 21 setahun Rp. 4.422.108
PPh 21 terutang Rp. 368.509
Sumber : Data Intern PT. Garam Persero Tbk
Maka jurnal untuk mencatat PPh 21 terutang selama setahun tiap karyawan adalah :
1. Net Method
Beban Gaji Rp. 69.969.324
Beban PPh 21 Rp. 3.755.861
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kas Rp. 69.969.324
Hutang PPh 21 Rp. 3.755.861
2. Gross Up Method
Beban Gaji Rp. 74.391.432
Tunjangan PPh 21 Rp. 4.422.108
Kas Rp. 74.391.432
Hutang PPh 21 Rp. 4.422.108
Jika perusahaan menerapkan Net Method maka perusahaan harus menanggung langsung biaya PPh Pasal 21 terutang karyawan tersebut
sebesar Rp 3.755.861 setahun
sedangkan jika dibandingkan dengan Gross Up Method maka perusahaan akan menanggung biaya PPh Pasal 21
terutang karyawan tersebut sebesar Rp. 4.422.108 dan jika dilihat dari tingkat Take Home Pay karyawan yang didapat, pada Net Method Take
Home Pay karyawan yang diterima lebih kecil karena tidak terdapat tunjangan dan langsung dipotong oleh perusahaan untuk membayar PPh
21 terutang dan pada Gross Up Method tingkat Take Home Pay yang diterima karyawan akan lebih besar karena perusahaan memberikan
tunjangan sebesar PPh 21 terutang masing-masing karyawan.
5.4 Pertimbangan Penggunaan Metode Gross Up dalam Perencanaan