Tujuan Perencanaan Pajak Jenis Penelitian

30 manajemen pajak untuk mengelola kewajiban pajaknya agar dapat menghasilkan suatu penghematan beban pajak.

2.2.4.3 Tujuan dan Manfaat Perencanaan Pajak

a. Tujuan Perencanaan Pajak

Menurut Suandy di dalam Arifianto 2009 menyebutkan bahwa jika tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban pajak Tax burden dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan pembuat undang-undang, maka perencanaan pajak di sini sama dengan tax avoidance karena secara hakikat ekonomis keduanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak after tax return karena pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun untuk diinvestasikan kembali.

b. Manfaat Perencanaan pajak

Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari perenncanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut Mardiasmo di dalam Arifianto 2009 manfaat perencanaan bagi Wajib Pajak adalah : 1. Penghematan kas keluar, maksudnya perencanaan pajak dapat menghemat pajak yang merupakan biaya bagi perusahaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 31 2. Mangatur aliran kas cash flow, maksudnya perencanaan pajak dapat mengestimasi kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga dapat menyusun kas secara akurat.

2.2.5 Tahapan Dalam Membuat Perencanaan Pajak

Berikut ini merupakan tahap-tahap dalam perencanaan pajak menurut Suandy di dalam Salvianti 2010 yang bertujuan agar perencanaan pajak dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Tahap-tahap tersebut adalah : a. Menganalisa informasi yang ada analysis of the existing data base. Faktor-faktor yang harus diperhatikan : 1. Fakta yang relevan. 2. Faktor Pajak. 3. Faktor Nonpajak. b. Membuat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya pajak design of one or more possible tax plans. Metode yang harus diterapkan dalam menganalisis dan membandingkan beban pajak maupun pengeluaran lainnya dari suatu perencanaan adalah : 1. Apabila tidak ada rencana pembatasan pajak minimum. 2. Apabila ada rencana pembatasan pajak minimum yang ditetapkan, yang berhasil maupun gagal. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 32 c. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak Evaluating a tax plan. Setelah memilih perencanaan pajak maka perlu evaluasi untuk melihat sejauh mana pelaksanaan perencanaan pajak terhadap beban pajak, perbedaan laba kotor, dan pengeluaran selain pajak atas berbagai alternatif perencanaan. d. Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajak debugging the tax plan. Perbandingan berbagai rencana harus dapat dibuat sebanyak mungkin sesuai dengan bentuk perencanaan pajak yang diinginkan, demi mendapatkan keputusan yang terbaik atas suatu perencaan pajak yang harus sesuai dengan bentuk transaksi dan tujuan operasi. e. Memutakhirkan rencana pajak updating the tax plan. Pemutakhiran dari suatu rencana adalah konsekuensi yang perlu dilakukan sebagaimana dilakukan oleh masyarakat dinamis. Oleh karena itu, harus diperhitungkan setiap perubahan yang terjadi baik dari undang- undang maupun faktor lain yang mempengaruhi perencanaan. Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam melaksanakan perencanaan PPh Badan yaitu : Sari, 2011 1. Memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan. 2. Memaksimalkan biaya fiskal dan meminimalkan biaya yang tidak dapat dikurangkan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 33 3. Pemilihan metode- metode akuntansi. 4. Pemilihan bentuk- bentuk kesejahteraan karyawan.

