4.7 Produk Perusahaan
a. Garam Bahan Baku
Garam bahan baku digunakan untuk garam industri dan garam olahan. Ada empat kualitas garam bahan baku yaitu :
1. Garam kualitas Premium Non-Medium.
2. Garam kualitas PS Non-Medium.
3. Garam kualitas P Non-Medium.
4. Garam kualitas M Non-Medium.
b. Garam Olahan
1. Garam Lososa
Garam lososa baik digunakan dikomsumsi bagi orang yang mempunyai kecenderungan hipertensi maupun untuk
mencegah, karena garam lososa diproduksi dengan kandungan natrium yang rendah sehingga aman untuk kesehatan.
2. Garam Maduro
Garam maduro adalah garam yang mempunyai kemurnian tinggi hight grade yang diolah dengan teknologi refinery, sangat
baik dan cocok untuk digunakan bagi orang yang kecenderungan darah rendah.
3. Garam Segitiga “G”
Garam merek segitiga “G” adalah garam konsumsi yang diproduksi dengan menggunakan bahan baku lokal pilihan yang
mempunyai kualitas baik.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
69
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Perencanaan Pajak di PT. Garam Persero Tbk
Secara umum perencanaan pajak dapat didefinisikan sebagai pengelolaan perusahaan agar pemenuhan kewajiban perpajakan dapat
dilakukan dengan benar dan baik, dengan jumlah pajak yang dapat ditekan seminimal mungkin untuk mendapatkan laba dan likuiditas yang
diharapkan. Perencanaan pajak tax planning yang baik akan menghemat pajak sehingga dapat menurunkan biaya operasional perusahaan, dan
dalam peraktiknya perencanaan tersebut tidak boleh melanggar peraturan- peraturan perpajakan sehingga pengusaha terhindar dari pengenaan sanksi
berupa bunga maupun denda. Sesuai dengan main research question pada desain penelitian yang
pertama maka dapat diambil kesimpulan bahwa di PT. Garam Persero telah melakukan perencanaan pajak khususnya dalam hal ini perencanaan
pajak yang dilakukan oleh PT. Garam Persero yaitu perencanaan pajak atas PPh 21 karyawan. Ini dibuktikan dengan hasil wawancara yang telah
dilakukan oleh peneliti dengan informan kunci yaitu Bapak Galuh yang menjabat sebagai Kepala Seksi Pajak dan Pelaporan dan beberapa
informan lainnya. Berikut kutipan wawancara dengan narasumber :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
“Iya mas melakukan, kalau terkait dengan ini adalah tentang PPh pasal 21 karyawan”
Informan : Bapak Galuh Dan telah diungkapkan juga oleh Bapak Wawan yang merupakan
staf dari Seksi Anggaran dan Verifikasi, yaitu : “Iya melakukan perencanaan pajak yaitu PPh 21”
Informan : Bapak Wawan Pada mini research question juga menanyakan kebijakan-kebijakan
apa saja yang dilakukan dalam melakukan perencanaan pajak khususnya dalam PPh pasal 21. PT. Garam Persero melakukan kebijakan untuk
perhitungan PPh pasal 21 tiap karyawannya menggunakan metode Gross Up. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari beberapa informan yaitu sebagai
berikut : “Kalau tax planning mengenai PPh 21 kita memilih menggunakan
metode Gross Up mas yang diberlakukan sejak tahun 2008” Informan : Bapak Galuh
Kemudian sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Galuh, hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Wawan yaitu:
“Sampai saat ini PT. Garam melakukan perencanaan PPh 21nya dengan metode Gross Up, yang sebelumnya masih menggunakan sistem
pembiayaan yang biasa disebut Net Method, itu sebelum tahun 2008”. Informan : Bapak Wawan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Perusahaan dalam hal ini adalah PT. Garam Persero melakukan kebijakan perencanaan perpajakan sampai saat ini adalah mengenai PPh 21
karyawan dengan Gross Up Method pada tahun 2008 yang sebelumnya menggunakan sistem pembiayaan yaitu Net method. Pada Gross Up
Method tunjangan yang diberikan kepada masing-masing karyawan merupakan biaya yang dapat digunakan dan dibebankan dalam
penghematan pajak perusahaan.
5.2 Pelaksanaan Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 di PT. Garam