40 profesi sejenis lainnya sebagai lembaga penunjang pengembangan usaha
kecil dan sektor informal.
2. Prioritas Kelompok Sasaran
Pada hampir semua sektor-sektor ekonomi terdapat sektor informal, seperti perdagangan, jasa, industri manufaktur, pertanian, bangunan dan
transportasi. Di sektor industri manufaktur, sektor informal mencakup mulai dari industri kecil 1 dan industri rumah tangga hingga unit paling kecil yakni
self-employment. Di sektor perdagangan, sektor informal mencakup pemilik toko kecil atau warung hingga pedagang asongan. Di sektor jasa, mencakup
bengkel sepeda dan alat-alat listrik dan toko mesin. Di sektor pertanian, termasuk petani kecil atau buruh tani. Di sektor bangunan, termasuk tukang
yang bekerja sendiri. Sedangkan di sektor angkutan, kegiatan sektor informal mencakup taksi gelap dan ojek.
Usaha kecil mempunyai karakteristik yang hampir seragam. Pertama, tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi.
Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja
dari keluarga dan kerabat dekatnya. Kedua, rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit
formal sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga, kerabat,
pedagang perantara, bahkan rentenir. Ketiga, sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum dipunyainya status
badan hukum. Keempat, dilihat menurut golongan industri tampak bahwa hampir sepertiga
bagian dari seluruh industri kecil bergerak pada kelompok usaha industri makanan, minuman dan tembakau, diikuti oleh kelompok industri barang
galian bukan logam, industri tekstil, dan industri kayu, bambu, rotan, rumput dan sejenisnya termasuk perabotan rumahtangga.
41 Secara umum sektor informal dapat dikelompokkan dalam tiga golongan.
Pertama, pekerja yang menjalankan sendiri modalnya yang sangat kecil, misalnya pedagang kaki lima, pedagang asongan, pedagang pasar, dan
pedagang keliling. Sebagian besar pekerja informal tergolong dalam kelompok ini. Meskipun mereka bekerja mandiri, pekerja informal jenis ini
secara ekonomis sangat tergantung pada orang lain, misalnya usahawan lain yang memasok barang dagangan untuk kelangsungan bisnis mereka.
Kedua, pekerja informal yang bekerja pada orang lain. Biasanya mereka bekerja harian. Golongan ini termasuk buruh upahan yang bekerja pada
pengusaha kecil atau pada suatu keluarga dengan perjanjian lisan dengan upah harian atau bulanan. Pembantu rumah tangga dan buruh bangunan
termasuk golongan ini. Ketiga, pemilik suatu usaha yang sangat kecil. Termasuk dalam kelompok ini
para petani kecil dengan mempekerjakan satu atau beberapa buruh tani. Contoh lain adalah pemilik kios kecil dengan mempekerjakan seorang
pembantu.
3. Pemberdayaan dan Kemitraan