2.2.6 Penghematan Pajak Tax Saving

Menurut Zain 2005 : 50-51 mendefinisikan bahwa : “Penghematan pajak adalah usaha memperkecil jumlah utang pajak yang tidak termasuk dalam ruang lingkup perpajakan. Sedang penghindaran pajak juga merupakan usaha yang sama dengan cara mengeksploitir celah- celah yang terdapat dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, di mana aparat perpajakan tidak dapat melakukan tindakan apa- apa”. Berkaitan dengan efesiensi untuk menekan harga, pajak merupakan salah satu unsur biaya yang harus diperhitungkan dalam penentuan harga pokok suatu barang atau jasa. Hanya sebagian kecil pengusaha yang berpandangan bahwa pajak merupakan peran serta masyarakat dalam turut membantu negara dalam pembangunan bangsa. Karena itu ada kecenderungan pengusaha akan menekan biaya pajak seminimal mungkin untuk memperoleh efesiensi, sehingga pengusaha akan membuat perencanaan pajak tax planning. Perencanaan pajak tax planning yang baik akan menghemat pajak sehingga dapat menurunkan biaya operasional perusahaan, dan dalam peraktiknya perencanaan tersebut tidak boleh melanggar peraturan-peraturan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 34 perpajakan sehingga pengusaha terhindar dari pengenaan sanksi berupa bunga maupun denda. De Poere, 2008

