Ketentuan Umum POKOK-POKOK MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG

81 5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3718; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3743; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor

82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737;

8. Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah 9. Keputusan Presiden Nomor 127 Tahun 2001 tentang BidangJenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan BidangJenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah Atau Besar Dengan Syarat Kemitraan Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 152; 10. Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah; 11. Peraturan Menteri Negara BUMN Per-05MBU2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lilngkungan; 12. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2001 Tentang Kewenangan Daerah Kota Bandung sebagai Daerah Otonom Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2001 Nomor 02; 13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Usaha Industri, Ijin Usaha Perdagangan, Wajib Daftar Perusahaan dan Tanda Daftar Gudang Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun ... Nomor, Tambahan Lembaran Daerah Nomor ...;

5.3 Ketentuan Umum

Dalam praktek di Indonesia, “definition clause” atau “interpretation clause” biasanya disebut dengan Ketentuan Umum. Dengan sebutan demikian, seharusnya, isi yang terkandung di dalamnya tidak hanya terbatas kepada pengertian-pengertian operasional istilah-istilah yang dipakai seperti yang biasa 82 dipraktikkan selama ini. Dalam istilah “Ketentuan Umum” seharusnya termuat pula hal-hal lain yang bersifat umum, seperti pengantar, pembukaan, atau “preambule” peraturan perundang-undangan. Akan tetapi, telah menjadi kelaziman atau kebiasaan sejak dulu bahwa setiap perundang-undangan selalu didahului oleh “Ketentuan Umum” yang berisi pengertian atas istilah-istilah yang dipakai dalam peraturan perundang-undangan yang bersangkutan. Dengan demikian, fungsi ketentuan umum ini persis seperti “definition clause” atau “interpretation clause” yang dikenal di berbagai negara lain. 57 Ketentuan Umum dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Tentang Pengelolaan Usaha Kecil terdiri atas: 1. Daerah adalah Kota Bandung. 2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Bandung. 3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kota Bandung. 4. Walikota adalah Walikota Bandung. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung. 6. Dinas adalah satuan kerja perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan Usaha kecil 7. Pengelolaan usaha kecil adalah upaya terpadu dan sistematis melalui kegiatan perlindungan, pembinaan, pemberdayaan danatau pengembangan terhadap usaha kecil. 8. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan danatau badan usaha yang memiliki modal di bawah Rp.200.000.000 dua ratus juta rupiah. 9. Usaha perorangan adalah usaha kecil yang tidak berbadan usaha. 10. Badan usaha adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum, badan usaha milik negara danatau badan usaha milik daerah. 11. Perlindungan usaha kecil adalah upaya yang dilakukan Pemerintah danatau Pemerintah Daerah guna menjaga keberlangsungan usaha kecil 57 Jimly Asshiddiqie, Perihal Undang-Undang, Konstitusi Press, Jakarta, 2006, hlm. 179. 83 12. Pembinaan Usaha Kecil adalah segala upaya yang diberikan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat agar usaha kecil dapat berusaha dan memperoleh hasil yang maksimal. 13. Pemberdayaan usaha kecil adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar dapat menjadi usaha yang tangguh dan mandiri 14. Pengembangan usaha kecil adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat agar usaha kecil mampu berkembang menjadi usaha menengah atau usaha besar. 15. Usaha menengah dan usaha besar adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan usaha kecil. 16. Iklim usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah berupa penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan di berbagai aspek kehidupan ekonomi agar usaha kecil memperoleh kepastian kesempatan yang sama dan dukungan berusaha yang seluas-luasnya sehingga berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. 17. Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat melalui lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, atau lembaga lain dalam rangka mengembangkan dan memperkuat permodalan usaha kecil. 18. Orang adalah orang perorang, kelompok orang danatau badan hukum. 19. Masyarakat adalah pihak-pihak yang memiliki kepedulian danatau tujuan atau kegiatannya bergerak di bidang pengelolaan usaha kecil yang terdiri dari unsur-unsur perguruan tinggi, PKBL , Lembaga Swadaya Masyarakat, asosiasi. 84

5.4 Materi yang Diatur