8 perlu adanya suatu political will dari pemerintah daerah guna melakukan upaya
perlindungan, pengembangan, pembinaan dan pemberdayan usaha kecil. Berdasarkan pemikiran tersebut, perlu dilakukan pengkajian mengenai
perlindungan usaha kecil di Kota Bandung. Urgensi ini semakin kuat karena hingga saat ini belum ada peraturan daerah perda Kota Bandung yang secara
khusus mengatur mengenai hal tersebut secara komprehensif, tidak sekedar melihat dari sisi ekonomi tapi juga sisi politik, pemerintahan, dan sosial-budaya.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, secara umum Usaha Kecil dan Menengah UKM menghadapi 3 tiga permasalahan utama, yaitu dari
aspek finansial, organisasi manajemen nonfinansial dan aspek regulasi. Ketiga aspek tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Aspek Finansial
Masalah yang termasuk dalam masalah finansial di antaranya adalah Urata, 2000:
a. kurangnya kesesuain terjadinya mismatch antara dana yang tersedia yang dapat diakses oleh UKM;
b. tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UKM; c. biaya transaksi yang tinggi, yang disebabkan oleh prosedur kredit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit yang dikucurkan kecil;
d. kurangnya akses ke sumber dana yang formal, baik disebabkan oleh ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai; e. bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi;
f. banyak UKM yang belum bankable, baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial;
9
2. Aspek Organisasi Manajemen Aspek Nonfinansial
Sedangkan termasuk dalam masalah organisasi manajemen non-finansial di antaranya adalah :
a. kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan; b.
kurangnya pengetahuan akan pemasaran, yang disebabkan oleb terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh UKM mengenai pasar,
selain karena ketetbatasan kemampuan UKM untuk roonyediakanproduk jasa yang sesuai dengan keinginan pasar;
c. keterbatasan sumber daya manusia SDM secara kurangnya sumber daya untuk mengembangkan SDM;
d. kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi. Di samping dua permasalahan utama di atas, UKM juga menghadapi
permasalahan linkage dengan perusahaan serta ekspor. Permasalahan yang terkait dengan linkage antar perusahaan di antaranya sebagai berikut :
a. Industri pendukung yang lemah; b. UKM yang memanfaatkanmenggunakan sistem duster dalam bisnis
belum banyak.
Sedangkan permasalahan yang terkait dengan ekspor di antaranya sebagai berikut:
a. kurangnya informasi mengenai pasar ekspor yang dapat dimanfaatkan; b. kurangnya lembaga yang dapat membantu mengembangkan ekspor;
c. sulitnya mendapatkan sumber dana untuk ekspor; d. Pengurusan dokumen yang diperlukan untuk ekspor yang birokratis.
Beberapa hal yang ditengarai menjadi faktor penyebab permasalahan- permasalahan di atas adalah: pelaksanaan undang-undang dan peraturan
yang berkaitan dengan UKM, termasuk masalah perpajakan yang belum memadai; masih terjadinya mismatch antara fasilitas yang disediakan oleh
pemerintah dan kebutuhan UKM; serta kurangnya linkage antar UKM sendiri atau antara UKM dengan industri yang lebih besar Urata, 2000. Hal ini
10 tentunya membutuhkan penanganan yang serius serta terkait erat dengan
kebijakan pemerintah yang dibuat untuk mengembangkan UKM.
3. Aspek Regulasi