2.2.7 Pelaksanaan Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21

Metode penghitungan dan pemotongan PPh pasal 21 di dalam buku Priantara 2012:334 menyebutkan ada tiga metode penghitungan yaitu : 1. Gross Method Seluruh PPh 21 menjadi tanggungan pekerja sehingga penghasilan yang diterima pekerja telah dipotong PPh pasal 21. 2. Net Method PPh pasal 21 menjadi tanggungan pemberi kerja sehingga penghasilan yang diterima pekerja tidak dipotong menjadi PPh 21. Metode mencatat tanggungan PPh Pasal 21 sebagai beban operasional dan tidak dapat menjadi pengurang penghasilan bruto dalam rangka menentukan Penghasilan Kena Pajak pemberi kerja karena dianggap seagai kenikmatan. 3. Gross Up Method Artinya pemberi kerja memberikan tunjangan PPh 21 kepada karyawan yang nilainya sama dengan PPh pasal 21 yang dipotong. Metode ini mencatat tanggungan pph pasal 21 sebagai beban operasional fiskal dan dapat menjadi pengurang penghasilan bruto dalam menentukan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 35 penghasilan kena pajak pemberi kerja karena PPh pasal 21 tersebut diberikan dalam bentuk tunjangan yang menambah penghasilan pekerja. Pada Net Method beban PPh 21 tidak dicatat atau diklasifkasi sebagai tunjangan pajak sehingga dapat berimplikasi sebagai pemberian kenikmatan pada pegawai yang tidak dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto dalam menentukan besarnya penghasilan kena pajak pemberi kerja. Pada Gross Up Method beban pph pasal 21 dicatat atau diklasifikasikan sebagai tunjangan pajak sehingga dapat menjadi beban operasional fiskal atau dapat menjadi pengurang penghasilan bruto dalam menentukan besarnya penghasilan kena pajak pemberi kerja. Net Method Gross Up dapat digambarkan sebagai berikut : Penghasilan Y Tunjangan PPh misalkan 5000 Total penghasilan bruto Y + 5000 Pengurang penghasilan bruto X Penghasilan neto Z = Y + 5000 - X PTKP A Penghasilan kena pajak B = Z-A PPh terutang = tarif pph x B 5000 Dengan demikian Gross Up Method dapat diartikan jumlah tunjangan pajak sama besar dengan jumlah PPh yang terutang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 36 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana peneliti memerlukan interaksi dan pendekatan secara formal maupun nonformal untuk dapat memahami serta menemukan suatu realita pada objek yang diteliti. Dengan metode kualitatif ini, peneliti dapat mengetahui bagaimana penerapan suatu perencanaan pajak di PT. Garam Persero Tbk khususnya dalam pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap karyawan yang dihitung dengan menggunakan metode Gross Up yaitu pajak atas penghasilan karyawan yang dipotong dari gaji bersih karyawan yang telah ditambahkan tunjangan pajak yang jumlahnya sama besar, serta bagaimana dampaknya terhadap penghematan beban pajak yang dapat dihasilkan. Menurut Sugiyono 2005 pengertian penelitian kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, kualitatif, hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jenis penelitian dengan kualitatif ini membutuhkan pengamatan dan hubungan-hubungan personal yang dibangun oleh peneliti dengan objek yang diteliti untuk dapat memahami suatu permasalahan yang ada serta menghasilkan suatu temuan-temuan. Pengumpulan dan analisis data deskriptif berupa tulisan, ungkapan lisan dan perilaku dari objek yang diamati merupakan tujuan utama dari penelitian kualitatif. Menurut Yuhertiana, 2009:7 ada beberapa gambaran umum yang perlu diketahui dalam penelitian kualitatif yaitu : a. Desain Penelitian. Desain penelitian sifatnya umum, fleksibel dan selalu berkembang di lapangan. Oleh karena itu, usulan penelitian proposal bersifat : 1. Singkat. 2. Sedikit mencantumkan literatur. 3. Pendekatan secara umum. 4. Tidak ada hipotesa awal. b. Fokus penelitian sering ditulis setelah ada data yang terkumpul di lapangan. c. Tujuan Penelitian. Penelitian kualitatif menekankan untuk memahami dan mencari makna sebuah realita sosial verstehen, mengembangkan teori: teori dasar, teori yang diangkat dari lapangan grounded theory, menggambarkan realitas yang kompleks. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Teknik penelitian menggunakan observasi mendalam kebanyakan peneliti terlibat langsung observasi partisipan, melakukan wawancara bebas dengan pedoman pertanyaan yang sifatnya terbuka. e. Instrumen penelitian yaitu alat utama untuk memperoleh data capturing data adalah peneliti sendiri human instrument, catatan, tape recorder, dokumen, dan lain-lain. f. Data berupa tulisan narasi yang deskriptif, catatan pribadi, catatan lapangan, ucapan-ucapan responden, gambar, simbol, dan lain-lain. g. Sampel atau dikenal sebagai informan tidak representatif secara kuantitatif, tetapi representatif secara kualitatif berdasar sumber dan kecil. Sampel adalah purposif karena sudah ditentukan lebih dahulu siapa-siapa yang akan ditanya tidak ada kaitannya dengan jumlah, tetapi lebih terkait dengan relevansi dan peran informan terhadap topik dan permasalahan penelitian. h. Analisis dilakukan secara terus-menerus sejak awal hingga akhir penelitian. Bahkan di awal penelitian, saat melakukan observasi awal peneliti kualitataif sudah perlu melakukan refleksi dan interpretasi untuk memaknai gejala-gejala permasalahan yang muncul di lapangan. Proses analisis dimulai dengan berpijak pada gejala-gejala atas realita sosial di lapangan, menghubungkan dengan gejala atau tema lain yang dilakukan dengan logika berpikir induktif. Tujuan proses refleksi ini adalah mencari model, pola maupun tema. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. i. Hubungan baik dengan responden adalah akrab, peneliti tidak boleh mengambil jarak karena tujuannya adaah untuk memahami diri informan sebagaimana dia apa adanya. Oleh karena itu perlu lebih berempati dan menganggap sama dengan responden hubungan yang empatetik. j. Jenis penelitian kualitatif menurut Muhadjir dalam Yuhertiana 2009 seperti interpretif grounded research, ethnometodologi, paradigma naturalistik, interaksi simbolik, semiotik, heuristik, hermeneutik, atau holistik, yang kesemuanya itu tercakup dalam klasifikasi metodologi penelitian postpositivisme phenomenologik interpretif. Penelitian kualitatif membutuhkan kepekaan dan rasa empati yang lebih dari peneliti untuk memahami suatu realita sosial. Sama halnya dengan penelitian kuantitatif yang langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan observasi untuk mendeteksi keberadaan sebuah permasalahan. Namun berbeda dengan penelitian kuantitatif yang proses penelitiannya bersifat linier maka penelitian kualitatif bersifat sirkuler.

3.2 Ketertarikan Penelitian