Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor Peraturan Bank Indonesia Nomor 32PBI2001 Usaha Mikro World Bank, membagi UKM ke dalam 3 jenis, yaitu: Europa Commission, membagi UKM ke dalam tiga jenis, yaitu:

50 e. berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan

Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat bersekala kecil yang mempunyai kreteria sebagai mana diatur dalam pasal 5 Undang- undang Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha memberikan definisi Usaha Kecil yaitu kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil yang memiliki kriteria sebagaimana dimaksud dalam dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

d. Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1999

Pemerintah menetapkan Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1999 untuk mengakomodir kalangan usaha menengah, dengan memberikan definisi Usaha Menengah adalah entitas usaha dengan aset bersih Rp. 200.000.000 dua ratus juta sampai dengan Rp. 10.000.000.000. sepuluh milyar, termasuk tanah dan bangunan.

e. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor

257MPPKep71997 Di dalam Kemenperrindag 257MPPKep71997, menyebutkan bahwa yang termasuk Industri skala Kecil Menengah IKM adalah usaha dengan nilai investasi maksimal Rp. 5.000.000.000 lima milyar, termasuk tanah dan bangunan.

f. Peraturan Bank Indonesia Nomor 32PBI2001

PBI No. 32PBI2001 menyebutkan bahwa kriteria Usaha Kecil UK merujuk pada UU No. 91995. 51 g. Peraturan Bank Indonesia Nomor 739PBI2005 tentang Pemberian Bantuan Teknis dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 1 angka 2 Peraturan BI 739PBI2005 memberikan kriteria terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagai berikut :

a. Usaha Mikro

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia, secara individu atau tergabung dalam koperasi dan memiliki hasil penjualan secara individu paling banyak Rp 100.000.000,00 seratus juta Rupiah per tahun.

b. Usaha Kecil

Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria sebagai berikut : a memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah; c milik Warga Negara Indonesia; d berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha Menengah atau usaha Besar; e berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi; 3 Usaha Menengah Usaha Menengah adalah usaha dengan kriteria sebagai berikut : a memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; b milik warga negara Indonesia; 52 c berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha besar; d berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, Adanya berbagai macam penetapan definisi mengenai UKM di atas membawa berbagai konsekuensi yang strategis. Definisi merupakan konsensus terhadap entitas UKM sebagai dasar formulasi kebijakan yang akan diambil, sehingga paling tidak, ada dua tujuan adannya definisi yang jelas mengenai UKM, yaitu pertama, untuk tujuan administratif dua pengaturan; serta kedua, tujuan yang berkaitan dengan pembinaan German Agency Far Technical Cooperation, 2002. Tujuan pertama berkaitan dengan ketentuan yang mengharuskan suatu perusahaan memenuhi kewajibannya, seperti membayar pajak, melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta mematuhi ketentuan ketenagekerjaan seperti keamanan dan hak pekerja lainnya. Sementara tujuan kedua lebih pada pembuatan kebijakan yang terarah seperti upaya pembinaan, peningkatan kemampuan teknis, serta kebijakan pembiayaan untuk UKM. Meskipun perbedaan-perbedaan ini bisa dipahami dari segi tujuan masing- masing lembaga, namun kalangan yang terlibat dengan kelompok UKM seperti pembuat kebijakan, konsultan, dan para pengambil keputusan akan menghadapi kesulitan dalam melaksanakan tugasnya. Seperti halnya, kesulitan dalam mendata yang akurat dan konsisten, mengukur sumbangan UKM bagi perekonomian, dan merancang regulasikebijakan yang fokus dan terarah. Oleh karena itulah, upaya untuk membuat kriteria yang lebih relevan dengan kondisi saat ini yang universal di seluruh Indonesia perlu dilakukan.

2. Di berbagai Negara dan Organisasi Internasional

Dalam kajian komparasi atau penelitian perbandingan hukum ini salah satunya mengenai definisi UKM yang ternyata tidak hanya rancu di Indonesia, pada tingkat internasional pun ada banyak definisi yang digunakan untuk 53 UKM. Demikian juga banyak negara yang tidak memiliki definisi yang sama. Berikut ini dapat dilihat definisi UKM pada tingkat internasional.

a. World Bank, membagi UKM ke dalam 3 jenis, yaitu:

a. Medium enterprise, dengan kriteria: 1 jumlah karyawan maksimal 300 orang; 2 pendapatan setahun hingga sejumlah 15 juta, dan; 3 jumlah aset hingga sejumlah 15 juta. b. Small enterprise, dengan kriteria: 1 jumlah karyawan kurang dari 30 orang, 2 pendapatan setahun tidak melebihi 3 juta, dan 3 jumlah aset tidak melebihi 3 juta. c. Micro enterprise, dengan kriteria: 1 jumlah karyawan kurang dari 10 orang, 2 pendapatan setahun tidak melebihi 100 ribu, dan 3 jumlah aset tidak melebihi 100 ribu.

b. Europa Commission, membagi UKM ke dalam tiga jenis, yaitu:

a. Medium-sized enterprise, dengan kriteria: 1 jumlah karyawan kurang dari 250 orang, 2 pendapatan setahun tidak melebihi 50 juta sebanding dengan 58,5 juta, dan 3 jumlah aset tidak melebihi 43 juta sebanding dengan 50.3 juta. b. Small-sized enterprise, dengan kriteria: 1 jumlah karyawan kurang dari 50 orang; 2 pendapatan setahun tidak melebihi 10 juta sebanding dengan 11,7 juta, dan; 3 jumlah aset tidak melebihi 13 juta sebanding dengan 15,2 juta. c Micro-sized enterprise, dengan kriteria: 1 jumlah karyawan kurang dari 10 juta orang; 2 pendapatan setahun tidak melebihi 2 juta sebanding dengan 2,3 juta, dan; 3 jumlah aset tidak melebihi 2 juta. 54 Di samping itu, usaha tersebut harus memenuhi kriteria independensi. Usaha yang independen berarti usaha yang modal atau hak votingnya sebesar 25 atau lebih baik dimiliki oleh satu perusahaan atau beberapa perusahaan secara bersama-sama.

c. Singapura mendefinisikan UKM sebagai usaha yang memiliki minimal 30